BAB ENAM PULUH TIGA

1.9K 439 11
                                    

Setiap kali New England Patriots memenangkan pertandingan dan mendekati babak playoffs menuju kejuaraan Super Bowl, Rex menyadari perubahan dengan timnya.

Perlahan-lahan mereka berhenti memukulnya.

Rex pertama menyadarinya ketika Chris Savino, cornerback Patriots yang dulu akan siap untuk memukulnya setiap kali ada kesempatan mendatanganinya dan berkata, "Hei, QB." Lalu pria itu memegang bahu Rex dan ia mengira Chris sedang bersiap-siap untuk memukulnya. Tapi Rex salah ketika Chris hanya menepuk bahunya dan berkata, "Good game tonight."

Setelah itu Chris Savino tidak pernah memukulnya lagi atau menyentuhnya. Setelah mereka memenangkan dua pertandingan lainnya Chris akan mengangguk kepadanya dan sang cornerback terlihat lebih menghormatinya. Tapi tentu saja tidak semua orang dapat menjadi Chris Savino. Sang cornerback lebih mementingkan permainan football dan tujuannya hanya untuk bermain dengan sangat baik. Berbeda dengan Rex yang memiliki multi years contract, Chris harus dapat membuktikan kemampuannya sebelum season selesai atau ia dapat dipastikan tidak akan bermain di season berikutnya atau hal terburuk yang terjadi adalah menjadi pemain free agent.

Minggu berikutnya, tiga minggu sebelum babak playoffs, Ty Hendricks, yang dulu menariknya ke gudang dibelakang yatim piatu sekarang mendatanginya. Pria itu tidak pernah takut untuk menunjukkan kebenciannya kepada Rex dan akan selalu memukulnya. Rex tengah melepaskan shoulder pad-nya ketika Ty membuka helm-nya dan berdiri di hadapannya. "Kalau kamu ingin memukulku, aku sarankan untuk melakukannya ketika semua orang—"

"Fuck that," kata Ty kepada Rex.

Rex mengerutkan dahinya dan ia mendesah. Kali ini ia bertanya, "So, what the fuck do you want from me Ty? We're not at Boston, I suggest you not to do anything stupid here."

Mereka baru saja mengalahkan Carolina Panthers di Stadion Bank of Amerika yang terletak di Charlotte. Dengan kemenangan mereka yang konstan, New England Patriots diprediksi akan masuk ke babak playoffs dengan mudah dan menjadi tim NFL yang memimpin dua puluh tiga lainnya menuju kejuaraan. Rex terlalu lelah untuk menanggapi Ty, tapi pria itu mengejutkannya ketika bertanya, "What's that strategy you did in the second half?"

"Baby level up, thirty zoom out?" tanya Rex memastikan ia mengatakan cadence yang benar kepada Ty.

"Ya, aku ingin kamu mengajariku lagi, karena aku ingin melemparkan bola kepadamu lebih tepat lain kali. Kalau kita bisa memaksimalkan waktu untukmu berlari, aku akan melemparkan bolanya pada hitunganmu dengan lebih akurat. You need time to throw it to Hardin, right?"

Rex mengedipkan matanya dengan bingung, "Y-Ya."

"Aku akan mendengarkanmu lebih baik dan belajar strateginya," kata Ty dengan tegas sebelum pergi meninggalkan Rex dengan wajah tercengang.

Ronan Wilde, Hardin Lark, dan Barron Mason adalah tiga orang terakhir yang mengubah pikiran mereka setelah Patriots memenangkan wild card menuju playoffs. Ketiganya sekali lagi membuat Rex terkejut ketika berkata, "Good game, Capt."

"Let me know what I should be working on."

"Ya, strategimu sudah baik, tapi kita bisa bermain dengan lebih baik kalau kamu ingin memberitahu apa yang perlu kita perbaiki. Aku harap kamu tidak merasa canggung memberitahu kami apa yang perlu diperbaiki—it will be good for the team and we'll protect you better on the field."

Rex membalas dengan anggukan yang sangat canggung dan untuk kali pertama selama ia bermain untuk tim Patriots, ia merasa dihormati sebagai quarterback mereka. Ia tersenyum dan membalikkan tubuhnya. Dari kejauhan Saint melihat Ronan, Hardin dan Barron yang meninggalkan Rex. Sesaat setelah itu, dari pintu masuk ruang ganti, pelatih utama mereka Andrew Sr. Reid berjalan memasuki ruangan. Ia baru saja akan memberikan debriefing kepada tim ketika Saint memanggil namanya.

"Coach!" Saint berteriak dan ia setengah berlari menuju pelatihnya.

"Mayday, defcon one," kata Saint dan ia menggeleng berharap Andrew mengerti dengan apa yang sedang ia bicarakan.

"What?" tanya Andrew dengan bingung.

Saint berpura-pura terlihat khawatir dan berkata kepada pelatihnya, "Coach, bagaimana kalau malam ini kita merayakan kemenangan playoffs di tempat biasa?"

"Why?"

"Mereka mulai menghormati quarterback-mu."

"Who are they?"

"Semua, Coach."

"Fuck," balas Andrew.

"Aku akan membawa orang-orang yang tersisa yang masih membenci Rex. We need to act fast, right? Coach, they will make him the most respected rookie for winning the team a Super Bowl. Not you—but Reginald Escara."

"Aku tidak menyukai kemungkinan itu," kata Andrew. "Malam ini."

"Tentu saja, Coach. Malam ini."

Andrew membalikkan tubuhnya dan berteriak kepada timnya, "Listen up team! That was a good game—"

Selama Andrew memberikan debriefing kepada anggota tim Patriots, Saint menatap Rex dari kejauhan dan ketika mata mereka bertemu, ia mengangguk. Rex mengerti dari anggukan Saint dan membalasnya sama. Coach Andrew Sr. Andrew tidak akan memimpin New England Patriots ke Super Bowl berikutnya karena ia akan mendekam di penjara.

Benny the Bear Loves the Quarterback : Book II | CAMPUS #02Where stories live. Discover now