14.

2K 321 47
                                        

Radit menarik napas dan menghembuskannya kasar tanda pria itu bosan.
Dirinya dan Sagita sedang ada di sebuah rumah makan tidak jauh dari kantor Radit dan semua adalah ulah dari Ibu pria itu.

Ibunya merasa putra sulungnya terlalu lambat dan membuang-buang waktu.
Jika mengandalkan Radit yang minim inisiatif, hubungan Sagita dan anak lelakinya itu hanya akan jalan ditempat. Maka dari itu ibu Radit meminta Sagita untuk mengunjungi kantor anaknya dan makan siang bersama yang tidak mungkin Radit tolak begitu saja.

Sagita di hadapannya masih dengan semangat, mulutnya tidak berhenti bercerita ini dan itu, entah tentang apa Radit tidak mendengarkan. Pikirannya sedang tidak disana melainkan pada wanita yang Radit telepon tadi malam.. Sedang apa Shahnaz sekarang?

"Kamu bosen ya dengerin aku ngomong?"
Tiba-tiba saja Sagita berhenti berbicara dan meringis saat bertanya, rautnya menjadi harap-harap cemas bertanya pada Radit. Memecah lamunan pria itu dan sedikit mengejutkan Radit karena apa yang ada dipikirannya bisa terbaca begitu saja.

Apa terlalu jelas..?

Tapi demi kesopanan, pria itu menggeleng pelan dengan senyum tipisnya yang dibalas helaan napas lega dari lawan bicaranya. "Syukurlah, kirain aku ngebosenin, soalnya kamu keliatan nggak fokus. Lagi banyak kerjaan, ya?" Tebak Sagita seraya menerbitkan senyum manisnya.

"Ya... gitu lah.." Jawab Radit sekenanya, tangannya menjangkau es teh manis dihadapannya yang bersisa setengah dari gelas.

"Kerja kantoran gitu capek gak sih? Aku suka kepikiran deh pengen kerja gitu, kayaknya walau pusing tapi seru. Tapi Mama ga pernah kasih ijin." Sagita bertanya penasaran tapi nada suaranya melemah diakhir.
Kondisi kesehatannya memang membuat Ibunya tidak mengijinkannya untuk bekerja atau berpikir terlalu keras dan itu seringkali membuatnya sedih.. Tapi lambat laun ia mengerti bahwa Ibunya ingin Sagita mendapatkan yang terbaik, Ibunya hanya terlalu sayang padanya.

Radit menandaskan minumannya dan mengelap mulutnya dengan tisu sebelum kembali menjawab. "Kerja apapun itu capek. Entah otak atau otot ada yang harus di korbanin. Tapi bisa ada serunya kalo ada yang kamu kejar."

Wanita itu mengangguk tapi rasa penasarannya belum selesai disana. Sagita kembali bertanya dengan sedikit kerutan di keningnya. "Tapi kamu kan atasannya disana, jabatan kamu udah tinggi. Emang ada yang masih kamu kejar?"

Lalu Sagita tertegun melihat pria itu tersenyum..
Itu senyum pertama Radit yang ia lihat terbit dengan tulus.

Pria itu hanya tersenyum tanpa menjawab..

Tanpa wanita itu tahu Radit sedang membayangkan apa yang sedang ia coba raih.
Wanita keras kepala yang menjadi asistennya..

Wanita keras kepala yang menjadi asistennya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dan terjadi lagi..

Shahnaz sudah kembali bekerja sejak tiga hari lalu tapi Radit merasa asing dengan asistennya itu sekarang..

INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]Where stories live. Discover now