20 - Tanda Dileher

12K 673 29
                                    

"Hubby,"

"Hm?"

"Lihat sini,"

Ketika Rayden menoleh, bibirnya langsung bersentuhan dengan bibir Serena. Gadis itu menahan senyum, dia menahan dengan melingkari tangannya di leher Rayden saat Rayden akan menjauhkan kepalanya. Jiwa-jiwa penggoda seorang Serena Ovallius memang tidak bisa di hilangkan meski ingatannya menghilang.

Buktinya, dia senang menggoda Rayden yang kini merasa, telinganya semakin panas. Rayden tak melakukan apa pun sampai Serena merasa sebal dan menjauhkan wajahnya, "Apa aku tidak menarik untuk Hubby? Sampai Hubby tidak ingin mencium bibirku?"

Rayden tidak ingin istrinya merasa malu, dia pun menekan tengkuk leher Serena dan kembali menempelkan bibirnya di sana. Awalnya hanya menempel sampai Rayden mulai memangut dengan lembut. Sedangkan di luar sana, Nara yang mendapat penolakan Rayden tentu saja merasa malu dan tidak terima. Dia tidak ingin berakhir malu seperti ini apalagi di hadapan semua mahasiswa yang melihatnya.

Dengan kepala tertunduk, Nara melangkah cepat menuju ruangan Rayden. Rasa marah dan malu membuat Nara enggan mengetuk pintu, dia pun membuka pintu dan langsung masuk hingga mengejutkan Rayden yang tengah menikmati manisnya bibir sang istri. Bukan hanya Rayden yang terkejut, Serena juga ikut terkejut dan langsung menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Rayden.

Nara? Jangan tanya. Wajah perempuan itu sangat memerah padam menahan amarah, Rayden menolaknya di depan mahasiswa dan sekarang, mencium gadis lain di depannya?

"Rayden!! Apa yang kau lakukan?!"

Rayden menghela napasnya, dia melingkari tangannya memeluk pinggang Serena. "Harusnya saya yang bertanya, apa yang kamu lakukan? Masuk ruangan saya tanpa permisi,"

Nara mengepalkan tangannya dengan erat, "Rayden! Kamu mencium gadis lain di depanku?!"

"Tidak di depan kamu, saya menciumnya di ruangan saya dan kamu yang asal masuk."

"Kamu tidak memikirkan perasaanku, Ray?"

"Untuk apa saya memikirkan perasaan wanita asing?"

Nara menatap tak percaya pada Rayden, "Wanita asing? Wanita asing kamu bilang? Ray! Ingatlah! Kamu sendiri yang memberi harapan untukku!"

"Nara, saya tidak pernah memberikan kamu harapan. Mengajak kamu menikah, itu hanya ucapan anak yang baru duduk di bangku sekolah dasar. Apa kamu menganggapnya serius?"

Sekolah dasar? Serena menahan tawa dengan menggigit leher Rayden dan Rayden yang mendapat gigitan tak terduga, memejamkan mata sembari meremas pinggang istrinya begitu lembut. Berbeda lagi dengan reaksi Nara, "Kamu tetap saja memberikan aku harapan, Rayden! Aku ingin pertanggung jawaban!"

"Saya tidak membuat kesalahan, untuk apa bertanggung jawab?"

"Kamu salah, Rayden!"

"Salah jika saya tidak membalas perasaan kamu?" Rayden menghela napasnya, "Hak kamu untuk mencintai saya dan hak saya untuk mencintai gadis lain."

"Gadis lain?"

"Bukankah ciuman yang kamu lihat tadi sudah cukup untuk membuktikan?"

"Ray," Nara menatap Rayden dengan memelas.

"Cukup, Nara. Saya rasa kamu sudah keterlaluan, saya menjaga perasaan gadis saya jadi tolong mengerti."

"Dan kamu tidak mengerti perasaanku?!"

"Saya tidak suka mengulang kalimat yang sama, silakan pergi."

"Ray,"

"Pergi, Nara."

Perpindahan Jiwa Gadis PenggodaWhere stories live. Discover now