BAB DUA BELAS

3.1K 689 51
                                    

Benny menjawab pertanyaan Rex bersamaan dengan bunyi bel pintu pria itu yang terdengar, "Itu pasti, Saint. Right? It should be him."

Rex mendesah kecewa karena ia telah mendapatkan jawabannya dan berjalan menuju pintu untuk membukakan pintu bagi pria yang telah dipilih Benny. Tapi ia tidak akan membiarkan dirinya sendiri kalah. Ia tidak akan membiarkan Benny berpikir ia bukan pria yang tidak memperjuangkannya. Ketika ia membuka pintu Rex melihat Saint terengah-engah dan bertanya dengan panik, "Where the fucking hell is Benny?"

"Saint, aku disini—"

Rex menahan pintunya agar tidak terbuka lebih lebar dengan tangannya dan ia tahu dirinya terlihat sangat konyol karena ia seakan-akan menyekap Benny, tapi ini satu-satunya cara yang ia dapat pikirkan untuk mempertahankan Benny. "Hello, capybara."

"The fuck," kata Saint yang mengerutkan dahinya. "Aku punya nama, Rex."

"Aku akan mengatakan sekali dan kamu akan mendengarkan aku. Benny akan menikah denganku, you piece of shit. Aku menyarankan kamu untuk mengatakan kata-kata terakhirmu kepada calon istriku sekarang. Setelah ini aku akan memastikan Benny tidak membutuhkanmu lagi."

"What the fuck, Rex? Singkirkan tanganmu dan biarkan aku berbicara dengan Benny. Atau aku akan memastikan tangan emas-mu tidak akan bisa memegang bola football di latihan pertamamu dengan Patriots hari Senin."

Benny yang berdiri dibelakang punggung Rex berkata, "Rex, biarkan Saint masuk."

"Bean, this is my apartment." Saint melangkah masuk dan Rex mendorong dada pria itu, "Back off you fat pig."

Tapi Saint sama sekali tidak ingin menyerah dan sekarang mendorong Rex hingga mau tidak mau pintu tidak bisa lagi dipegangnya. Saint dengan cepat mencari sosok wanita itu dan ketika ia menatap Benny yang masih memegang paper bag berisi mini croissants. "Are you okay, Bean?"

Benny menggeleng. Saint melintasi jarak di antara dirinya dan wanita itu secepat mungkin sebelum Rex dapat mengerti apa yang terjadi. "Maaf," bisik Saint yang memegang wajah Benny yang pucat. "Maaf aku membawa tasmu."

"It's okay," kata Benny dengan lirih.

Rex yang berada dibelakang punggung Saint melihat pria itu memegang wajah Benny dan hal itu membuatnya sangat marah. "Get your hands off her."

Saint sama sekali tidak mendengarkan dan ia berkata kepada Benny, "I bought mine."

Lalu Saint mengeluarkan kotak kecil berisi beberapa pil obat yang Benny perlukan. "Here," kata Saint kepada Benny. "Aku akan mengambil minum untukmu—"

Saint dengan cepat membalikkan tubuhnya dan mencari arah ke dapur, membuat Rex dapat melihat apa yang baru saja pria itu serahkan kepada Benny. Rex menyipitkan matanya tapi Saint mengambil perhatiannya karena ia bertanya, "Aku akan mengambil air putih, dimana kamu meletakkan gelas-gelasmu?"

Rex tidak menjawab dan Saint menyipitkan matanya. "I'll get it myself," Saint menjawab dirinya sendiri dan mencari gelas yang ia temukan di salah satu kabinet dan mengisinya dengan air keran. Ia lalu berjalan dengan cepat kepada Benny dan memberikannya air di dalam gelas. "Here, drink your meds and we'll get you home."

Benny mengangguk dan Saint mencoba untuk membantu wanita itu membuka kotak obat yang selalu ia bawa. "You're shaking, Benny. Aku akan membawamu ke rumah sakit setelah ini. Here, biar aku pegang mini croissants kesukaanmu. Aku akan mengembalikannya kepadamu setelah kamu meminum obat, oke, Benny?"

Wanita itu kembali mengangguk dan Rex melihatnya sekarang meminum obat, lalu meminum air setelahnya. Saint lalu berkata, "Ayo kita pergi sekarang. Apa kamu bisa berjalan? Atau aku akan menggendongmu. Lebih baik aku menggendongmu."

"Aku bisa berjalan, Saint."

"What is going on here?" tanya Rex yang sama sekali tidak mengerti apa yang tengah terjadi. "Apa kamu sakit, Bean?"

"..."

"..."

Saint membalikkan tubuhnya untuk menghadap Rex, "She's fucking sick, you moron. Apa kamu tidak tahu? Tentu saja kamu tidak tahu, Rex. Kamu adalah pria egois dan sombong yang hanya memikirkan dirimu sendiri. Apa kamu tidak tahu Benny hampir mati karena kamu menghamilinya? Bulan pertama ia mengetahui dirinya hamil, Benny menghabiskan seluruh waktunya di rumah sakit. Bulan kedua dan ketiga masa kehamilannya juga sangat berat karena dokter mengatakan kepadanya kalau ia lebih baik menggugurkan kandungannya. She's almost dead because of you!"

Benny menarik kaus Saint memintanya untuk berhenti dan pria itu berbalik menatapnya. Benny menggeleng dan berkata, "Let's just go."

"Why didn't you tell me, Bean?" tanya Rex yang sekarang menatapnya dengan bingung dan panik. Saint lalu berkata lagi kepada pria itu, "Kamu satu-satunya orang di dunia ini yang tidak berhak tahu, Rex. Even if you're the last person in this planet, she will not tell you anything."

"Kenapa, Bean?" tanya Rex sekali lagi kepada wanita itu, menghiraukan kata-kata Saint kepadanya.

Benny mendongak dan berkata dengan lirih, "Sekarang kamu tahu, Rex. It's your one chance to stop asking a sick woman to marry you. It's your way out."

"That's fucking not the answer I want, Scott Bennett. Kenapa kamu tidak memberitahuku?" tanya Rex dengan marah.

Saint menarik tangan Benny dan mendorong Rex yang berada di hadapannya, "Aku perlu membawa Benny ke rumah sakit sekarang, moron. Jawab sendiri pertanyaanmu—you are the problem."

Benny the Bear Loves the Quarterback : Book II | CAMPUS #02Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang