"Mah, apa Kallen tidak akan bisa berjalan lagi?" ketakutan melanda diri Kallen saat ini.

Memang di Kaki lah tempat yang paling parah diantara semua anggota badan lainnya. 

"Kenapa bertanya seperti itu?" Alice yang mendengar menjadi was-was sendiri meski Ramsey sudah memberitahu dirinya jika Kallen akan sembuh dan bisa berjalan normal dua sampai tiga bulan lagi.

"Kaki ku sakit. Aku tidak bisa menggerakkannya." ujar Kallen penuh dengan kekhawatiran.

Pernyataan ketakutan itu membuat Avelo yang sebelumnya berkonsentrasi mengupas Apel untuk putranya menjadi berhenti menggerakkan Pisau itu.

Avelo pun meletakkan Pisau dan Apel di atas Piring kemudian berjalan menuju ke dekat Kallen.

Tubuh gagah itu merunduk untuk menggapai diri Kallen lebih dekat. Sebuah kecupan hangat diberikan Avelo di Puncak Kepala Putranya.

Selama ini memang Avelo maupun Alice tidak pernah segan mencium anak-anak mereka padahal kelima anaknya sudah besar bukan anak kecil lagi.

"Kak Ramsey bilang sama Papa dan Mama kalau Kaki Kallen akan sembuh. Memang cukup lama dua sampai tiga bulan lagi tapi itu tidak masalah. Kamu harus bersabar ya?" ucap Avelo memberi pengertian putranya.

"Lalu bagaimana dengan Ujian sekolah ku Pah?" 

"Kan Kaki sama Tangan kiri Kallen saja yang sakit. Tangan kanan Kallen tidak apa-apa hanya lecet-lecet saja. Masih bisa menulis kan?"

"Tapi aku tidak bisa berjalan ke kelas sendirian. Bagaimana caranya aku mengikuti ujian sedangkan aku tidak bisa berjalan?" 

"Nanti aku yang bantu, kalau perlu aku yang gendong kamu." seseorang tiba-tiba sudah berada di Ambang Pintu Kamar Perawatan Kallen.

Seseorang itu adalah Asten dengan senyuman mengembang di Bibirnya.

Di belakang Asten ada Asyiela yang membawa beberapa Snack sehat untuk dikonsumsi dan Kue manis di Tangannya. 

Tentu saja kehadiran Asten dan Asyiela membuat Kallen terkejut.

Alice dan Avelo juga Freya merasa surprise melihat kedatangan keduanya.

Di Wajah Asten tidak ada lagi kekecewaan dan sakit hati setelah berbagai hal yang dikatakan oleh Viola kepadanya.

Pemikirannya mengenai sang Papa yang tidak mencintai Ibu Kandungnya sudah terjawab.

Lalu kebebasannya tetap menggunakan mobil pemberian Andres telah dia dapatkan.

Dan tentunya yang terpenting adalah Mama Papa nya sudah sedikit terlepas dari beban pertengkaran dirinya dan Kallen. 

"Assalamu'alaikum." Asten dan Asyiela sama-sama memberi salam bersamaan.

"Wa'alaikumsalam." jawab semua orang yang ada di dalam Kamar Perawatan Kallen.

Tanpa keraguan sedikitpun Asten membesarkan hatinya untuk mendekati Kallen yang masih berbaring lemah diatas Ranjang nya.

Dengan sebuah uluran Tangan yang mengarah kepada Kallen, Asten ingin memulai persaudaraan mereka dari awal.

"Kallen, aku minta maaf. Maaf kalau selama ini aku terlihat egois tidak memikirkan perasaan kamu. Mengenai Mama dan Papa yang terlalu memihak ke diriku itu tidak benar. Selama ini justru aku merasa Papa lebih membelamu. Ku pikir perasaan kita sama. Kamu berpikir demikian dan aku juga. Tapi aku percaya kamu Mama dan Papa menyayangi kita secara adil. Tidak mudah mungkin untuk Mama dan Papa mengasuh kita lima bersaudara." 

Alice dan Avelo tidak menyangka dengan sikap yang jantan, Asten berani mendahului Kallen untuk meminta maaf.

Padahal jika berbicara umpat mengumpat, justru Kallen lah yang lebih menyakitkan hati Asten selama ini. 

Teenager Time (Complete)Kde žijí příběhy. Začni objevovat