52.

1.7K 269 71
                                        

Radit akhirnya memutus pandangan ketika Shahnaz juga mengalihkan netranya pada sang Mama.

Bisa Shahnaz lihat raut terkejut wanita itu berubah merah menjadi amarah. Jika Shahnaz gambarkan ini seperti dalam kartun, mungkin asap akan keluar dari sisi-sisi telinga Mamanya.

Harun, —suami dari Mamanya mengambil alih. Melangkah dan berdiri dihadapan Radit juga Nicholas. "Maaf Pak Nicholas, tapi maksudnya bagaimana ini?" Tanyanya bingung. Masih belum mengerti apa yang terjadi.

Nicholas berdeham seraya menepuk pelan pundak pria itu. "Jadi begini, Pak Harun, tentang klausal yang membahas bahwa bapak akan menyerahkan atau menjodohkan anak bapak. Perjodohan tersebut bukan dilakukan dengan saya, melainkan dengan rekan saya ini." Jawab pria itu menunjuk Radit.

Pak Harun mengangguk mengerti, "Oh, saya tidak masalah asalkan perjanjian kerjasama kita masih berjalan dengan baik." Ujarnya santai.
Menurut Harun selagi kerjasama mereka berjalan lancar, tidak peduli siapa yang harus berjodoh atau dijodohkan. Itu diluar urusannya.

Berbanding terbalik dengan suaminya, sang istri justru berteriak marah memancing perhatian semua yang ada disana.

"Apa-apaan ini?!"

Sagita mendekat untuk menenangkan Mamanya tetapi wanita itu bergerak menjauh darinya dan mendekati suaminya.

"Kalian mau mempermainkan kami ya?!" Teriaknya ketika sampai dihadapan Radit dan Nicholas. "Kamu apa-apaan? Itu orang penting." Bisik sang suami mencoba menahan, tetapi percuma, kemarahan istrinya saat ini lebih kuat.

"Orang penting apanya?! Mereka itu semua penipu. Mau mempermainkan aku dan Nadila!" Teriaknya lagi dengan nada menuduh.

Nicholas menautkan alisnya tidak suka, raut wajahnya berubah keruh. Berada disana berlama-lama benar-benar membuatnya sakit kepala.

Ia hendak membuka suara ketika Radit maju lebih dulu melemparkan dirinya.

"Maaf, tetapi tidak ada tipu menipu disini. Kalian yang menandatangani perjanjian itu dengan mencatat nama Nadira disana." Ujar Radit.

"Tetapi tidak ada nama kamu juga disana!"

Kali ini Nicholas menjawab, "Untuk hal itu karena kalian juga tidak bertanya lebih lanjut sehingga menjadi hak kami untuk mencatat nama siapa saja disana." Namun pria itu kembali mengeruh ketika mengingat sesuatu, "Harusnya kalian tau jika saya baru saja menikah. Apa kalian berpikir saya orang tidak bermoral yang dalam beberapa bulan  mencampakkan istri saya sendiri?!"

Melihat itu Pak Harun semakin panik. "Tidak, Pak Nicholas, tidak begitu." Sangkalnya. Pria paruh baya itu menahan amarahnya agar tidak ikut meledak dan membuat suasana semakin rumit. Namun dalam hati ia bertekad bahwa Istrinya harus diberi pelajaran setelah ini.

Memutar mata jengah, Nicholas merapikan kerah jasnya, berjalan maju menepuk pundak Radit pelan. "Lo urus deh urusan keluarga toxic ini, gue balik." Bisiknya sebelum kemudian benar-benar pamit dengan wajah angkuhnya setelah berkata bahwa semua urusan mereka diserahkan pada Radit.

" Bisiknya sebelum kemudian benar-benar pamit dengan wajah angkuhnya setelah berkata bahwa semua urusan mereka diserahkan pada Radit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]Where stories live. Discover now