BAB SEMBILAN PULUH SEMBILAN

1.8K 399 11
                                    

"Rex," Nick masuk ke dalam kamar suite hotelnya tanpa mengetuk terlebih dahulu dan berjalan ke arah kakak tertuanya yang sedang memakai dasi pita berwarna hitam sesuai dengan tuxedo yang ia kenakan.

"Is it time?" tanya Rex yang sekarang terlihat gugup di depan cermin di hari pernikahannya dengan Benny.

Nicholas Escara adiknya melihat jam tangannya dan berkata, "No, not yet. But you've got to hear me out. Ada masalah penting."

"Rex," teriak Germaine dan Callaghan bersamaan. Kedua adiknya yang lain masuk dan mengatakan kata yang sama dengan Nick yang datang terlebih dahulu kepadanya, "You've got to hear this man. Ada masalah penting."

Tiba-tiba Jack dan John dengan ricuh masuk ke dalam kamar Rex, "Have you heard, Rex?" tanya kedua adiknya bersamaan.

"Ada apa?" tanya Rex yang mengerutkan dahinya. "Apa Benny mengubah pikirannya dan tidak ingin menikah denganku? Apa Benny menghilang? Ya, Tuhan—apa Benny sekarang tidak bisa ditemukan? Is she okay? Apa Benny sakit? Kenapa tidak ada yang mengatakannya kepadaku lebih cepat? I need to find her—"

"Rex," kata Nick berteriak dan memotong kata-kata Rex.

"God damn it, Nick. What the fuck is going on?" tanya Rex.

"Ares dikeluarkan dari Yale," kata Nick.

Seketika adik-adiknya yang lain mengatakan hal yang sama. Rex menarik napasnya dan mengembuskannya, "Thank God."

"Thank God? What the fuck?" tanya Nick tidak percaya kakaknya terlihat senang.

Rex berkata untuk membalas adiknya, "Benny akan tetap menikah denganku."

"She's your wife already and the mother of your child, Rex. She's not going anywhere," Nick berkata kepada kakaknya. "Ia akan tetap menikahimu. Apa kamu tidak mendengar kata-kataku tadi? Ares dikeluarkan dari Yale!"

"Apa kalian membicarakanku?" tanya Ares yang baru saja masuk ke dalam suit dan menyadari seketika Nick, adiknya terlihat panik. "Tentu saja ti-tidak, Ari," kata Nick. "Kita sedang mencoba mengikatkan dasi pita Rex."

Nick mendekat dan mencoba menarik dasi pita kakak tertuanya yang akan menikah hari ini. Seketika Rex memukul tangan Nick dan berkata, "Aku tidak perlu bantuanmu. Why is Yale kicking you out, Ari?" tanya Rex kepada Ares tanpa basa-basi.

"Kamu hampir membuatku berpikir kalau Benny tidak ingin menikah denganku. What's with the whole commotion?" tanya Rex kepada adik keduanya yang terlihat hampir tenggelam mengenakan tuxedo yang sangat kebesaran ditubuhnya.

Ares membenarkan letak dasi pitanya tapi hanya membuatnya semakin miring dan menatap keenam saudara laki-lakinya bersamanya, "Tidak ada, lupakan saja."

"Itu bukan jawaban, Ari," kata Rex kepada adiknya.

"Ini hari pentingmu, Rex—"

"No, answer me," kata Rex yang menunggu Ares sekarang untuk mengatakan kenapa dirinya dikeluarkan dari salah satu universitas Ivy League terbaik di Amerika Serikat.

"For God sake, leave me alone," kata Ares kepada keenam saudara-saudaranya.

"Aku tidak akan beranjak dari kamar ini sampai kamu mengatakannya, Ari. Why did you get kicked out from Yale? Kenapa kamu tidak memberitahu kita semua—"

"It's none of your business."

"It is mine when you're my brother."

