26.

1.7K 284 50
                                        

Hah, Shahnaz menghela nafas panjang melihat gedung tinggi dihadapannya, kemudian berjalan gontai memasuki gedung tersebut —kantornya.

Jika zombie saja bisa memiliki nafsu dan keinginan untuk menghabisi orang lain, Shahnaz tidak tahu harus menyebut apa dirinya.

Raga tanpa jiwa, tatapannya kosong..
Bukan lagi hidup segan mati tak mau, Shahnaz bahkan tidak ingin apapun sekarang selain mati, ia ingin menghilang saja dari dunia.

Menjadi seorang 'Nadira Shahnaz' ternyata melelahkan, jika bisa memilih, dikehidupan selanjutnya Shahnaz ingin tidak terlahir kembali.
Menjadi apapun itu sepertinya sulit, walau tidak sesulit menjadi 'Nadira Shahnaz'.

Lihat, jika dirimu menjadi Nadira Shahnaz bahkan saat memiliki masalah sekalipun, kamu harus tetap bekerja dan berhadapan dengan Radit —salah satu masalahmu, demi professionalitas yang selalu kamu agung-agungkan itu.

Hah, Shahnaz menghela nafas panjang lagi entah untuk keberapa kali pagi ini.

Sesampainya di lantai tempatnya bekerja, ternyata Acha tiba lebih dulu, wanita itu melotot horror menatap penampilan Shahnaz..
Mata yang menghitam seperti tidak tidur berhari-hari, rambutnya... Iwwwh, selama Acha mengenal Shahnaz, sepertinya kali ini penampilan terburuk rekan kerjanya.

Berbanding begitu terbalik dengan Shahnaz yang Acha kenal.

"Saha maneh?!"
Acha menahan Shahnaz ketika akan duduk di mejanya, tangan Acha memegangi kening Shahnaz lalu mulutnya berkomat-kamit yang Shahnaz tidak mengerti.

Shahnaz yang tidak memiliki energi apapun, menurunkan pelan tangan Acha yang bertengger di keningnya, "Lepas, Cha." Ucapnya pelan.

Melihat Shahnaz tidak seperti biasanya, Acha memutuskan menghentikan leluconnya dan memberi waktu.
Acha menurunkan tangannya lalu memberi jalan sehingga Shahnaz bisa duduk dimejanya dan menenggelamkan kepalanya disana.

"Lo gak turun makan siang?"Acha mengangkat satu alisnya heran, dari Acha keluar makan siang dan ia kembali lagi sekarang, Shahnaz masih tetap bergeming ditempatnya dan dengan posisi yang tidak berubah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lo gak turun makan siang?"
Acha mengangkat satu alisnya heran, dari Acha keluar makan siang dan ia kembali lagi sekarang, Shahnaz masih tetap bergeming ditempatnya dan dengan posisi yang tidak berubah.

Menenggelamkan wajahnya pada meja, bertumpu pada tangannya yang dilipat.

Syukurlah hari ini tidak ada meeting di luar, dan Pak Bagas sedang cuti. Radit juga tidak begitu sibuk.
Sehingga hari ini Acha mengambil alih semuanya melihat kondisi Shahnaz yang tidak memungkinkan.

Shahnaz akhirnya mendongak, tubuhnya lemas dan wajahnya pucat, Acha bahkan bisa mendengar desis kesakitan dari sana.

Panik, dengan cepat Acha memeriksa kening Shahnaz yang ternyata panas, tubuhnya menggigil, wanita itu demam!

"Anjir panas amat dah kayak api cemburu! Naz, lo tau sakit mending gausah masuk ajaa bego!" Omel Acha.

Ketika Acha akan membantunya berdiri, kesadaran Shahnaz menghilang, wanita itu pingsan membuat Acha terkejut dan seketika menjerit karena bingung dan panik yang menyergapnya.

INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]Where stories live. Discover now