52 - Ketakutan Serena

6.3K 476 30
                                    

"Sayang,"

"Mama!" Kedua tangan Sydney penuh darah dan bergetar hebat, gadis itu membalas pelukan sang Mama dengan tangisan yang pecah. "Mama, aku takut."

"Mereka akan baik-baik saja,"

Sang Mama tidak tahu ada hubungan apa antara putrinya dengan kedua korban yang kecelakaan tadi, tapi melihat kesedihan putrinya, Mama tahu jika mereka memiliki hubungan yang dekat, mungkin mereka bersahabat. "Mama, aku takut sesuatu terjadi pada Rayden dan Serena. Mereka harus bahagia, Mah."

"Iya, sayang, mereka akan baik-baik saja. Kamu yang tenang ya,"

Dari jauh, suara langkah kaki terdengar sangat cepat. Sydney menoleh, dia beradu pandang sebentar dengan sepasang mata yang dulu menatapnya penuh cinta sebelum terputus karena harus masuk ruang tindakan. "Ares," Sydney melirih, melihat pria yang mencintainya dengan tulus namun dirinya lebih mementingkan cintanya pada Rayden.

"Sayang?"

"Mah,"

"Tarik napas, jangan seperti ini. Mama khawatir sama kamu,"

Sydney mengangguk, dia mencoba menenangkan dirinya sendiri dan di antar Mamanya ke kamar mandi untuk berganti pakaian karena pakaiannya penuh darah. Di dalam kamar mandi, Sydney menyentuh pipinya. "Maafkan aku, Serena. Kamu harusnya tidak terluka, karena ragaku, nyawamu selalu terancam. Maafkan aku,"

Sedangkan di dalam ruangan, Ares menahan napas melihat kondisi Serena juga Rayden. Dia menatap kedua tangannya yang gemetar hebat, kejadian terulang seperti saat dia melihat Adiknya keguguran dan Adiknya ditemukan di kamar mayat, "Dokter?"

"Aku tidak bisa, kerahkan yang terbaik!"

"Baik, Dok."

Ares menyembunyikan tangannya yang bergetar ke dalam saku snelli, pria itu menatap bergantian antara Rayden dan Serena yang berakhir di meja operasi. "Kalian harus baik-baik saja, aku akan membenci kalian jika kalian berakhir tak bahagia."

"Dokter, pasien kehilangan banyak darah."

"Yang mana?"

"Keduanya!"

"Aku akan mengurusnya," Ares pergi keluar ruangan, dia tak sengaja berpapasan dengan Sydney yang langsung menahan lengannya.

"Dok, bagaimana kondisi mereka?"

"Masih dalam penanganan," Ares menepis tangan Sydney dan melangkah dengan cepat pergi menjauh. Melihat kepergian Ares, Sydney memundurkan langkahnya, dia kehilangan tatapan penuh cinta dari sepasang mata yang kini menatapnya dingin. Bolehkan Sydney merasa menyesal sekarang? Dia menyia-nyiakan cinta tulus Ares demi cinta tak terbalaskan dari Rayden.

***

Baru Serena yang bisa dijenguk, Sydney mengurungkan niat untuk masuk karena ada Ares di dalam sana. Sydney hanya bisa melihat mereka dari balik kaca, di mana Ares yang menggenggam tangan Serena dan menatapnya penuh kekhawatiran. Sydney tersenyum, "Kau masih mencintai Serena Yellen sampai detik ini, Ares?"

Sydney menyentuh kaca dengan jemarinya, "Maafkan aku. Yang tak bisa membalas perasaanmu, di ragaku atau pun di raga orang lain. Kamu terlalu baik, kamu tidak pantas bersama denganku. Aku percaya, kamu akan mendapatkan pasangan yang jauh lebih baik dari aku. Maafkan aku,"

"Nak?"

"Mama,"

"Kamu baik-baik saja?"

"Mah, ayo pulang."

"Pulang?"

Sudah 2 hari putrinya di rumah sakit tanpa mau meninggalkan depan ruangan Rayden dan Serena, tapi kali ini, dia sendiri yang meminta pulang. Mama pun tidak menanyakan lebih, kesedihan putrinya sudah cukup untuk menjawab segala pertanyaannya. "Mama tidak ingin bertanya apa pun?"

Perpindahan Jiwa Gadis PenggodaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt