56 - Rencana Pernikahan

5.4K 486 38
                                    

Ares menghentikan mobilnya di depan sebuah restoran, pria itu menatap sekilas wajahnya pada spion dalam sebelum turun dengan menenteng jasnya dan meninggalkan snelli di dalam mobil. Pria itu tersenyum sekilas ke arah pengawal yang mengambil alih mobilnya untuk di bawa ke parkiran. Pria itu memasuki area restoran, tepatnya ke lantai VVIP yang sudah dipesan secara privat.

"Kemari, Tuan."

Ares mengangguk, dia masuk ke dalam ruangan yang ternyata sudah berkumpul semuanya. "Ares, duduk, Nak."

Ares mengecup pipi sang Ibu sebelum duduk, "Malam, Mam."

"Malam, sayang. Sini, Mama mau kenalin kamu. Di sana Sydney dan Sydney, ini Ares."

Gadis cantik dalam balutan gaun indah selutut itu tersenyum ke arah Sistine dan beralih tersenyum ke arah Ares, dia tidak terkejut. Karena dalam perjalanan, sang Mama sudah memberi tahu dirinya tentang foto pria yang akan dijodohkan dengan dirinya. Saat melihat wajah Ares, tentu saja Sydney terkejut tapi tak urung dia merasa bahagia.

Dia pun mengulurkan tangannya lebih dulu, tahu jika Ares tak memiliki inisiatif. "Sydney McKenna,"

Sekilas memandang uluran tangan Sydney, tak ingin membuatnya malu, Ares pun menerima uluran tangan di depannya itu. "Ares,"

"Oke baik, tidak ingin membuang waktu semakin banyak. Kita langsung saja membicarakan inti pertemuan kita malam ini, tentang pernikahan Ares dan putri saya, Sydney."

Padahal saat di perjalanan, Sydney sudah mewanti-wanti dirinya untuk bersikap biasa saja tapi jantungnya yang berdebar keras tidak bisa di kondisikan. Sydney hanya menunduk, mendengarkan pembicaraan para orang tua tentang rencana pernikahan dirinya. Sampai, ucapan Ares berhasil membuat Sydney mendongak.

"Pah, Om, boleh saya memberi saran?"

"Silakan, Ares."

"Bagaimana kalau pernikahan diundur sampai Rayden bangun dari komanya? Rayden sahabat saya, saya tidak mungkin mengelar pesta pernikahan di tengah sahabat saya yang berjuang di rumah sakit antara hidup dan mati. Saya tidak bisa jika harus menikah dalam waktu dekat,"

Sydney juga mengangguk setuju mendengarnya, "Mah, Pah, Om, dan Tante. Aku juga setuju, lebih baik pernikahan kami di undur sampai Rayden bangun dari komanya. Serena itu sahabat saya, dia masih dalam fase terpuruk atas yang sudah menimpa suaminya. Jadi saya tidak tega jika harus berbahagia sementara sahabat saya dirundung kesedihan,"

"Baiklah, kita lakukan jika itu yang terbaik."

Para orang tua lanjut membicarakan persiapan pernikahan, meski di undur, mereka tetap tak menyia-nyiakan waktu karena mungkin kedepannya, mereka akan sibuk sampai tak memiliki waktu luang lagi untuk membicarakan perihal pernikahan. Ares dan Sydney sendiri memilih pergi dari restoran, di awali Sydney yang pergi ke taman di susul oleh Ares tak lama kemudian.

"Kau pernah menjalin kasih sebelumnya?"

Sydney menoleh, "Kamu sendiri?"

"Pernah mencintai seseorang yang tidak bisa aku miliki,"

Sydney terkekeh mendengarnya, "Serena Yellen?"

"Kau tahu?"

Hatinya berdebar tak karuan, tapi wajahnya tampak biasa. "Tentu saja, aku ini sahabat karibnya Serena."

"Benar juga, apa kau tidak masalah?"

"Tentang?"

"Aku pernah mencintai istri dari sahabatku sendiri,"

Perpindahan Jiwa Gadis PenggodaWhere stories live. Discover now