Ares baru saja akan berjalan meninggalkan keenam pria yang menatapnya dengan penuh kebingungan ketika Nick menghentikan langkahnya dengan berkata, "Aku mendengarnya, Ari. Aku mendengar semua pembicaraanmu dengan Mama. Aku mencarimu karena tuxedo-mu kebesaran dan Mama menemukanmu terlebih dahulu dengan tuxedo milik Papa yang sudah lama tidak ia kenakan. You were both talking and she was crying. I was worried about her, that's why I stayed and listened. Lalu aku berlari secepat mungkin dan memberitahu semua orang kamu dikeluarkan dari Yale. Rex adalah orang terakhir yang tahu. Should I tell them all about the reason why Mama cried?"

Ares membalikkan tubuhnya dan melihat Nick dengan tatapan marah, "Apa kamu berpikir kamu punya hak untuk mengatakannya, Nick?"

"For fucking sake, yes! Karena... karena... karena kamu menyakiti dirimu sendiri." Kalimat yang diucapkan Nick begitu menyakitkan dan mengingatkan mereka semua kepada Libby, mendiang adik mereka yang mengambil nyawanya sendiri. Seketika Rex baru saja akan mengangkat bicara ketika Ares memotongnya, "I'm not hurting myself."

Nick berteriak membuat gema di setiap sudut suite besar itu, "Ares kamu semakin kurus! Seharusnya kita menyadari perubahan ini! You're fucking not eating! Kamu menyakiti dirimu sendiri! Mama menangisi dirimu karena kamu dikeluarkan dari Yale karena gangguan jiwamu!"

Ares tertawa, tapi kata-katanya terdengar menyakitkan ketika ia menjelaskan. "I'm not fucking insane, okay? Pelatih utama tim football-ku mendapatkan pengaduan dari para anggota yang melihatku memuntahkan makananku kembali sebelum latihan dimulai. I'm fucking bulimic you morons. Mama menangis karena aku dikeluarkan dengan alasan gangguan jiwa. I'm not, okay? I just throw up all my foods. Sekarang apa kita akan terus membicarakan diriku atau kita bisa turun ke bawah dimana semua orang dan Benny menunggu suaminya?"

"..."

"..."

Mereka semua terdiam dan menatap Ares, sementara pria itu yang menatap keenam saudara laki-lakinya dengan tidak sabar. "Ayolah, Mama akan marah kalau kita tidak akan—"

Ares terkejut karena detik berikutnya Rex berjalan ke arahnya dan hal pertama yang pria itu lakukan adalah mendekapnya ke pelukan. "Don't go," bisik Rex kepada Ares.

Ares terbatuk karena pelukan Rex begitu kuat, "Go where, QB?"

"Anywhere foolish," kata Rex.

"Well, Mama is trying to get me to Harvard," kata Ares kepada Rex.

"I'm so sorry, Ari."

"Why?" tanya Ares kepada Rex.

"I didn't know."

"It's okay, you were busy with the Super Bowl."

"I'm going to be here," kata Rex yang memeluk adiknya lebih erat. Seketika saudara-saudaranya yang lain mengikuti dan memeluk Ares. "Oh, Tuhan, aku tidak bisa bernapas."

Mereka menyadari betapa kurusnya Ares tapi tidak sepatah katapun keluar dari mulut mereka lagi. "We'll be alright," kata Nick kepada mereka semua yang saling berpelukan.

"Ini sangat aneh, tapi akan kubiarkan kali ini," kata Jack yang tidak terbiasa memeluk saudara-saudaranya.

"Ya, err," kata Germaine, "Kakiku diinjak Cal."

"Aku tidak menginjakmu."

"Kamu menginjakku!"

"Berhentilah menyikut perutku!"

"Ouch, that's my stomach!"

Rhea Escara dengan napas terengah-engah dan panik memasuki suite anak tertuanya hanya untuk melihat tujuh laki-laki dewasa saling berpelukan, "Boys, am I missing out on something? Rex, Benny mencarimu. You're getting married today, you're not forgetting it, are you?"

"Rex akan tu-turun Ma!" teriak Ares. "Get off, QB! Your wife is waiting!"

Benny the Bear Loves the Quarterback : Book II | CAMPUS #02Where stories live. Discover now