Extra - Family Members

Start from the beginning
                                        

Mendengar penjelasan istrinya Radit sempat melongo untuk beberapa detik sebelum tertawa keras. "Astaga. Nadira dan otak ajaibnya masih belum ilang."

Shahnaz tambah merengut karena ditertawakan.

Belum sempat Shahnaz membuka mulut untuk kembali membalas, Radit langsung menggendong tubuhnya, ngelewatin pintu kamar mandi yang masih berkabut uap. Air hangat mengalir dari shower, membuat seluruh ruangan diselimuti kelembapan yang tipis tapi menggoda.

Shahnaz ditegakkan pelan ke dinding marmer dingin, dress terusan yang melekat di tubuhnya beberapa jam yang lalu telah Radit lepaskan. Tubuh Shahnaz langsung bergidik karena kontras panas dan dingin. Tapi bukan itu yang bikin jantungnya berdetak keras—melainkan tatapan lekat Radit yang turun ke bibir, leher, dan perutnya dengan sorot penuh makna.

“Kamu kelihatan makin cantik, makin nyebelin, dan makin... Bikin saya nggak tahan,” bisik Radit sambil geser rambut Shahnaz dari lehernya, mulai nyium pelan di sana. “Saya mau apresiasi kamu sekarang, boleh?”

Shahnaz senyum miring. “Aku udah bilang kan kalo aku nunggu kamu dari tadi, Mas. Puja aku, sekarang. Ini perintah."

"Your wish is my command, My Lady."

Tangan Radit melingkar dari belakang, menarik pinggul Shahnaz sampai tubuh mereka nempel. Radit mengarahkan posisi istrinya pelan, tapi kali ini dengan cara yang lebih agresif. Satu tangannya menopang perut, tangan lain meraba dari paha naik ke atas, menekan lembut, lalu mencengkeram.

Gerakan Radit mulai ritmis, lambat dan dalam. Sesekali dia mencium punggung Shahnaz, membisikkan sesuatu yang nggak terdengar jelas—antara kekaguman dan obsesi.

“Kamu yakin kuat?” tanyanya pelan, meski tubuhnya terus bergerak. “Kamu lagi hamil…”

Shahnaz tersenyum, sambil mendesah pelan. “Disini ada tiga orang sekarang, Mas. Lawan kamu doang mah kami sanggup.”

“Kalau gitu...” Radit menggigit pelan bahunya, “Nikmatin.”

Tubuh mereka menyatu dalam gerakan yang semakin panas, uap semakin pekat, napas mereka semakin berat. Lalu tangan Radit naik—menyentuh dada Shahnaz yang mulai berubah karena kehamilan. Dia elus perlahan, lalu… Radit tarik sedikit ke belakang dan meraup rakus.

“Mas…” suara Shahnaz gemetar, “Itu...”

“Sebentar Didi, saya penasaran, ini bisa... Atau belum.” Radit masih menarik sambil tetap bergerak dari belakang. Sesekali menggigit gemas. Ritmenya makin dalam, makin berat.

Shahnaz bersandar penuh ke dada Radit tubuhnya lemas tanpa perlawanan, lehernya terekspos sepenuhnya, dan Radit semakin liar—dari belakang, ia peluk, gerakkan tubuhnya, menyentuh bagian tubuh Shahnaz paling sensitif seraya mulutnya yang nggak berhenti menyusup ke kulit istrinya. Merasai wanitanya.

Tubuh Shahnaz gemetar, basah, panas, dan sepenuhnya terperangkap.

Tubuh Shahnaz gemetar, basah, panas, dan sepenuhnya terperangkap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]Where stories live. Discover now