BAB LIMA PULUH ENAM

1.9K 416 17
                                    

Dua minggu sebelum babak playoffs[1]. Tiga bulan kemudian.

"Rex, apa menurutmu New England Patriots akan maju ke babak playoffs?" tanya seorang wartawan kepadanya pagi itu dalam konferensi pers yang diadakan sebelum latihan paginya.

"Kalau kita memenangkan dua pertandingan berikutnya, semua orang tahu kalau tim ini akan maju ke babak playoffs," jawab sang quarterback dengan santai.

"Apa strategimu, Rex?"

"Strategiku adalah bermain dengan baik," jawabnya.

"Come on, Rex, give us more. Bagaimana kamu menyiapkan latihan bersama tim?"

Rex memperbaiki posisi duduknya dan menegakkan punggungnya, "Kami menonton semua pertandingan sebelumnya untuk menyiapkan diri. Apa yang perlu diperbaiki terlihat dengan jelas setiap kali kami menganalisa permainan."

Wartawan lainnya kali ini bertanya kepada Rex, "Apa satu hal yang perlu diperbaiki dari pemainanmu, Rex?"

"Speed," kata Rex.

"Apa kamu bisa menjelaskan lebih banyak? Come on Rex, we need more. We can't write an article with just one word," kata wartawan itu yang mendapatkan jawaban singkat dan jelas dari Rex. Semua orang di ruangan itu tertawa dan mencoba membuat santai suasana.

"Bukannya kalian pandai menuliskan artikel tanpa aku harus mengatakan sepatah katapun?" tanya Rex dengan dingin. "Oh, maaf, aku tidak bermaksud untuk membuat siapapun tersinggung. Untuk menjawab pertanyaanmu—speed relates to how fast I throw the ball accurately. Aku harus belajar untuk bisa lebih efisien melempar bola kepada wide receiver atau tight end-ku."

Untuk sesaat seisi ruangan terdiam mendengar jawaban Rex dan membutuhkan staf Patriots untuk berkata, "Next question for the quarterback—kami akan menerima beberapa pertanyaan lagi."

Rex membenci konferensi pers yang harus ia lakukan tiga kali seminggu. Pertama di awal minggu, lalu pertengahan minggu dan setelah mereka kembali dari pertandingan di akhir minggu. Kalau ia menolak untuk berbicara dengan media, ia akan dikenakan denda beberapa ribu dolar. Ia sebenarnya tidak peduli dengan denda yang harus dibayar, tapi NFL memastikan hidupnya semakin susah. Liga kompetisi American football tertinggi itu membuat peraturan kepada semua quarterback—mewajibkan mereka untuk menghadiri setiap konferensi pers atau mereka akan mendapatkan skors. Jadi Rex mau tidak mau menjalani kewajibannya.

Ia menatap para wartawan yang terlihat canggung sekarang, sampai salah satu dari mereka mengangkat tangan dan Rex mengangguk mengizinkannya berbicara. "Rex, apa kamu bisa menjelaskan bagaimana hubunganmu dengan Andrew Sr. Reid secara profesional?"

"He's the team's coach," jawab Rex. Lalu ia menambahkan sebelum wartawan itu memintanya untuk memperjelas kata-katanya. "Kita bekerja dengan baik dan strategi permainan dipikirkan bersama sebelum pertandingan berikutnya."

"Jadi hubunganmu dengan Andrew Sr. Reid semakin membaik setelah kamu meminta maaf kepada anak perempuannya bukan begitu, Rex? Can we get a confirmation on that, please?"

"Apa?" tanya Rex tidak mengerti.

"Kamu dan Faye Reid telah berbaikan dan—"

"Aku dan Faye Reid tidak pernah memiliki hubungan apapun," kata Rex dengan tegas. "Apa kalian akan menulis berita lain yang mengatakan aku menyakiti hati Faye Reid? Please do that, I want to see how ridiculous the articles going to be."

"Tentu saja Rex, kami tidak ingin menuliskan berita yang salah. Kalau begitu, apa kamu bisa mengonfirmasi berita mengenai sertifikat pernikahanmu?"

"That's true. I submitted my marriage license two months ago with my wife."

"And your wife is Faye Reid?"

Rex mendesah dan berkata, "Aku harap setelah aku menjawab pertanyaan ini, hari-hari berikutnya, satu-satunya hal yang kalian tanyakan adalah permainan football, performaku, dan New England Patriots. I will only confirm this one time—aku tidak punya hubungan apapun dengan Faye Reid. Selama berbulan-bulan banyak berita tentangku dengan Faye yang tidak benar. Aku mengenalnya ketika kami di berada di bangku sekolah. Ia bertemu denganku kembali di Harvard dan memintaku untuk bergabung dengan Patriots. That's about it—I decided to be here, not because of her, but because I love the game of football."

Rex tidak mengatakan alasan sebenarnya kalau ia bergabung dengan New England Patriots karena ia mencurigai Andrew berada di balik kematian adiknya. Tapi ia juga tidak berbohong—ia menyukai permainan football dan ingin bermain dengan baik.

"Untuk menjawab pertanyaanmu, aku tidak pernah mengerti kenapa hubungan pribadiku menjadi sangat penting bagi publik dan media. Tapi aku akan meluruskan semuanya pagi ini. Istriku bernama Scott Bennett Escara. We're officially married and she's almost eight months pregnant with my child. Hanya ada satu wanita dihidupku dan ia akan menjadi ibu untuk anak kami yang akan segera lahir. I just ask this one thing, please leave her alone. She doesn't effect my games or capability to be a quarterback for this team."

___________

[1] Babak playoffs di NFL adalah babak penyisihan sebelum pertandingan semi-final dan final Super Bowl. The Divisional Round terbagi atas empat tim per konferensi—tiga pemenang wild cards dan satu seed. Dua pertandingan akan dimainkan untuk menentukan Conference Championship, babak terakhir sebelum Super Bowl.  

Benny the Bear Loves the Quarterback : Book II | CAMPUS #02Onde as histórias ganham vida. Descobre agora