08 - Perubahan Sifat Tuan

14.7K 870 43
                                    

Jika Serena Ovallius menyadari siapa dirinya dan bagaimana memorinya, mungkin dia akan kebingungan mendengar fakta jika Serena Yellen baru berusia 18 tahun dan sudah menikah dengan Rayden. Dia pasti akan mempertanyakan, pernikahan yang baru seumur jagung tapi kenapa banyak sekali pihak yang menginginkan kehancuran pernikahan mereka?

Yaitu wanita yang berani membayar jasanya sebesar 2 triliun dan Lizzy yang rela membunuhnya agar Serena Ovallius tidak bertindak menggoda Rayden lalu menghancurkan rumah tangga Rayden bersama Serena Yellen. Tapi semua kebingungan itu akan terjawab perlahan-lahan, tentang siapa sebenarnya Serena Yellen dan kenapa dia menikah di usia yang masih sangat muda.

Untuk umur, Serena Ovallius juga berusia sama dengan Serena Yellen. Di usia menuju pendewasaan, gadis seperti Serena memang terkadang menyukai hal yang tidak terbatas. Dia memiliki hobi yang aneh tapi tetap saja, Serena Ovallius mampu menjaga dirinya sendiri. Sebab, dia terjun sebagai gadis penggoda sejak usia 17 tahun. Jangan di tiru ya, Serena Ovallius terlalu nakal.

Di dalam ruang rawat, Ares datang untuk memeriksa kan kondisi Serena karena hari ini adalah hari terakhir Serena di rumah sakit. Dia akan pulang setelah infusnya habis dan Rayden, pria itu sedang menerima telepon di luar. Jadilah Serena hanya berdua dengan Ares di dalam ruangannya, "Dokter."

"Panggil saja Ares,"

Serena mengerutkan keningnya, "Dokter umur berapa?"

Kok? Bisa-bisanya Serena menanyakan umur seorang Ares, dia pun melihat ke arah Serena yang juga menatapnya. "Dua puluh lima,"

"Dokter sudah tua,"

Ares terbatuk mendengarnya, karena Serena adalah gadis pertama yang berani mengatai dirinya tua di usia 25 tahun ini. "Saya? Tua?"

Serena mengangguk dengan wajah meyakinkan, "Aku masih kecil. Masih delapan belas tahun, jadi Dokter sudah tua."

"Oke, saya sudah tua."

Serena cekikikan sendiri melihat Ares yang hanya pasrah dan Ares yang cukup tertegun melihat Serena, hilang ingatan, ternyata membuat sisi berbeda seorang Serena muncul. Apakah salah jika Ares merasa begitu bersyukur? Bersyukur karena dari kecelakaan itu, dirinya bisa melihat sisi lain Serena yang lebih ceria dan energik.

"Dokter,"

"Iya?"

"Aku mau jadi Dokter,"

Ares menaikkan satu alisnya, "Memang. Kamu calon Dokter,"

"Aku? Calon Dokter?"

Ares tersenyum, satu hal yang bisa Ares simpulkan tentang Rayden yang mungkin saja belum menjelaskan tentang hal lain. "Sepertinya, kamu harus bertanya banyak ke Rayden. Saya permisi ya,"

"Oke deh, terima kasih Dokter baik!"

Dan Serena adalah satu-satunya orang yang menyebut Ares sebagai Dokter baik, Ares tersenyum, dia ingin mengusap kepala Serena tapi Rayden keburu datang dan menepis tangannya dengan kasar. Ares hanya bisa mendengus, dia pun pergi dengan sengaja menabrak bahu Rayden seperti anak-anak.

"Suamiku!"

"Hm?" Rayden duduk di kursi besi samping brankar Serena.

"Kata Dokter Ares, aku ini calon Dokter. Memangnya benar?"

Ares sialan! Tidak seharusnya dia mengatakan apa yang belum Rayden jelaskan pada Serena, pria itu akan meninju Ares setelah ini. "Kenapa tanya gitu?"

"Karena aku mau jadi Dokter!"

Melihat semangat istrinya saat mengatakan ingin menjadi Dokter, Rayden tersenyum. "Iya, kamu calon Dokter."

Sepasang mata Serena semakin berbinar senang mendengarnya, "Apa aku kuliah kedokteran?"

Perpindahan Jiwa Gadis PenggodaWhere stories live. Discover now