16. Bad Mood (Jealous)

12.4K 1.1K 74
                                    

Selama dua jam berlangsungnya sistem belajar pada jam pertama dan kedua, Asten sering kali menoleh ke kiri karena dia ingin melihat ke arah Kekasihnya yang duduk di sisi kirinya.

Mereka hanya berbeda Meja dan terbatas oleh satu orang saja.

Asyiela memang duduk satu Meja dengan Arfa.

Sedangkan Pachira dengan Keysa dan Asten bersama Raindra.

"Lo ngapain liat sini terus?" bisik Arfa kepada Asten.

Sedari tadi Arfa melihati Asten yang gemar menoleh ke kiri tempat dimana dia sedang duduk.

Sedangkan di sebelah Asten, Asyiela tetap fokus menyimak pelajaran yang diberikan oleh Bu Fianti, Guru Kimia yang sudah setengah baya.

"Enggak. Gak papa." Asten menjawab pertanyaan Arfa dengan berbisik-bisik juga.

Karena Asten menjawab tidak ada yang salah dengan, Arfa pun kembali fokus ke depan memperhatikan Bu Fianti yang sedang menerangkan.

Tapi entahlah Asten merasa tidak tenang memikirkan keadaan Asyiela apalagi tadi dia sempat jatuh sebelum masuk Kelas.

Setelah selesai Mata Pelajaran Kimia, Bel istirahat pun terdengar.

Seluruh Siswa berhambur keluar Kelas. Ada yang ke Kantin, ada yang bermain Bola, ada yang ingin di Kelas saja, ada juga yang ingin ke Perpustakan seperti kebiasaan yang sering dilakukan oleh Asyila.

Begitu Bel terdengar, Pachira berdiri dari Bangkunya lalu berjalan ke depan menghampiri Asten.

Gadis itu meraih Lengan Asten, melingkarinya seperti kebiasaan yang sering dia lakukan selama ini.

"Asten, yuk ke Kantin." belum Asten sempat menjawab, Gadis itu menarik dirinya hingga Asten tidak mampu menolak dan akhirnya dia pasrah ditarik oleh Pachira menuju ke Kantin diikuti oleh Teman-Teman yang lain.

Sedangkan di tempat duduknya saat ini, Asyiela hanya bisa melihat ke arah Asten yang hanya pasrah saat diperlakukan seperti itu oleh Pachira.

Gadis itu diam tidak berbuat apapun selain terus melihat hingga bayangan semua Teman-Temannya lenyap tak terlihat di kedua Matanya.

"Syiel, lo gak ke Kantin?" Arfa yang masih berada di Kelas bertanya kepada Asyiela.

Karena Arfa peduli, maka dia memilih tidak langsung pergi mengikuti Teman-Teman nya yang lain dan lebih memilih menunggu Asyiela untuk pergi bersama-sama ke Kantin.

"Lo duluan aja ntar gue nyusul."

"Lo mau kemana? Lo sekarang jarang banget ngumpul sama kita. Jangan menghilang terus Syiel. Gak enak sama yang lain." Arfa memperingatkan.

Anak Laki-Laki itu adalah salah satu Teman terdekat daripada yang lain dengan Asyiela sejak mereka satu Kelas di Kelas di sepuluh.

Arfa sudah menjadi Teman sebangku Asyiela selama tiga tahun. Mereka nyaris seperti Saudara.

"Kalau ada yang pengen lo tahu, gue bisa bantu lo, Asyiela. Gue kan Temen lo." dengan segala keterbatasannya, Arfa selalu menjadi Teman terbaik untuk Asyiela.

Arfa tidak pernah senang jika membiarkan Asyiela sendirian dan merasa sedih.

"Makasih Fa. Tapi gue gak papa kok. Thanks ya."

"Iya. Sekarang ke Kantin ya, kita gabung sama yang lain."

Karena Arfa begitu baik kepada Asyiela, dengan terpaksa Gadis itu mengikuti langkah Arfa menuju ke Kantin.

Dia menguntit di belakang Arfa dengan pikiran yang tidak menentu.

Hatinya selalu was-was takut melihat pemandangan yang selalu dibencinya sejak dulu.

Teenager Time (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang