34. Honest

14.4K 1.2K 75
                                    

"Kamu inget beberapa bulan yang lalu, aku ke Jepang untuk menghadiri Undangan Mr. Tanaka si Temen baik Papa itu?"

"Iya Kak. Aku ingat. Dulu kalau tidak salah aku sempat kenalan di Rumah. Mr. Tanaka pernah ke Rumah kan?"

"Pernah sekali, Velo. Nah waktu aku ke Jepang, aku beli Kue apa gitu yang isinya cuma ada dua. Mau beli lebih ternyata habis. Aku gak kepikiran untuk beli Kue lainnya dan kamu tahu apa yang Riany lakukan dengan Kue itu?"

"Apa Kak?"

"Riany membaginya menjadi empat bagian. Satu kue dipotong menjadi dua. Dan empat bagian itu satu untuk Ameerah, satu untuk Aaryan, dan satu untuk Austin."

"Lalu setengah bagian lagi?"

"Dibagi tiga lagi, Velo. Pasti kamu berpikir masalah pembagian Kue saja terlihat rumit seperti itu. Padahal sebenarnya tidak, Avelo. Ini semua hanya masalah keadilan saja. Riany dan aku sudah pernah membincangkan hal ini dan kami sepakat serumit apapun kami akan tetap adil se adil-adilnya. Memiliki banyak anak memang seperti itu. Aku yang tiga saja rumit apalagi kamu yang lima."

"Setidaknya dua anak Kembar Sulung ku sudah dewasa dan satu diantara mereka sudah berbahagia dengan Suami dan anak-anaknya, Kak."

"Itu benar. Kamu harus bersyukur dengan satu kenikmatan itu. Tapi masih ada empat yang harus kamu jaga dan pikirkan perasaannya. Apalagi sekarang Istrimu sedang sakit kan?"

"Iya. Aku kasihan sama Alice Kak. Dia sampai masuk ke Rumah Sakit hanya karena memikirkan anak-anak kami yang sebenarnya harusnya tidak seperti ini. Anak-anak kami sedang beranjak dewasa dan mereka butuh bimbingan."

"Sangat membutuhkan tapi lebih kasihan lagi Asten. Dia serasa sendiri tidak memiliki siapapun padahal ada kamu dan Alice yang sangat menyayanginya. Belum lagi Orang Tua Naomi kan?"

Semua kalimat yang diutarakan oleh Aaron seperti menohok diri Avelo.

Selama ini dia selalu berusaha menjadi Ayah yang baik untuk anak-anaknya, Suami yang bertanggung jawab kepada Istrinya, dan Pemimpin yang bisa dipercaya tapi serasa semua itu kurang untuk anak-anak dan Istrinya.

Avelo berpikir apakah dia harus lebih giat lagi untuk berusaha menjadi Lelaki yang tentunya bisa dicontoh untuk Keluarga Kecilnya?

***

"Ujian percobaan nya bagaimana. Kamu bisa gak?"

"Bisa kok Mah, alhamdulillah. Kemarin aku belajar bareng sama Asyiela, Arfa, dan Mario. Berempat saja karena Mama tahu lah Temen-Temen aku yang lain masih belum terima hubungan aku sama Asyiela. Mereka kontra banget, gak tahu kenapa." ujar Asten sembari dia memotong Buah Apel untuk Sang Mama.

Setelah selesai Sekolah memang dia mengantarkan Asyiela terlebih dahulu kemudian mengunjungi Naomi di pemakamannya.

Setelahnya baru ke Rumah Sakit untuk menemani Alice yang sendirian saja.

Avelo sendiri berpamitan sebentar kepada Istrinya untuk melihat Kantor yang selama beberapa hari ini tidak ia urus sama sekali.

Dia memang lebih berfokus untuk kesembuhan dan kesehatan Istrinya.

"Mungkin Pachira suka juga sama kamu. Jadi dia tidak suka." ujar Alice yang berpendapat sejalan dengan pemikiran Asten.

"Iya sih Mah. Tapi kan Sigra, Rain, dan Keysa kenapa ikut memusuhi aku dan Asyiela. Kalaupun aku Pacaran sama Asyiela kan gak salah. Salah nya darimana coba?"

"Iya juga ya. Tapi sudahlah biar saja jangan terlalu dipikirkan. Yang terpenting Asten belajar yang baik di Sekolah. Agar nilainya bagus saat Ujian Nasional nanti. Ada rencana Kuliah dimana?"

Teenager Time (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang