23.

1.9K 272 57
                                        

Shahnaz masih memejamkan mata saat Radit menempelkan tubuh keduanya dalam satu pelukan erat dan mempertemukan bibir mereka.
Radit selalu menciumnya dengan lembut, begitupun kali ini..
Tangan Shahnaz yang tadinya terkulai di kedua sisi tubuhnya, perlahan merambat naik memeluk tengkuk Radit dan singgah dalam helaian lebat rambut pria itu.. Shahnaz larut dalam gaurah yang diciptakan kekasihnya.

"Buka mata, Sayang."
Pinta Radit dengan terengah disela pagutan mereka, yang langsung diamini Shahnaz.
Mata sayu Shahnaz menyelam pada netra Radit yang tajam.. Menelisik dan menemukan gairah yang sama dengan miliknya, mereka bertatapan sesaat dengan nafas yang putus-putus.

Shahnaz terengah-engah, mencoba menetralkan nafasnya namun Radit kembali menyerangnya, mulutnya yang terbuka memudahkan pria itu menyusupkan lidahnya disana mengabsen gigi kekasihnya, sebelum mengajak lidah Shahnaz berkenalan dan saling membelit.

Remasan Shahnaz di rambut Radit menguat, dan tanpa sadar kedua kakinya melingkari pinggang Radit, membuat pria itu lebih mengeratkan lagi pelukannya,
Radit mengangkat tubuh Shahnaz dan mendudukkannya di kitchen table tanpa melepas pagutan.

Satu tangan Radit dengan cepat menurunkan sedikit resleting baju Shahnaz, membiarkan bahunya terbuka.

Shahnaz merasa dirinya akan semakin gila saat ciuman Radit turun ke rahang dan semakin turun menelusuri tulang belikatnya, meninggalkan jejak basah disana. "Kamu tahu nggak, bahu kamu itu menggoda banget? Apalagi kalo pake off shoulder." Radit menyempatkan diri menggodanya seraya terus mencecap disana, sedangkan Shahnaz yang kepalanya kini diliputi kunang-kunang tidak sempat berpikir atau menggubris kekasihnya.
Ia terlalu sibuk menggeliatkan lehernya, yang dikecupi Radit hampir di seluruh bagian, pria itu benar-benar tidak menyia-nyiakan kesempatan.

"Mas.." Shahnaz mengerang dengan suara seraknya membuat Radit semakin bersemangat.

Tapi sebelum Radit merealisasikan apa yang ada di pikirannya..
Dering dari ponsel pria itu membuat keduanya terkejut dan melepaskan diri.
Radit mengangkat wajah tidak rela, menempelkan keningnya dengan kening Shahnaz, kemudian menurunkan Shahnaz dengan pelan dari kitchen table.
Pria itu memejamkan mata sejenak mengembalikan dirinya, menyempatkan mengecup kening Shahnaz sebelum menjauh meraih ponselnya.

Shahnaz meraup oksigen sebanyak yang ia bisa, menatap sekitar dengan wajah linglung dan berpegangan pada ujung meja, tubuhnya belum seimbang karena nyawanya masih di awang-awang.

Barusan itu.. Apa?!

"Siapa?"Shahnaz berjalan dari dapur menghampiri Radit yang terduduk di sofa baru selesai dengan panggilannya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Siapa?"
Shahnaz berjalan dari dapur menghampiri Radit yang terduduk di sofa baru selesai dengan panggilannya.
Pria itu meletakkan ponselnya di meja dan menepuk pahanya tanda agar Shahnaz mendekat dan duduk disana.

Shahnaz memang menurut untuk mendekat, tapi ia hendak mengambil tempat disebelah Radit, bukan di paha sesuai permintaan pria itu.
Dan sebelum sempat Shahnaz menjatuhkan pantatnya, tangan Radit menariknya agar duduk sesuai yang pria itu perintahkan, sehingga beginilah Shahnaz akhirnya, duduk dipangkuan pria itu.

INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora