BAB ENAM PULUH SEMBILAN

1.8K 437 13
                                    

"Apa ini mungkin?" tanya Rex. "I mean you have one more month."

"Well, I guess your daughter is eager to see the world tonight, Sir," kata Benny mencoba untuk menarik napasnya dan tidak panik.

"Apa ini mungkin, Benny? Di malam kita menangkap Andrew kamu akan melahirkan? Kenapa kamu menghamilinya, Rex?" tanya Saint yang sekarang memukul punggung Rex. "Kamu harus bertanggung jawab sekarang!"

Rex mendorong Saint ke arah jendela agar pria itu tidak mengganggunya sementara ia memajukan tubuhnya ke Benny. "Bean, you need to pull over and let me drive."

"Tidak," kata Benny menggeleng.

"Scott Bennett—"

"Ugh!" Benny dengan kesal menggerutu.

"Kenapa Rex kamu harus membuatnya lebih marah?" tanya Saint kepada Rex. "She's obviously already mad at you, QB."

"Thanks, Michael. I'm that oblivious," kata Rex dengan sarkastik. "Maaf, Bean. Aku tahu kamu membenciku ketika aku memanggil nama panjangmu. But seriously, let me drive instead. Baby, please."

Benny menggeleng dan menjawab Rex, "Lebih baik aku saja yang menyetir. Kursinya... basah. Ini sangat memalukan. Oh God, can you just point me the way to the nearest hospital?"

Rex mengeluarkan handphone-nya dan ia sekarang memerintahkan kepada Saint, "Apa kamu bisa sedikit berguna, Michael? Aku baru saja menyelamatkan kariermu dan sekarang istriku akan melahirkan."

Saint dengan cepat mengeluarkan handphone-nya, "Ya, aku baru saja akan membantu Benny ketika kamu mendorongku, Escara! Nearest hospital—"

Keduanya lalu berkata bersamaan, "St. Mary di Central Street, ambil kiri setelah ini."

Ketika Benny mendapatkan kontraksi berikutnya, kedua pria di belakang mobil itu terlihat panik mendengarkannya berteriak. "What can we do, Bean?" tanya Rex.

"Ya, apa yang bisa kita lakukan?" tanya Saint. Sekarang Rex dan Saint menatap Benny yang menyetir dengan khawatir. Keduanya yang memiliki tubuh besar saling mendorong agar mereka dapat melihat Benny.

"Diamlah," kata Benny yang menahan kontraksi berikutnya.

"Diamlah, Escara," kata Saint kepada Rex.

"Kamu yang diam," kata Rex. "Aku suaminya."

Mereka melihat gedung rumah sakit St. Mary ketika Benny akhirnya membelokkan mobil dan Rex berkata, "Bean, aku akan membantumu keluar setelah ini. Jangan khawatirkan mobilnya."

Benny mengangguk dan ia memarkirkan mobil tepat di depan unit gawat darurat. Dengan cepat Rex keluar dari mobil, membuka pintu pengemudi dan membantu Benny turun. Celana yang dikenakan Benny sekarang terlihat sangat basah, tapi Rex sama sekali tidak peduli. "Apa kamu bisa berjalan? Atau aku harus menggendongmu?"

Kedua pipi Benny bersemu merah, "Aku bisa berjalan sendiri."

"Bean, you know what, aku akan menggendongmu," kata Rex dan dengan cepat sang quarterback menunduk untuk mengangkat tubuh istrinya. "Rex!" Benny mencoba untuk mendorong Rex menjauh tapi Rex sekarang mendekapnya.

"It's not great down there," kata Benny.

"I know, but we're in this together," kata Rex kepada Benny. Pria itu berlari ke arah pintu masuk dan berteriak kepada siapa pun yang mendengarkan, "Istri saya akan melahirkan!"

"Sir, Anda tidak perlu berteriak," kata salah satu perawat yang mendatangi Rex. "Kami akan membantu istri Anda."

Benny meringis dan Rex menyadari kalau wanita itu menjadi semakin tidak nyaman. "Anda harus menolong istri saya sekarang."

"Sir, Anda perlu menurunkannya sekarang."

"Rex—" Benny memegang dada Rex dan mencoba untuk menenangkannya.

Namun Rex dengan panik dan posesif berkata, "Tunggu, istriku tidak akan berdiri. Aku tidak mengizinkannya."

"Turunkan istri Anda di ranjang, Sir," perawat itu berkata dengan tegas. "Ada ranjang kosong di kubikel sebelah kiri Anda."

"Ia akan melahirkan sekarang," kata Rex yang tidak mengerti kenapa Benny harus diturunkan ke ranjang sementara istrinya kesakitan.

"Sir, saya tidak bisa melihat keadaannya kalau Anda menggendongnya terus."

"Ia harus dipindahkan ke kamar bersalin, bukan?" tanya Rex yang sekarang memerintah perawat itu. Tidak lama Saint masuk ke unit gawat darurat dan membuat kehebohan lainnya dengan bertanya, "Apa yang kalian masih lakukan disini? Kenapa Benny masih kamu gendong, Rex? She's in labor, right? Apa kita perlu pindah rumah sakit?"

"Aku berpikir hal yang sama, rumah sakit ini—"

Benny kehilangan kesabarannya dengan suaminya dan Saint, "Kalian berdua harus diam sekarang." Lalu Benny berbicara kepada perawat yang menatapnya dengan kasihan, "Kontraksiku datang setiap lima menit dan menurutku aku sudah dalam pembukaan terakhirku. Dua pria bodoh ini dapat kamu usir dari rumah sakit kalau mereka terus mengatakan kata-kata konyol."

Perawat rumah sakit itu mengangguk dan berkata, "Saya harus memeriksa Anda, Ma'am."

"Tentu saja," kata Benny. "Rex, turunkan aku ke ranjang terdekat."

Rex baru saja akan mendebat Benny, tapi wanita itu menatapnya dengan tatapan mematikan, "Now, Reginald."

"Okay, I will," kata Rex yang akhirnya menyerah.

"Siapa dari kedua pria bodoh ini suami atau pasangan Anda, Ma'am?" tanya perawat itu kepada Benny ketika ia sudah diturunkan ke ranjang. Benny menatap pemilik mata biru yang menunggu jawabannya dan menunjuknya, "Yang ini."

"Oh, yang paling bodoh," gumam perawat itu.

Saint terkekeh dan menepuk bahu Rex, "I'm smarter than you, QB."

"Okay, now, since you're not the father of this child, kamu harus pergi dan menunggu di ruang tunggu," kata perawat kepada Saint karena ia mentertawakan Rex bagaikan anak remaja.

Rex menyunggingkan senyum, "Setidaknya aku tidak diusir, Michael."

"The fuckNurse, wait, Nurse—saya harus menjaga pria bodoh ini agar ia tidak pingsan."

"No, please get out, Sir."

"Nurse, please!" Saint didorong untuk keluar dan Rex tertawa dengan puas melihat pria itu diusir. Ketika perawat itu membalikkan tubuhnya ia melihat wajah Rex yang tersenyum lebar. Ia menggunakan kesempatan itu untuk berkata, "Anda tahu bukan kalau sebentar lagi Anda akan menjadi seorang ayah?"

"Yes, Ma'am," jawab Rex dengan serius dan tegas setelah ia menyadari kalau hidupnya akan berubah setelah kelahiran anak perempuannya.

"Siap?"

"Yes."

"Hold her hand, Sir."

Rex mengangguk dan menggenggam tangan Benny yang dingin. "I'm here Bean."

"We're going to have a baby, Rex." 

Benny the Bear Loves the Quarterback : Book II | CAMPUS #02Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang