17.

2K 298 67
                                        

Radit memerhatikan Adrian yang menekan-nekan remote tv miliknya dengan menggebu-gebu dan sesekali menggerutu.
Tadi temannya itu datang saat Radit selesai mengantar Shahnaz pulang, setelah Sarah pulang lebih dulu satu jam sebelumnya. Seperti ketika ia pulang tadi ada Sarah yang menunggunya, kali ini Adrian yang Radit lihat ada didepan pintu unitnya setelah ia keluar dari lift.

"Gue mau nginep disini."
Ucap Adrian tanpa peringatan setelah mendudukkan diri di sofa dan mengambil remote yang ada dimeja lalu menekannya sehingga layar televisi menyala. Pria itu bertingkah seperti dirumahnya sendiri hingga membuat Radit mengernyitkan keningnya..

Tumben sekali?
Adrian ini keong dalam raga manusia alias tidak bisa jauh dari rumahnya. Contohnya saja saat mereka kembali dari luar kota beberapa waktu lalu untuk seminar. Adrian harus jadi yang selalu diantar duluan, katanya "Gue kangen rumah gue. Takut ilang." Seolah rumah sahabatnya itu bisa berjalan sendiri atau sertifikatnya bisa berganti nama jika Adrian tinggalkan beberapa hari saja..

"Tumben?"

"Kangen aja gue sama lo."
Jawab Adrian mengendikkan bahu lalu dibalas Radit dengan gesture ingin muntah, setelah itu Adrian mengedarkan pandangan seolah mencari sesuatu dan disadari oleh tuan rumah disebelahnya, "Nyari apa lo?" Tanya Radit penasaran.

"Nyari minum.."
Jawab Adrian lagi masih dengan mata yang meliar menatap sekitar.

Jawaban Adrian masih belum menghentikan keheranannya, memangnya menurut Adrian minum ada dimana? Dispenser milik Radit tidak punya kaki untuk memindahkan diri sendiri.  "Didapur lah, bego!"

Mendengar hardikan Radit, Adrian menghentikan pencariannya dan berbalik menatap Radit lalu berujar santai, "Lah kan gue tamu? Harusnya lo yang ke dapur ambil minum terus udah ada di meja pas gue duduk. Lah ini gak ada apa-apa di meja, makanya gue nyari kali aja jatoh dibawah." Jawaban kali ini langsung dibalas lemparan bantal tepat di wajahnya oleh sang tuan rumah.

"Anjing!" Umpat Adrian sambil memegangi hidungnya lalu mengambil kembali bantal tersebut bersiap akan melakukan balasan.

Sebelum sempat membalas, Radit memberi tanda pada Adrian melalui tangannya untuk menahannya dulu saat ponsel Radit berdenting dan pria itu beringsut ke ujung sofa menjauhkan dirinya.

Melihat itu, kekesalan Adrian surut berganti dengan raut penasaran. Meninggalkan bantal membuangnya asal ke belakang, Adrian mendorong tubuhnya mendekati Radit yang sibuk membalas pesan. Mengintip siapa yang menghubungi sahabatnya.. Nadira Shahnaz.

"Ih, geli banget bangsat! Baby? Baby?!"Adrian berseru heboh seraya mengucek matanya, pria itu tidak percaya atas apa yang dilihatnya diponsel sahabatnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ih, geli banget bangsat! Baby? Baby?!"
Adrian berseru heboh seraya mengucek matanya, pria itu tidak percaya atas apa yang dilihatnya diponsel sahabatnya. Radit alay begitu sejak kapan?! Apa sahabatnya itu salah minum obat?

Sadar jika Adrian bereaksi seperti itu karena membaca room chat-nya dengan Shahnaz, Radit langsung menyembunyikan handphonenya dan menyentil kening Adrian sekuat tenaga.
"Aw! Anjing!" Adrian mengaduh dengan wajah tidak terima sambil memegangi dahinya yang memerah karena disentil Radit.

INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]Where stories live. Discover now