"Lepas." Shahnaz berusaha memberontak tapi usahanya sia-sia, ia merasa seperti sebuah lemper sekarang, Radit benar-benar menggulung Shahnaz agar Shahnaz tidak dapat bergerak. "Mas! Lep—"
Radit dengan tidak sabar membungkam bibir Shahnaz dengan bibirnya agar berhenti bicara.
Istrinya itu terlalu banyak mengatakan hal tidak masuk akal. Apa katanya? Radit bosan pada Shahnaz? Bukankah itu pemikiran gila?
Yang paling membuatnya tidak tahan adalah ketika Shahnaz berbicara tentang meminta hak asuh, cih, memangnya Shahnaz berpikir apa?! Jangankan hak asuh Dimitri dan Diandra, hak atas Shahnaz pun tidak akan Radit lepaskan. Jangan pernah memikirkan itu bahkan hanya dalam mimpi. Tidak akan Radit biarkan!
Tadi Radit diam saja karena berusaha mencerna semua kalimat yang dikatakan Shahnaz, tetapi rasanya tidak ada yang benar, semua omong kosong. Telinga Radit sampat berdengung karena terus-menerus mendengar ocehan tidak masuk akal dari istrinya sementara ia harus menelan kembali apa yang akan dikatakanya. Shahnaz tidak memberi Radit waktu untuk bicara dan itu menjengkelkan, ujung lidah Radit terasa gatal!
Shahnaz memelotot ketika Radit tiba-tiba membungkam bibirnya dan mencium Shahnaz rakus dan menuntut. Jika orang berpikir Shahnaz akan menolak ciuman itu dan menutup mulutnya, maka orang itu salah. Meski terkejut, tetapi dalam sedetik kemudian Shahnaz menerima dan membalas ciuman Radit dengan tempo yang sama.
Lidah mereka bertemu, saling menggoda dan bertaut satu sama lain memantik gairah yang lebih dari sebelumnya.
Shahnaz mendesah frustasi ketika ia menyadari tangannya tidak bisa bergerak untuk menjangkau dan menyusup pada helaian rambut tebal suaminya.
Radit memutus ciuman, menjauhkan bibir dan sedikit memundurkan kepala untuk menatap lekat pada Shahnaz yang balas menatapnya sayu.
Gairah itu masih nyata disana.
"Kamu bisa dengar penjelasan saya sekarang?" suara parau Radit berbisik di telinga Shahnaz.
Shahnaz menggeleng namun matanya masih menatap lurus pada Radit. "Tawarkan sesuatu."
"What do you want, baby?"
Shahnaz mengerang ketika Radit menyerukkan kepalanya kearah Shahnaz mengecupi samar telinganya. "Y—you." jawab Shahnaz susah payah.
Radit terkekeh geli, mendekatkan bibir dan mengecup singkat bibir istrinya, "I am yours, since forever."
"Liar." Shahnaz memutar bola mata lalu memalingkan wajah malas sementara Radit menggeleng dan kembali membalikkan wajah Shahnaz agar tetap menghadap padanya. "No,"
Shahnaz mengerjap menatap lurus Radit tepat di mata dan berbisik lirih, "How about you kiss me again and ill take it as a proof?"
Tanpa perlu berpikir, pria itu setuju. "Sure, baby," Radit hendak mendekatkan bibirnya sebelum Shahnaz setengah merengek kembali melanjutkan. "But first, please lepasin belitan ini dulu, tanganku rasanya gatal, aku mau jambak rambut kamu waktu kamu cium aku keras-keras. Setelah itu kita dengar penjelasan kamu. Deal?"
Radit menyeringai. Istrinya memang tidak pernah membuat penawaran yang tidak menarik. "Yes, Miss ma'am, your wish is my command."
YOU ARE READING
INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]
Fanfiction🚨 this works has been labeled with mature sign, some parts of the story contains mature scenes. do not cross your line, BE WISE. "I wont give up on us, Didi." Nadira Shahnaz memandang nanar pada pria yang memohon didepannya. Lelaki yang ia kenal t...
Extra - Another one [3]
Start from the beginning
![INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]](https://img.wattpad.com/cover/343912301-64-k121822.jpg)