34.

1.6K 275 35
                                        

Shahnaz menatap punggung pria yang sedang memakai dapurnya untuk memasak, Radit.

Setelah menyerah atas perdebatan mereka, pria itu diam dan hanya bersuara seperlunya. Kemudian mengalihkan kekesalannya dengan memutuskan bergerak ke dapur memasakkan makan malam untuk Shahnaz.

Sedangkan Shahnaz, seraya menatap punggung itu, otaknya sedang memikirkan apa yang telah ia lakukan sehingga bisa mendapatkan pria seperti Radit.

Rasanya pasti lelah harus terus menghadapi Shahnaz yang kacau. Apalagi ketika pria itu ingin membantu, tetapi Shahnaz berkeras diri menolak bantuan. Shahnaz bisa membayangkan rasanya menjadi Radit, pasti sangat mengganggu dan frustasi karena tidak bisa berbuat banyak.

Tetapi, jika saja ada yang mengerti, menjadi dirinya pun tidak mudah..

Jika bisa memilih, dibanding harus melaporkan keluarganya dan mengirim mereka ke penjara, Shahnaz lebih baik tidak mengenal mereka lagi saja, hidupnya mungkin akan lebih tenang jika ia tidak mengetahui apapun.

Karena sejatinya, bagaimanapun Shahnaz tidak bisa membiarkan keluarganya kesulitan.
Ini mungkin terlalu naif.. Tetapi jauh didalam hati Shahnaz, ia hanya ingin mereka memiliki hidup yang lebih baik. Meski harus tidak dijalan yang sama.

Kaki Shahnaz tanpa sadar bergerak mendekat, memeluk punggung Radit dari belakang, menyurukkan wajahnya disana. Kemudian menangis tanpa suara.

Radit yang sedang menunggu pastanya matang sejenak terkesiap ketika mendapat pelukan tidak terduga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Radit yang sedang menunggu pastanya matang sejenak terkesiap ketika mendapat pelukan tidak terduga. Tetapi setelah kepalanya menoleh sedikit kebelakang dan mendapati bahwa Shahnaz yang memeluknya, akhirnya pria itu hanya membiarkan kekasihnya melakukan apa yang wanita itu mau meskipun sedikit menyulitkan geraknya.

Tapi Radit seketika berubah panik saat tidak lama dari itu, ia merasa kemeja belakangnya sedikit basah dan hangat, disusul terdengar suara isak tangis dari sang pemeluk.

Radit bergegas mematikan kompor dan membalik badannya kebelakang. "Sayang, hei." Panggil Radit bingung seraya memegang kedua bahu Shahnaz yang malah menutup wajah dengan kedua tangannya, menyembunyikan diri.

Sementara setelah itu suara isakan terdengar semakin keras.

Pada akhirnya untuk mengurangi kebingungan Radit membawa Shahnaz kedalam pelukannya saja, kemudian mengelus surai dan punggung wanita itu dengan lembut.

Membiarkan Shahnaz menyelesaikan dulu tangisnya.

Radit tidak bersuara, hanya bibirnya terus menciumi puncak kepala Shahnaz seraya membimbing tubuh mereka berdua untuk kembali ke tempat Shahnaz sebelumnya.

Dengan hati-hati Radit kembali membuat Shahnaz terduduk di kursi sementara dirinya berdiri dan terus mengusap serta mencium kekasihnya.

Setelah isak Shahnaz mereda. Radit perlahan melepaskan pelukan mereka. Dilihatnya wajah Shahnaz yang memerah dan basah karena air mata.

INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]Where stories live. Discover now