BAB TUJUH

3.7K 742 60
                                    

"Ugh, Reginald Escara tadi terjatuh di aspal karena angin menerpa tubuhnya. Oh, betapa buruknya cuaca dingin kota Boston. Ia sama sekali tidak tahu apa yang sedang ia katakan dan perlu pertolongan pertama. He might have a head concussion. If you guys can excuse me, aku akan membawanya ke unit gawat darurat sekarang," kata Benny yang sekarang menarik jaket Rex dengan cepat ke arah berlawanan dengan Pepper Dolores dan keenam koleganya.

"You're carrying the quarterback's child?" tanya Pepper yang penasaran sekarang.

Benny tidak menjawab pertanyaan itu karena ia tahu tidak ada gunanya berbohong, tapi ia juga tidak mempunyai tanggung jawab apapun untuk mengatakan kepada Pepper Dolores siapa ayah dari kandungannya sekarang. "Aku akan memastikan tidak terlambat untuk rounds," kata Benny menyampaikan hal terakhir itu dan membalikkan tubuh Rex.

Rex menunduk dan bertanya kepada Benny, "Apa mereka teman kerjamu semua?"

"I am going to kill you. Stop talking and walk," kata Benny dengan nada mengancam.

Benny tidak membiarkan Rex diam dan terus menarik jaket pria itu. Ia tidak membawa pria itu ke unit gawat darurat melainkan keluar ke pintu utama rumah sakit tempat mereka baru saja masuk. "I need you to leave the hospital now, Rex. Aku tidak bisa mendengarkanmu mengucapkan kepada setiap orang kalau kamu adalah ayah dari anak dikandunganku dan terus menerus memaksakan narasi kalau aku akan menikah denganmu."

"First, I am the father of the child you carry now. Second, I am going to marry you."

"Aku tidak mau dan tidak akan pernah menikah denganmu, Rex," kata Benny. "Ini adalah tempat kerjaku, Rex. Aku tidak bisa menjadi bahan pembicaraan mereka semua. I need to work and I can't deal with the fact that now they will all be talking about you. In contrary Rex, I do not want to be associated with you."

"..."

"..."

Benny mendongak dan Rex menyadari kemarahan wanita itu kepadanya. "Bean," Rex memanggil namanya. Tapi Benny menggeleng, "Aku tidak ingin merahasiakan kehamilanku karena kita membuat anak ini di Vermont. That was the most stupidest dream I had and realizing what I did now is too late. Hanya karena aku memberitahumu mengenai kehamilanku, kamu tidak mempunyai hak untuk masuk ke dalam hidupku begitu saja. Mengklaim diriku dan mengajakku menikah. You don't have the right to decide on anything."

"Fuck that," kata Rex dengan marah.

"You do that, but I will not tolerate you overstepping the boundaries, the wall, the spaces I've created to be as far away as possible from you. Biar aku ingatkan Rex, kamu menyakitiku," kata Benny dan kata-kata wanita itu terdengar pahit dan menyakitkan. "Aku tidak pernah memaafkanmu. Aku tidak melupakan semuanya. It was a physical need for me back in Vermont, but my heart is not yours anymore. Aku tidak lagi mencintaimu. Aku sudah belajar untuk tidak mencintaimu, Rex."

"And do what exactly? Be in love with that ugly turtle, Saint?" tanya Rex.

Benny tidak menjawab pria itu dan Rex menyipitkan matanya, "You are in love with Saint?" tanyanya dengan penasaran. "Bean, jawab aku. Apa kamu mencintai, Saint?"

"Saint melamarku, Rex. He's first to ask my hand to marry me. He also gave me a ring."

"Jadi ini adalah masalah cincin? For the love of God, Bean. Bagaimana bisa aku tahu kalau kamu akan datang malam ini ke apartemenku dan memberitahu kalau kamu hamil, lalu poof aku siap dengan cincin untuk melamarmu? You want a fucking ring, Bean? I'll give you one—the largest of them all so don't you dare you said yes to Saint."

"Aku belum menjawabnya, Rex."

"Good, because you're marrying me," kata Rex yang merasa egonya sekarang tersentil dan ia merasa dikalahkan. "Apa hak pria itu memintamu menikahinya? Apa ia berpikir ia punya hak atas anak di dalam kandunganmu? Apa ia berpikir ia punya hak atas kamu?"

"He's not you, Rex," bisik Benny.

"Yes, and you'll choose me."

"Kamu tidak mendengarkanku. Ia bukan dirimu, Rex. Saint bukan kamu. Ia adalah pria yang baik. Ia jatuh cinta ketika kali pertama melihatku di Vermont di tengah hutan gelap itu. He made me smile—he always does. Ia juga sangat perhatian dan peduli akan diriku, Rex. He told me that he'll think of this child as his—"

"He better not fucking do that, Bean," kata Rex.

"Kalau aku mengizinkannya, apa yang bisa kamu katakan, Rex? If I want a better man to be the father of this child, why can't I let him be? He asked me to marry him at my worst. He didn't questioned anything and told me, the reason he wants to marry me is because of me. Ia hanya ingin membahagiakanku," kata Benny.

"He's not marrying you. You listen to me, Bean. He's not."

"You don't get to decide on anything, Rex. You don't get to decide who I can marry if you're not in love with me," ucap Benny.

Rex mengangguk dan Benny berpikir pria itu akan menyerah, tapi Rex lalu berkata, "Aku akan membiarkanmu bekerja sekarang, Bean. I will pick you up tomorrow morning after your shift. What time do you finish?"

"Saint akan menjemputku."

"Aku akan menjemputmu."

"Are you even listening to me, Rex?"

"I am listening to you and I will change your mind, Bean."

"Rex—"

"Go to work, you'll be late. You'll see me here tomorrow before that fucking panda. I will go through hell and back if you dare answer Saint yes, Bean. You're marrying me, not anybody else. You want me to start a fight? Oh, I fucking will start a riot for you."

Benny the Bear Loves the Quarterback : Book II | CAMPUS #02Where stories live. Discover now