101. M.O.M ( Extra Part IV )

11.5K 994 159
                                    

Asyiela

Lepas dari bulan madu bersama suamiku beberapa bulan lalu, kini rutinitasku kembali ke awal lagi yaitu mempersiapkan semua kebutuhan menjadi seorang Mahasiswi. Ya sekarang aku adalah Asyiela, anak tujuh belas tahun berstatus seorang Mahasiswi bukan Pelajar lagi.

Meskipun masih calon Mahasiswi sih karena baru saja lolos dari tes ujian masuk Perguruan Tinggi dua minggu lalu. Setelah dinyatakan lolos dan diterima di Perguruan Tinggi sesuai dengan jurusan yang ku inginkan, aku pun mengikuti beberapa Technical Meeting di Kampus selama beberapa hari untuk menyimak rangkaian kegiatan apa saja saat berlangsungnya M.O.M. (Masa Orientasi Mahasiswa) atau lebih dikenal dulu dengan nama 'OSPEK'.

By The Way kalau mendengar kata 'OSPEK' yang ada dibayangan setiap calon mahasiswa tidak terkecuali aku pasti tak jauh dari 'Perpeloncoan' alias penyiksaan ala-ala Kakak senior di kampus. Jadi karena kata 'OSPEK' mengerikam di dengar akhirnya Kakak-Kakak BEM senior kampus dengan Ketua Kemahasiswaan sepakat menggantinya menjadi 'M.O.M.' singkatan dari Masa Orientasi Mahasiswa. Unik, lucu juga namanya, tapi tetap saja menyeramkan bukan?

Ahh, aku sudah membayangkan yang tidak - tidak deh sekarang. Belum juga mulai tapi aku udah takut duluan. Bagaimana nanti ini?

"Dek, disuruh apa? Kok sibuk banget?"

Serius mengerjakan Name Tag untuk tanda identitasku dengan menulis nama, Nomer Induk Mahasiswa, Nama Regu, sampai menempel Foto 3X4, tiba-tiba di belakang sosok Ibu muda yang berstatus menjadi Kakak Iparku sekaligus Ibu dari Kaivan, Kiyomi, dan Baby 'A' muncul. Dedek Bayi 'A' baru saja lahir beberapa bulan lalu. Tepatnya sehari, dua hari setelah kepulanganku dan Suami ku dari bulan madu kami.

Wajahnya memang masih pucat mungkin efek pasca kelahiran tapi tetap saja dia cantik, salah satu yang tercantik di Keluarga besar Mebarak. Dia tersenyum lebar ke arahku tapi mimik serius dan ingin tahu nya terlihat jelas sekali.

"Kakak? Aku kaget Kakak dibelakang aku." kejutku karena kehadirannya.

"Sorry, Kakak kepo nih. Kamu lagi bikin apa?" Tanya Kak Rachelta kepadaku. Ku lihat diia sudah ingin merosot dari Sofa bergabung denganku duduk di bawah alias di Tikar Ruang Keluarga. Biasanya di Rumah Mama dan Papa Mertuaku, Ruang Keluarga menjadi tempat paling hangat untuk berkumpul.

"RACHELTA, JANGAN!" teriak seseorang dengan keras memperingatkan Kak Rachel. Orang itu adalah si Om, Suami Kak Rachel yang baru pulang dari tempat kerja. Selama Kak Rachel belum mampu mengurus kebutuhan si kembar dan khususnya Baby 'A', Suami Kak Rachelta selalu pulang lebih awal dari kantor. Kalau dilihat-lihat Kak Rachelta bikin iri ya, Suaminya sibuk sekali tapi perhatian ke Kak Rachel tidak pernah berkurang. Ditambah lagi harus membagi waktu dan perhatian ke anak-anak mereka yang lain. Peran Baby Sitter kalau aku lihat memang ada tapi tidak begitu signifikan sejak si kembar lebih suka berada dalam asuhan Kak Rachelta atau Suaminya.

Mudah-mudah'an kalau aku sama Asten sudah punya anak, Asten bisa sebaik dan seperhatian seperti Om, Suami Kak Rachel. Kentara jelas kalau Om cinta sekali sama Istri dan anak-anaknya. Dulu aku pikir Suami Kak Rachelta biasa-biasa saja, tapi setelah sah menjadi Istri Asten entah kenapa aku baru bisa dengan jelas melihatnya sebagai 'Pria yang sempurna'.

Ku rasa dia laki-laki sempurna karena dia dewasa dan matang. Mungkin bisa ku idolakan setelah Ayah dan Suamiku. Hihihihi Peace.

"Jahitan kamu belum kering betul kan, jangan duduk di bawah lah. Diatas aja." Suami Kak Rachel terlihat sedikit marah karena mendapati Istrinya tidak

"Iya Abang." jawab Kak Rachel sedih. Kakak Iparku itu langsung saja menarik tubuhnya kembali yang sebelumnya ingin duduk bersamaku diatas Tikar menjadi ke Sofa lagi.

Teenager Time (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang