BAB SEMBILAN PULUH LIMA

2K 358 7
                                    

Tiga bulan kemudian.

Francis Lamar, penjaga utama New England Patriots hari ini menikahi tunangannya Taylor Raven di Florida, Miami. Semua anggota tim Patriots diundang untuk hari besar Francis dan Taylor, termasuk mantan quarterback mereka—Reginald Escara dan istrinya, Scott Bennett.

Ini adalah kali pertama Rex dan Benny berpergian meninggalkan anak mereka yang sekarang sudah berumur hampir lima bulan dengan Rhea dan Jeremiah Escara—kedua orang tua pria itu di Rhode Island. Mereka baru saja sampai di Florida menggunakan pesawat pribadi Escara dan mempunyai sedikit waktu sebelum acara pernikahan dimulai di Little Palm Island Resort, hotel berbintang lima yang sangat eksklusif dan hanya didatangi oleh orang terkaya di Amerika Serikat.

Rex dan Benny berjalan dibelakang staf hotel yang membantu menunjukkan vila pribadi mereka. Rex menggenggam tangan Benny dan ketika mereka tidak kunjung juga sampai ke vila mereka, pria itu menarik istrinya ke dekapannya sebelum mencium bibirnya. "Apa yang kamu lakukan?" bisik Benny yang sekarang tersipu malu.

"Menciummu."

"We're in public."

"This resort is basically booked by Francis for the weekend. Hanya akan ada keluarganya dan Patriots saja, Bean. No one will care about us kissing."

Benny mendorong pria itu dan berdeham, "Kita tidak akan masuk ke dalam vila kalau terus berciuman."

"Apa setelah sampai aku boleh menciummu lagi?"

"Depends," kata Benny yang sekarang berjalan di depan Rex.

Pria itu menyamai langkah wanita itu dan tersenyum lebar, "Depends on what?"

"If we have time, silly," kata Benny.

Tidak lama mereka berjalan masuk ke dalam vila pribadi yang akan menjadi tempat mereka menginap selama akhir pekan merayakan pernikahan Francis dan Taylor. Vila tersebut memiliki kolam renang dan jacuzzi air hangat pribadi sementara kamar tidur utama berada di bungalow kayu yang sejuk menghadap ke pantai terbuka.

Barang-barang mereka diantar tidak lama kemudian oleh bellboy dan Rex memberikan tips yang sangat besar kepada yang melayani mereka. Ia memerintahkan para staf untuk tidak membantu mereka mengeluarkan pakaian dan meminta privasi agar mereka dapat bersiap-siap. Pada kenyataannya sang quarterback hanya ingin menghabiskan waktunya dengan istrinya yang sekarang mengagumi pantai di hadapan mereka.

"So, um, we have an hour," kata Rex berbisik di telinga Benny.

"Oke, ya, baiklah, aku akan mandi dan mulai bersiap-siap," kata Benny yang dengan panik mulai berpikir kalau mereka tidak memiliki cukup waktu.

Namun Rex tidak berpikir mereka akan terlambat dan memeluk Benny sehingga wanita itu tidak bisa lari darinya, "Bagaimana kalau kita mandi sama-sama setelah aku menciummu?"

"Rex, aku perlu bersiap-siap dan kamu juga," kata Benny dengan tegas. Ia mencoba untuk keluar dari pelukan pria itu, tapi Rex sama sekali tidak mengizinkannya.

"You told me, if we have time, I can kiss you again," bisik Rex di telinga Benny dengan parau.

"Apparently we don't have time," balas Benny yang mulai kesal karena suaminya sama sekali tidak berpikir kalau mereka akan terlambat.

"One kiss, please, Baby," kata Rex yang memohon.

"One," Benny menyerah dan memiringkan wajahnya sehingga Rex dapat menutup bibirnya dengan bibir wanita itu. Rex menciumnya dengan perlahan tapi ciuman pria itu berubah menjadi tuntutan ketika ia memperdalamnya. Benny berputar dan membalikkan tubuhnya sehingga ia dapat mengakses mulut Rex yang terbuka dan membalas ciuman pria itu. Ia mengalungkan kedua lengannya di seputar leher pria itu dan berjinjit agar mempermudahnya. Rex tersenyum ketika Benny tidak memiliki rencana untuk mengakhiri ciuman mereka. Sehingga ia menggunakan kesempatan itu untuk menarik masuk tubuhnya dan tubuh istrinya menuju ranjang.

Benny the Bear Loves the Quarterback : Book II | CAMPUS #02Where stories live. Discover now