53.

1.8K 263 50
                                        

"Good morning beauty people!" Sapa Acha yang baru saja datang.

Ia meletakkan tasnya di meja, lalu mengerutkan kening karena merasa sapaannya tidak mendapatkan jawaban dari rekan kerja sebelah mejanya.

Menoleh ke samping, ia mendapati Shahnaz sedang terpekur, sibuk dengan dunianya sendiri.

Acha mendaratkan bokongnya di kursi, lalu mendorong roda kursinya untuk mendekat pada Shahnaz yang masih melamun di mejanya entah sedang memikirkan apa. "Hoi!" Serunya.

Shahnaz sedikit berjengjit karena terkejut.
Setelah mendapatkan kesadarannya dan tahu siapa yang mengagetkannya, seketika ia menoleh ke samping melempar tatapan sinisnya. "Apa sih lo?! Ga ganggu gue sehari aja iritasi ya lo?!"

"Lo yang apa, gue nyapa nggak dijawab. Sombong lo, emang lo pikir boleh se-sombong itu?! Emang cuma lo penghuni bumi? Hah?!" Jawab Acha tidak mau kalah.

Shahnaz menghela nafas jengah, Acha ini tidak bisa apa membiarkannya tenang sebentar saja?! Jangan dihiraukan.. Jangan dihiraukan..

"Serah deh." Ucap Shahnaz tidak peduli. Kini ia menelungkupkan kepalanya pada meja, bertumpu dilipatan tangan.

Tidak terima diabaikan, Acha mengguncang tubuh rekannya itu. "Lo kenapa sih? Kusut amat tuh muka. Cerita dong sama gue. Gue gini-gini ada gunanya kok jadi temen." Bujuk Acha.

"..."

"Lo kejerat pinjol, Naz? Yang udah-udah ekspresi hidup segan mati tak mau gitu tuh karena orangnya kejerat pinjol. Kalo kurang seratus bilang gue aja, Naz. Jangan minjem aplikasi ilegal."

"..."

"Atau lo baru sadar kalo lo kalah cantik dari gue, ya, Naz?! Ya maaf sih, Naz, bukan mau gue terlahir spek bidadari begini. Lo gausah putus asa kayak gitu lah, Gue nanti kasih cream anti-aging andalan gue, deh. Baik kan gue?! Bilang apa coba, Naz? Makasih Acha cantik, sama-sama Shahnaz yang kurang cantik."

"..."

Masih belum lelah dan menyerah, Acha kembali mencoba menebak. "Lo putus sama Radit?!"

Kali ini Shahnaz mengangkat wajahnya, menggulung tumpukan kertas yang belum ia rapikan menjadi sebuah pentungan, lalu memukulkannya beberapa kali kearah Acha.

"Aw! Aw! Stop bego!"Acha mengaduh heboh.

"Rasain!" Shahnaz menghentikan pukulannya, kemudian beralih menarik mulut Acha yang cemberut, memelintir pelan. "Ini mulut lo kalo ngomong gausah sembarangan bisa gak, sih?! Kalo kedenger malaikat jadi do'a gimana, tolol?! Gue udah gak punya keluarga, masa Radit juga pergi. Banyak-banyak minum air zamzam, Cha. Mulut lo isinya racun semua."

Acha mengusap-ngusap mulutnya yang terasa panas, pelintiran Shahnaz meski pelan tapi tidak main-main. "Ya gue kan cuma nebak. Lagian lo baru bereaksi pas ditanya itu." Jawabnya merengut.

"Gue lagi bingung, Cha."

"Kenapa? Kenapa?"

Setelahnya Shahnaz menceritakan pertemuannya kemarin secara lengkap pada Acha, termasuk tentang pemutusan hubungannya dengan wanita yang melahirkannya.

Acha mendengarkan seksama. Begitu Shahnaz selesai bercerita, ia bertepuk tangan bangga. "Nah gitu dong! Gue dukung keputusan lo seribu persen! Akhirnya lo sadar buat sayang sama diri lo sendiri. Apalagi yang lo bingung?" Tanya Acha penasaran. "Lo nyesel?" Tebaknya.

INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]Where stories live. Discover now