Radit tidak berhenti mengedarkan pandangannya dengan waspada pada sekitar ketika mereka turun dari pelaminan, ia bahkan tidak sadar jika pegangannya pada Shahnaz telah berubah menjadi cengkraman, membuat kekasihnya itu mendesis sakit akibat tarikan cukup kuat Radit padanya.
Tapi sepertinya fokus Radit hanya ingin segera pulang, menjadikan pria itu menjadi buta dan tuli akan apapun selain berjalan lurus dan tujuannya keluar dari ballroom hotel..
Ketika Radit menghela napas lega karena berhasil keluar dari sana, tiba-tiba saja Shahnaz berhenti saat mereka sampai di parkiran hanya beberapa langkah menuju mobil, kemudian melepaskan paksa genggaman Radit dengan tangannya yang lain.
Radit yang terkejut akan gerakan Shahnaz yang tiba-tiba, mengangkat sebelah alisnya, menatap bergantian pada Shahnaz dan tangannya yang kini menggenggam angin.
"Kenapa dilepas? Kita udah mau sampe mobil, ayo."
Ucap Radit mencoba kembali meraih tangan Shahnaz untuk digenggam namun langsung ditepis kasar oleh kekasihnya.
"Nadira.."
Radit memanggil namanya, tetapi Shahnaz seolah tuli dan bisu, menolak bicara dan masih diam ditempat.
Melihat itu, Radit berdecak, mereka tidak punya waktu untuk ini.. Setidaknya akan melegakan bagi Radit jika mereka telah keluar dari pelataran hotel, dimanapun asal tidak disini.
Shahnaz melipat kedua tangannya, menantang.
Radit ini.. Setelah memaksanya datang kemari, dan tanpa mengatakan apapun pria itu meminta pulang dengan cara yang tidak Shahnaz sukai.
"Lo bisa pulang sendiri. Gue gak mau pulang sama lo." Kata Shahnaz dingin.
Radit terkesiap, terkejut atas respon Shahnaz diluar dugaannya.
Dan apa katanya lagi tadi? Gue? Lo? Kening Radit mengernyit dalam, ini kali pertamanya mendengar Shahnaz memanggil dirinya seperti itu.
Apa yang terjadi..?
Ini bahkan lebih mengerikan daripada kali pertama Radit mengenal Shahnaz.
Apa ada hal yang membuat Shahnaz marah dan Radit melewatkannya?
Saat Radit sedang memikirkan kemungkinan-kemungkinan itu dengan matamenatap lekat pergerakan kekasihnya..
Shahnaz mengeluarkan ponselnya dari tas kecil yang wanita itu bawa untuk memesan transportasi online, dan barulah Radit menyadari salahnya..
Pria itu terbelalak melihat pergelangan tangan Shahnaz yang memerah, kontras dengan kulit putihnya.
Sial.
Apa itu karenanya? Jelas saja Shahnaz marah!
Bisa-bisanya Radit tidak sadar telah melukai Shahnaz. Pria macam apa dirinya?
"Sayang, ini.. Maaf.." Ucap Radit menyesal.
Radit menarik pelan tangan Shahnaz, mengusap pelan kemudian mengecupnya beberapa kali seolah saja bibirnya memiliki sihir untuk membuat merah itu menghilang.
Shahnaz berdecak, memutar bola matanya malas lalu menarik tangannya, "Apasih?! Lepas, gue mau order ojek online."
Namun Radit menahannya, pria itu bahkan mengambil ponsel Shahnaz dan menyembunyikannya di saku celananya.
"Saya minta maaf." Sesal Radit.
Demi Tuhan, dirinya tidak berniat untuk melukai Shahnaz. "Kita bisa bicara dulu di mobil, please?" Katanya lagi memohon.
Radit bahkan lupa alasannya terburu-buru tadi, sekarang ia menunggu Shahnaz untuk memaafkannya dan ikut bersamanya.
Sebenarnya sikap Radit bisa Shahnaz mengerti, mungkin didalam sana ada seseorang atau sesuatu yang Radit hindari, dan niat awalnya juga Shahnaz akan sabar menunggu penjelasan pria itu sesampainya di mobil nanti.
YOU ARE READING
INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]
Fanfiction🚨 this works has been labeled with mature sign, some parts of the story contains mature scenes. do not cross your line, BE WISE. "I wont give up on us, Didi." Nadira Shahnaz memandang nanar pada pria yang memohon didepannya. Lelaki yang ia kenal t...
![INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]](https://img.wattpad.com/cover/343912301-64-k121822.jpg)