03 - Kabar Kecelakaan

17.5K 892 9
                                    

Pria dengan anting hitamnya itu mengunyah permen karet di dalam mulutnya sembari mengerling ke arah Brandon Rutten, "Benar! Medusa lebih keren dari Aphrodite dan Psyche, mungkin Hephaestus cocok untukmu, Brandon."

"¡No me llames Brandon! Aku itu Lady Bra!"

Ares merapatkan bibirnya lalu terkekeh, "Apa maksudmu, Lady Bra tanpa underpants?"

"Looks interesting,"

Tawanya pecah, "That guy will be lucky to get you!"

"Tentu! Aku akan mengajaknya bermain pedang!"

Mereka berdua tertawa sembari memukul kepala masing-masing dengan bungkus rokok, sedangkan rokoknya, di nikmati oleh Rayden yang sejak tadi diam. "Wahai penguasa dari segala penguasaku Rayden, apakah kau tengah galau saat ini? Apa Hera sudah tidak membutuhkanmu dan berhasil menggulingkan posisimu sebagai dewa terkuat yang takut pada Nyx?"

"Shut up, Ares."

"Haha! Kau terlalu kaku, Duplikat Zeus. Brandon saja santai dengan ...." Ares berbisik pada Rayden, "Dengan penisnya yang akan berubah menjadi vagina. Terdengar menggelikan tapi dia akan benar-benar mengubahnya, temanmu gila, Rayden."

"Apa kalian sedang membicarakan aku? Benar, aku memang sangat cantik dan pantas di puji."

"Kau terlalu percaya diri Lady Bra tanpa underpants," Ares senang menjahili Brandon Rutten yang berubah gender sejak Ibunya tewas bunuh diri di kamar mandi usai menyaksikan perselingkuhan Ayah Brandon dengan 4 wanita Rutten. Ya, Rutten adalah marga dari Ibu Brandon, Brandon terlalu jijik jika harus menggunakan nama belakang Ayahnya.

4 wanita Rutten yang Brandon maksud adalah, kedua Bibinya yaitu Adik dari Ibu Brandon, Kakak dari Ibu Brandon, dan yang terakhir .... Kakak kandung Brandon. Ayahnya memang bajingan, membuat Brandon membenci dirinya yang satu gender dengan Ayahnya, dia pun melakukan operasi plastik wajah, melakukan implan payudara, bokong, dan sebentar lagi akan melakukan operasi kelamin.

"Apa setelah kau sempurna menjadi wanita, kau akan mengangkang untuk Ayahmu, Brandon?"

"Menjijikkan! Lebih baik aku bercinta dengan ayam dari pada dengannya!" Ares mengambil permen karetnya dari dalam mulut, lalu melemparnya ke arah Brandon. "ARES! KAU MENJIJIKKAN!!"

"¡Gracias por el cumplido!"

"ARES─"

Brak!

Ketiga serangkai itu menatap ke arah pintu yang di buka paksa dengan asisten dari Rayden, siapa lagi jika bukan asisten Eros. "Tuan, mobil yang di tumpangi Nyonya mengalami kecelakaan dengan menabrak pembatas jalan saat akan menghindari tabrakan dengan sebuah mobil box."

Ares yang bersandar pada meja kerja Rayden langsung berdiri, diikuti Brandon Rutten. "WHAT?! My baby honeynya Lady Bra kecelakaan?!" Brandon panik sendiri, pria kemayu itu mendorong asisten Eros agar menyingkir dari pintu, dia berlari keluar tapi setelah itu, kembali menyembulkan kepalanya ke sela pintu ruang kerja Rayden.

"Andaikan aku suka klitoris, sudah aku rebut si cantik duplikat Aphrodite darimu!"

"Rebut saja, aku masih memiliki Psyche."

"Dan aku masih memiliki Medusa!" Ares tidak mau kalah, meski mereka bertiga tampak rada-rada, mereka tetaplah orang-orang yang tidak bisa di anggap remeh. Asisten Eros sendiri sampai bingung, dingin dari mananya Ares dan Rayden? Bahkan ketika mereka bertemu, berkumpul bertiga, mereka akan banyak bicara.

"Masih ingin diam di sana dan kau akan aku pecat, Eros?"

Asisten Eros tersadar, pria itu terburu-buru menyiapkan mobil dan mereka bertiga pun, melakukan perjalanan menuju rumah sakit milik Arter Group.

***

"Kau berhenti! Biar aku yang masuk!"

