37 - Indahnya Damai

7.2K 619 92
                                    

"Jangan bercanda! Anak haram itu tidak akan pernah mundur dari dendamnya!"

"Saya tidak bercanda, Nyonya. Tuan muda Arter akan mundur dari jabatan yang baru dimilikinya,"

Camille tertegun, dia tidak menyangka, jika hanya digertak sedikit, Rayden bisa mundur begitu saja. "Apa alasannya?"

"Aku membencimu dan kau juga membenciku tapi kau pernah menjadi bagian didalam tumbuh kembangku, aku tak akan pernah melupakan kebaikan siapa pun padaku."

Anak buah Camille menunduk dan melangkah pergi saat Rayden tiba dan langsung bicara, Camille juga menoleh menatap Rayden. "Tidak perlu menipuku, Ray."

"Aku sudah lama tidak mendengar Ibu memanggilku dengan nama itu,"

Lagi, Camille tertegun. "Ibu? Kau memanggilku apa?"

Rayden melangkah maju, pria itu memeluk Camille. "Maaf, maaf jika dendam yang membelengguku membuat aku lupa tentang banyaknya kebaikanmu padaku. Maafkan aku, Bu."

Kedua mata Camille berkaca-kaca, dia lebih mengingat banyaknya kejahatan yang dia lakukan pada Rayden daripada kebaikan yang Rayden katakan. "Kau harusnya tetap dendam padaku dan terus penuhi obsesimu untuk menghancurkan aku!"

"Bu, maaf. Aku tahu aku salah, dan sekarang aku sadar. Ibu hanyalah seorang Ibu yang ingin keadilan untuk Charlie juga Lizzy, aku tidak sepantasnya melakukan semua itu."

Penyesalan Rayden bukan kebohongan, perubahan Serena yang signifikan membuatnya sadar akan banyak hal. Dia juga sadar, jika yang terlihat jahat belum tentu benar-benar jahat, mungkin, dia hanya bersikap seperti penjahat untuk melindungi yang ingin dia lindungi. Contohnya, seorang Ibu yang ingin melindungi anaknya.

"Ray,"

"Maafkan kesalahan Mamaku juga, Mama sudah menerima semua hukuman atas perbuatannya. Maafkan Mamaku, Bu."

Camille membalas pelukan Rayden, wanita yang tidak lagi muda itu membalas pelukan anak yang pernah dia perhatikan bagaimana tumbuh kembangnya. Camille memang membenci Rayden, tidak─ Camille membenci cara Rayden hadir dan bagaimana tabiat Ibunya yang menghancurkan pernikahan harmonis Camille, pernikahan impian Camille selama ini.

Tapi saat melihat Rayden kecil terlahir ke dunia ini, Camille jatuh hati. Apalagi, Ibu kandung Rayden meninggal beberapa tahun kemudian. Rayden kecil tidak memiliki peran Ibu dalam tumbuh kembangnya setelah kematian sang Mama, tapi ada Camille yang tidak tega melihatnya. Camille memerankan sosok Ibu yang sangat baik dan berkesan untuk Rayden.

Ketika Rayden kecil yang Camille sayangi layaknya anak kandung sendiri mulai tumbuh dewasa, Rayden mulai mencari tahu alasan kematian sang Ibu kandung yang menurutnya janggal. Semua tuduhan menunjuk Camille, membuat Rayden membenci Camille dan terobsesi ingin menghancurkan kehidupan anak-anak Camille yang menurutnya jauh lebih beruntung daripada dirinya.

Dirinya yang dikecam sebagai anak haram, di tinggal mati Ibunya, dan harus melihat betapa harmonisnya keluarga Ayahnya dengan istrinya yang lain. Dendam itu semakin meluap dan Rayden gagal mengendalikan dendamnya sendiri. Tapi saat ini, belum terlambat untuk menghentikan segalanya setelah dia tahu akan satu hal belum lama ini.

"Putraku yang malang," Camille menangis dengan memeluk Rayden. "Kau tidak perlu turun dari jabatanmu, Nak. Ibu tahu, kamu mampu menempati posisi itu. Maafkan semua perbuatan Ibu, Ibu hanya merasa marah saat anak yang Ibu ikuti tumbuh kembangnya, bisa membangkang sehebat ini. Maafkan Ibu, Ibu juga salah."

Bukankah damai seperti ini akan sangat indah di pandang?

Lizzy di ambang pintu, mengukir sebuah senyuman. Perempuan itu memilih untuk mengurungkan niatnya menemui sang Ibu, dia kembali ke kamarnya dan melihat fotonya bersama dengan Camille, Rayden, Charlie, juga Wilson. Sebuah foto keluarga yang selalu Lizzy lihat saat dia merindukan kehangatan keluarganya yang dulu.

Perpindahan Jiwa Gadis PenggodaWhere stories live. Discover now