33 - Ingatan Yang Kembali (1)

9K 615 44
                                    

Ketuk untuk bergabung dengan panggilan grup ....

"Hubby, ada telepon grup."

"Dari?"

"Kedua teman Hubby,"

Itu pasti si kunyuk Ares dan si babi Brandon, Rayden sungguh muak dengan keduanya. Dia pun meminta Serena agar menolak saja panggilan itu atau mengabaikan, tapi bukan Serena namanya jika langsung patuh. Dia pun menekan tombol hijau dan menekan pengeras suara, Rayden? Pria itu hanya bisa menghela napasnya dengan kasar.

"RAY! ITU BENAR KAU? KAU MEMPOSTING WAJAH ISTRIMU? TIDAK TIDAK MAKSUDKU TANGAN! TANGAN ISTRIMU! BENARKAH? OH MY GOD!"

Belum apa-apa, telinga Rayden dan Serena sudah dibuat berdengung akan ucapan toa Brandon. "Turunkan nada bicaramu,"

"Hehe, maafkan aku. Aku terlalu excited saat melihat kau membuat story, itu pasti tangan my baby honeynya Lady Bra kan?"

"Kau sudah serius padanya, Ray?"

Ucapan Ares yang menyela membuat Rayden langsung mengambil alih ponsel dari tangan Serena, pria itu juga mematikan pengeras suara yang berhasil, menciptakan kerutan di kening Serena. "Hubby?"

Diseberang sana, Ares mau pun Brandon terdiam mendengar suara Serena. Terutama Ares, "Kau tidak menggunakan pengeras suara kan, Ray?"

"Tidak sesuai ucapanmu,"

"Shit! Dia baik-baik saja?"

"Akan selalu baik-baik saja selagi bersamaku," setelah itu, Rayden memutuskan panggilan dan melempar ponselnya ke kursi bagian tengah.

"Kenapa di lempar, Hubby?"

"Baterainya habis," alibinya.

Serena pun tidak bertanya lagi, dia lebih memilih memandang keluar kaca jendela. Kalimat yang Ares katakan, terus terngiang-ngiang di kepala Serena. Sudah serius pada dirinya? Apa sebelumnya, Rayden tidak pernah serius pada dirinya? Apa maksud dari ucapan Ares? Dan Rayden yang melihat keterdiaman istrinya dilanda rasa khawatir, takut Serena mendapatkan ingatannya kembali hanya gara-gara ucapan Ares.

"Serena?"

Gadis itu menoleh, "Iya, Hubby?"

"Are you okay?"

"I'm always fine,"

"Baiklah,"

Serena tersenyum ke arah suaminya, dia kembali menatap keluar kaca jendela hingga tak terasa, mobil berhenti. "Kita mau makan, Hubby?"

"Iya, kamu harus makan."

Serena tak bertanya lebih, dia mengangguk dan turun setelah Rayden membukakan pintu untuknya. Di mana, Serena yang jauh lebih pendiam membuat perasaan Rayden semakin tidak karuan. Dia tidak bisa melihat istrinya yang cerewet berubah pendiam seperti ini, semua ini gara-gara Ares. Lihat saja, Rayden akan membuat perhitungan pada pria sialan itu.

Di dalam restoran, Serena menolak ruang VVIP, dia ingin makan di meja yang sama dengan orang-orang. Rayden pun tidak bisa menolak, dia memesan makanan yang tidak mengandung udang meski tahu istrinya tak lagi alergi, Rayden hanya ingin berjaga-jaga. Setelah semua makanan datang, Rayden menatap Serena. "Dimakan, Serena."

"Iya, Hubby."

Serena memakan makanannya dalam diam yang lagi-lagi sangat tidak di sukai oleh Rayden. "Ada yang mengganggu pikiranmu?" Rayden tak tahan lagi untuk tidak bertanya secara langsung pada istrinya.

"Apa Hubby bisa jujur?"

Detak jantung Rayden berdebar lebih cepat dari biasanya, "Aku tidak janji."

Serena tersenyum paksa, dia pun mengangguk. "Tidak masalah, aku rasa, aku bisa mendapatkan jawaban itu sendiri."

"Serena,"

"Aku baik-baik saja, Hubby." Serena mencoba bersikap biasa saja meski ucapan Ares saat di telepon tadi terus terngiang. Dia membuat kesimpulan sendiri dalam pikirannya, bahwa Ares hanya salah bicara. Iya, harusnya seperti itu agar Serena tidak semakin kepikiran.

