🚨 this works has been labeled with mature sign, some parts of the story contains mature scenes. do not cross your line, BE WISE.
"I wont give up on us, Didi."
Nadira Shahnaz memandang nanar pada pria yang memohon didepannya. Lelaki yang ia kenal t...
Shahnaz baru saja selesai kelas olahraga dan hendak berjalan ke parkiran ketika ponselnya riuh oleh dering notifikasi dari grup obrolannya dengan Acha dan Jennie.
Seraya melepas kacamata hitamnya, ia menggulir layar.Wanita itu menghela napas lelah saat Jennie menyebutkan namanya di akhir obrolan, apalagi kali ini?
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Meletakkan tasnya di kursi penumpang, Shahnaz menyalakan pendingin mobil dan bersiul seraya memutar tombol radio. Hari ini memang ia tidak ditemani supir, sedang ingin menikmati waktu sendiri setelah olahraga. Dan ia mendapat ijin dari suaminya atas itu.
Shahnaz mengambil kembali ponsel, membuka mesin pencari pada benda pintar itu, lalu mengetikkan lokasi dimana ia berada sekarang untuk melihat rekomendasi cafe yang bisa ia datangi di dekat sana.
Tapi tiba-tiba muncul pop up pesan dari Jennie menghentikan kegiatannya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Manik bulatnya melebar, Shahnaz seketika diserang panik. Bukan apa-apa, tapi ia benar benar tidak tahu apapun. Membayangkan harus ribut dengan Jennie dengan alasan yang tidak masuk akal, itu akan melelahkan.. Sebaiknya ia harus menjelaskan ini.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Shahnaz menghela napas lega, Jennie sialan! Jika ingin berdramatis-dramatis dengannya kan tidak perlu seperti ini. Membuatnya jantungan saja!
Shahnaz memang tidak begitu aktif dalam bermain sosial media, ia hanya memiliki akun instagram, yang seperti dikatakan Acha, itu pun hanya formalitas karena ia jarang memposting sesuatu disana.
Dulu sekali, Shahnaz pernah memiliki facebook dan twitter, sayang akunnya harus ia nonaktifkan. Alasannya tidak lain karena Mama. Suatu hari pernah Mama marah besar saat nilai Shahnaz turun. Shahnaz dinilai terlalu sering bermain ponsel dan Mama menyita ponsel Shahnaz saat itu.
Setelah beberapa lama, Shahnaz baru tahu bahwa Sagita yang memprovokasi Mama karena Shahnaz memiliki teman yang lebih banyak darinya.
Tapi, ah sudahlah.. Ia tidak menyesal sama sekali. Begini saja juga Shahnaz merasa cukup. Hidupnya menjadi lebih tenang dan damai ketika ia tidak harus mengikuti standar orang lain.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Setelah memesan, Shahnaz berkeliling mencari kursi kosong. Cafe yang ia datangi ternyata cukup ramai oleh anak sekolah dan remaja berpasangan, maklum ini memang jam pulang sekolah. Shahnaz dalam hati tersenyum getir, ia mengaku iri karena mana pernah mengalami masa-masa seperti itu.
Tapi jika dipikirkan lagi, karena Shahnaz tidak pernah mengalami masa-masa seperti kebanyakan remaja. Sekarang ketika bersama Radit, rasanya lebih menggelitik karena Shahnaz mendapatkan semua hal yang inginkan untuk pertama kali dari suaminya.
"Duh, jadi kangen.." gumam Shahnaz pelan. Ia meraih ponsel dan hendak menghubungi Radit.
"Namanya juga main we listen and we dont judge! Kok kamu gitu sih? Malah marah beneran?"
"Ya kamu rese! Ternyata selama ini kamu pernah suka sahabatku!"
Belum sempat ia mengirim pesan pada Radit, suara perdebatan dibelakang meja menarik perhatiannya. Maaf saja, Shahnaz tidak berniat menguping, tetapi memang tidak bisa dipungkiri karena meja mereka berdekatan dan intonasi suara yang naik membuat Shahnaz bisa mendengar semuanya dengan mudah.
Satu yang menjadi fokusnya adalah, memang permainan we listen we dont judge sedang benar-benar hits ya? Setelah Jennie sekarang remaja ini. Ia jadi terdorong penasaran apa yang Radit akan akui jika mereka memainkan itu..
Coba aja kali, ya? Tidak akan terjadi apa-apa, kan?
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.