32 - Prioritas Diatas Prioritas

7.9K 557 45
                                    

"Hubby suka foto aku yang ada di Instagram?"

Dengan duduk di pangkuan suaminya, Serena tersenyum cerah yang membuat Rayden ikut tersenyum ke arahnya. "Suka, tapi jangan sering-sering."

"Sering-sering apa?"

"Sering-sering foto,"

"Memangnya kenapa?"

"Bahaya,"

"Kok bahaya?"

"Karena terlalu cantik,"

Kening Serena berkerut, dia posting foto bertiga. "Siapa yang terlalu cantik?"

"Kamu,"

Serena tersipu malu mendengarnya, dia menyandarkan kepala di bahu lebar suaminya. "Hubby,"

"Iya?"

"Aku penasaran,"

"Penasaran tentang?"

"Kenapa Hubby mau menikahi aku padahal di luar sana banyak yang jauh lebih baik dari aku?"

Dengan lembut, jemari Rayden mengusap pipi kemerahan istrinya yang begitu menggemaskan. "Jika aku menikahi mereka yang lebih baik, akan sebanyak apa wanita yang aku nikahi jika mereka yang menurutmu lebih baik? Tapi, Serena. Aku sudah memilih kamu, maka kamu yang jauh lebih baik dari mereka semua dan hanya kamu yang paling terbaik untukku."

"Hubby lagi gombal?"

"Tidak, ini kenyataan."

Serena tersenyum, "Aku juga merasa sangat bahagia karena memiliki Hubby sebagai suamiku. Aku bersyukur karena Hubby lah suamiku, terima kasih Hubby."

Bersyukur? Rayden membalas pelukan istrinya, dia kembali dirundung ketakutan. Jika ingatan istrinya kembali, apa istrinya akan tetap merasa bersyukur memilikinya sebagai suami? Semakin di pikirkan, semakin erat Rayden memeluk istri kecilnya ini. "Kamu masih ada kelas setelah ini?"

"Ada, kelasnya Hubby."

"Kalau begitu, kita pergi sekarang."

"Kok pergi? Kan masih ada kelas,"

"Aku izinkan, aku juga nanti hanya memberi materi pada ketua kelas kalian. Ayo,"

Rayden berdiri, dia mengulurkan tangannya yang hanya di pandangi oleh Serena. "Hubby mau kita gandengan?"

Satu alis Rayden terangkat, dia ingat sesuatu, dia pun menghela napasnya kasar sembari menarik tangannya kembali dan memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Kamu jalan duluan, aku ikuti dari belakang."

"Ke parkiran fakultas?"

"Langsung ke parkiran Dosen,"

"Apa tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa, ayo."

"Baiklah,"

Serena berjalan di depan sedangkan Rayden mengikutinya dari belakang dengan jarak aman, sampai di parkiran Dosen, Rayden menekan tombol di kunci mobilnya hingga alarm mobilnya berbunyi. Serena pun masuk karena suasana parkiran Dosen yang memang sepi, di susul Rayden dan mobil pun melaju pergi meninggalkan area kampus.

Di kelas, Kennard menyampaikan jika Prof Rayden tidak akan masuk kelas dan hanya memberi materi.
Semua mahasiswi merasa lesu karena tidak bisa cuci mata, berbeda dengan Iviana yang bercabang dengan isi pikirannya sendiri. Prof Rayden tidak masuk kelas setelah Serena datang ke ruangan Prof Rayden, bahkan, kata Kennard, Serena juga izin pulang dan tasnya akan di ambil sopir dari gadis itu.

Semua persepsi Iviana terkait kedekatan Rayden dan Serena seakan di beri kejelasan. Dia pun mengusap wajahnya sembari menatap ke arah Jenna, "Jen."

"Apa?!" Jenna menjawab dengan sewot, baru dia senang karena Prof Rayden menyukai fotonya tapi malah gagal melihat ketampanan Prof Rayden hari ini.

Perpindahan Jiwa Gadis PenggodaWhere stories live. Discover now