Seorang asisten Dokter segera membantu Ares mengenakan snelli, pria itu berjalan dengan wajah datar dan tatapan dinginnya. Lagi, asisten Eros seperti baru saja melihat pertukaran karakter. Baru tadi Ares tampak konyol dan sekarang, mendadak serius, bahkan tidak ada ekspresi tengil yang dia tunjukkan sebelumnya.

Juga termasuk Brandon, pria kemayu itu berdiri tegak dengan dagu terangkat. Dia memperhatikan Ares dari celah pintu tindakan, memperhatikan bagaimana Ares yang dengan cetakan mengambil alih tugas Dokter lain. Pria yang selalu konyol saat kumpul dengan sahabat-sahabatnya itu, nyatanya adalah seorang Dokter yang sangat hebat.

Keahliannya di bidang medis, tidak bisa di ragukan lagi. Dan jika di luar sana, Ares terkenal bukan sebagai pria konyol yang senang berdebat dengan kedua sahabatnya. Melainkan seorang Dokter tampan yang memiliki sifat dingin dan terbilang, temperamentalnya buruk. Dia hanya ingin menangani pasien sesuai suasana hatinya.

Karena pada kenyataannya, Ares memang tidak benar-benar serius ingin menjadi Dokter. Dia hanya ingin meneruskan pekerjaan Ibunya yang meninggal beberapa tahun lalu, dia ingin sehebat Ibunya dan Ares berhasil melakukan itu. Di depan ruang tindakan, Rayden menatap ke arah asisten Eros. "Apa yang terjadi?"

"Ada sebuah mobil box yang melaju berlawanan arah, mobil box itu memang memiliki tujuan untuk menabrak mobil yang Nyonya tumpangi. Anda bisa melihatnya di sini, Tuan."

Rayden melihat tayangan kamera pengawas dari laptop asisten Eros, pria itu mengeraskan rahangnya dengan kedua tangan terkepal. "Cari bedebah sialan itu yang telah membuat my baby honey Lady Bra terluka!" Bukan, bukan Rayden yang bicara tapi Brandon yang ikut memperhatikan tayangan dari kamera pengawas.

"Baik, Tuan. Saya izin undur diri,"

Setelah kepergian asisten Eros, Brandon menatap Rayden. "Ray! Setidaknya, jika kau merasa tidak membutuhkan Serena di sisimu, lepaskan dia!"

"Kau tahu, Brandon. Aku masih membutuhkannya,"

"Masih membutuhkannya?" Brandon terkekeh, dia mencengkeram kemeja yang Rayden pakai. "Kau masih memiliki kesadaran diri ternyata? Kesadaran diri tentang kau yang bukan apa-apa tanpa Arter Group!"

Rayden merasa marah, saat Brandon menyinggung tentang Arter Group. Dia pun ikut mencekik leher Brandon dengan kuat, "Kau terlalu lancang, Brandon!"

"Aku bicara fakta, Rayden! Kau mempergunakannya sesuka hatimu tanpa memikirkan perasaannya! Kau pria bajingan! Tidak salah jika aku membenci gender satu itu!"

"Jangan kekanak-kanakan,"

Ares keluar dari dalam ruang tindakan, pria itu menendang kaki Brandon bergantian Rayden. Dia juga mengalungkan stetoskopnya, "Kondisi Serena sudah mulai stabil. Tapi aku perlu melihat hasil CT scan bagian kepala,"

"Apa maksudmu?" Rayden mendorong Brandon dari depannya.

"Kita tunggu hasilnya keluar dan juga Serena sadar,"

Brandon ikut penasaran, "Kau mencurigai sesuatu, Ares?"

Ares terdiam, sebelum akhirnya menganggukkan kepala. "Aku belum bisa memastikannya jika belum melihat hasilnya secara langsung, aku pergi dulu dan untuk kalian berdua, berhenti bertindak kekanak-kanakan! Ini di rumah sakit!"

Ares pergi meninggalkan kedua sahabatnya, juga Rayden yang memilih masuk ke dalam ruangan gadis yang telah dia nikahi. Brandon juga cukup tahu diri, dia tidak mencegah Rayden dan memilih menyusul kepergian Ares. Di dalam ruangan, Rayden menatap wajah pucat Serena. Dan sebagai seorang pria normal, Rayden tidak munafik, karena Serena memiliki wajah yang begitu cantik dan enak di pandang.

"Harusnya, kau tetap membenciku dan bukan mencintaiku."

***

Perpindahan Jiwa Gadis PenggodaOn viuen les histories. Descobreix ara