16 - Dosenku Suamiku

12.1K 694 34
                                    

"Prof, jadwal rapat di majukan. Saya datang untuk memberi tahu Anda,"

Rayden mengangguk, "Saya akan segera ke sana. Anda bisa pergi lebih dulu dan terima kasih untuk informasinya,"

"Sama-sama, kalau begitu, saya permisi, Prof."

"Ya,"

Setelah di rasa aman, Serena di bantu Rayden keluar dari persembunyiannya. Gadis itu menatap sekitar, "Fyuh. Aman,"

Dan Rayden menggeleng pelan melihatnya, "Kamu itu mahasiswi aku di sini. Harusnya tidak perlu sembunyi, tinggal bilang jika ada urusan kelas yang harus kita bicarakan."

"Benar juga, hehe. Aku panik jadi tidak bisa berpikir,"

"Kalau begitu, aku harus pergi. Ada rapat,"

Serena mengangguk, "Aku juga akan pergi, aku duluan ya! Hubby belakangan!"

"Iya, hati-hati."

"Bye Dosenku suamiku!"

Serena mengecup pipi Rayden di balas kecupan di keningnya, setelah itu, Serena pun berjalan riang keluar ruangan Rayden. "Astaga!" Gadis itu terperanjat kaget saat baru keluar dari pintu, dia malah bertemu dengan Jenna dan Iviana. "Kalian kenapa di sini?"

"Kami penasaran, kamu ngapain di dalam sana?"

Serena mengingat ucapan Rayden tentang dirinya yang mahasiswi dan Rayden adalah Dosen, "Membicarakan tentang mata kuliah dong tentunya."

"Oh iya juga, Prof Rayden enggak mungkin panggil kamu kalau hanya untuk urusan tidak penting. Apalagi kan, kamu lumayan lama tidak masuk karena kecelakaan itu."

"Nah itu,"

Padahal, Rayden memang memanggilnya untuk urusan tidak penting tapi biarlah Jenna berpikir lain dari pada harus tahu dan berakhir dengan dirinya yang di santet. "Udah ayo pergi, nanti Prof Rayden keluar kita masih di depan pintu ruangannya."

"Kali ini Ivi benar, ayo pergi."

Ketiganya pun pergi menuju kelas karena memang masih ada satu mata kuliah lagi, "Na."

"Apa?"

"Kamu suka enggak sama Prof Rayden?"

Serena diam, jika sebagai suami, tentu saja Serena menyukai Rayden tapi jika di tanya sebagai mahasiswi, agaknya Serena tidak suka Rayden. Melihat dari cara Rayden mengajar yang super disiplin, Serena yang malas-malasan tiap belajar merasa tertekan di kelas. Apalagi, Rayden tidak pernah menghilangkan tatapan tajam dan dinginnya di kelas saat mengajar.

"Enggak,"

"Serius?"

Serena mengangguk, "Aku enggak suka pria galak." Maksudnya sebagai Prof Rayden, kalau Hubby sih aku sudah pasti suka. Sambungnya di dalam hati.

"Benar sih, cara mengajar Prof Rayden memang tegas. Prof Rayden juga tidak pernah mentolerir kesalahan sekecil apa pun, tapi ya gimana ya? Beliau ini tampan banget, cerdas, masih muda, kaya juga. Siapa yang tidak tergila-gila coba? Meski minusnya di sifat dingin sih," Komentar Jenna tentang Prof Rayden.

Iviana setuju, "Aku setuju tapi jujur ya, aku malah suka pria seperti Prof Rayden yang dingin-dingin gitu. Jadi enggak ramah ke semua wanita, bahaya kalau ramah, masa iya udah tampan, masih muda, cerdas, terus ramah juga. Bisa bahaya nih hati,"

"Haha, benar lagi!"

Serena hanya diam menyimak Jenna juga Iviana membicarakan tentang suaminya, "Mau langsung ke kelas?"

"Iya ke kelas aja,"

***

Jam mata kuliahnya sudah berakhir, tapi Serena masih duduk santai di kantin. Dia sebenarnya mau pulang, tapi Rayden belum memberi kabar apa pun pada dirinya. "Apa aku chat saja ya?" Jenna dan Iviana juga sudah pulang, tadi mereka ingin menemani Serena tapi Serena yang sungkan meminta mereka untuk pulang saja dan Serena akan pulang setelah memesan minuman sebentar di kantin.

Perpindahan Jiwa Gadis PenggodaWhere stories live. Discover now