Selama menikmati makanannya, Serena menyadari ada sepasang mata yang terus menatapnya dengan intens. Serena menoleh ke arah seseorang yang terus menatapnya, saat seseorang itu berdiri dan pergi, Serena ikut berdiri. Serena tidak tahu dia pergi kemana tapi Serena sendiri memang ingin ke kamar mandi dan Rayden mengizinkan.

Di kamar mandi, tepatnya di depan cermin besar, Serena menatap pantulan wajahnya. Dia mengusap pipinya dan terdiam saat mendengar ucapan seseorang dari dalam salah satu bilik, dia berkata, "Eve sialan! Dia tiba-tiba menghilang dan tidak bisa dihubungi?!"

Satu alis Serena terangkat, Eve? Serena merasa tak asing dengan satu nama itu, "Akan aku pastikan, kau membusuk di penjara setelah menipuku!!" Nada suara wanita itu terdengar sangat marah dan merasa tidak terima.

Tanpa Serena tahu, wanita di dalam bilik adalah wanita yang sama dengan wanita yang berani membayar 2 triliun pada Eve atau nama samaran Serena Ovallius untuk menghancurkan rumah tangga Serena Yellen dan Rayden Arter. Tapi hari ini, dia melihat hubungan Serena Yellen dan Rayden Arter yang tampak baik-baik saja tidak sesuai kepercayaan diri Serena Ovallius saat bertekad untuk menghancurkan pernikahan mereka.

Di tambah lagi, Serena Ovallius mendadak tidak bisa di hubungi dan menghilang bak ditelan bumi. Dirinya telah kehilangan uang 2 triliun, mana mungkin bisa diam saja? Dia pun keluar dari bilik dan terkejut melihat keberadaan Serena Yellen. Dengan senyum culas, dia menarik rambut Serena Yellen dari belakang dan mendorongnya hingga membentur dinding.

"Wanita sialan! Kau tidak pantas menjadi istrinya!"

Serena memiringkan kepala, dia menepis tangan wanita yang berani menarik rambutnya. "Apa anakmu yang pantas menjadi istrinya, begitu?"

"Kau ....!"

Serena tersenyum miring, dia tak memiliki ingatan apa pun tapi bukan berarti Serena akan mudah ditindas seperti ini. Dia menundukkan kepala, melihat wanita yang memang lebih pendek darinya. "Aku peringatkan, biaya perawatanku jauh lebih mahal dari harga dirimu yang mudah sekali terpancing amarah. Aku sarankan, berlatihlah mengendalikan emosi supaya emosimu tidak mengkhianati penampilanmu."

Serena menepuk bahunya dan pergi begitu saja meninggalkan si wanita yang mengepalkan tangannya dengan sangat erat, sudah dia bilang, hanya Eve yang akan berhasil menghancurkan pernikahan Serena Yellen dan Rayden Arter. Sebab, dirinya yang memiliki latar belakang kuat pun akan selalu gagal ikut campur dalam hubungan mereka.

Keluar dari kamar mandi, Serena menyentuh kepalanya yang terasa begitu menyakitkan.

"Dua triliun untukmu jika kau berhasil menghancurkan pernikahannya."

"Siapa korbanku kali ini?"

"Namanya Rayden Schuyler De Arter. Suami dari seorang gadis bernama Serena Yellen, aku ingin, kau menghancurkan pernikahan mereka dalam waktu dua bulan. Jika kurang dari itu dan kau masih gagal, aku akan menuntut hingga ke jalur hukum."

Deg.

Serena hampir terhuyung jatuh jika tangannya tidak sigap berpegangan pada dinding, dia mendapatkan sebuah memori. Apa ini ingatannya yang sempat hilang? Dan wajah wanita yang bicara dengannya, wanita yang sama dengan .... Wanita di dalam kamar mandi tadi, Serena membatu, dia mencoba merangkai segalanya.

Seseorang dalam ingatan itu pasti dirinya sendiri yang berbicara dengan wanita di kamar mandi tadi, tapi yang menjadi pertanyaan, "Menghancurkan rumah tangga Serena Yellen dan Rayden Arter? Bukankah itu aku sendiri dan suamiku? Untuk apa aku menghancurkan rumah tanggaku sendiri hanya demi dua triliun?"

***

Perpindahan Jiwa Gadis PenggodaWhere stories live. Discover now