BAB DELAPAN PULUH

1.8K 396 22
                                    

Ares Escara menatap adiknya dan wanita berambut merah di hadapannya dengan tatapan kesal. Setelah Norah Imogen mengatakan ia akan menerima tawarannya, Ares berpikir ia akan mendapatkan waktu untuk membeli buku matematikanya. Ia baru saja akan berjalan keluar dari kamar kecil asrama wanita itu ketika Norah berkata, "Ambilkan laptopku di dalam tas, kakak Nicholas Escara."

"A-Aku?" tanya Ares dengan bingung.

Norah memutar kedua bola matanya dan bertanya kepada Nick, "You want the information now, right?"

"Tentu saja," kata Nick.

"Buku ma-matematiku—" Ares mencoba untuk mengatakan apa yang ia inginkan tapi Nick memotongnya. "Ya, aku membutuhkan informasinya hari ini, Norah."

"Aku akan menunggu bayaranku minggu depan. Aku tidak peduli toko buku di belahan dunia manapun yang kamu hubungi dan kunjungi—aku ingin Charlotte Brontë edisi pertama dikirimkan tepat di depan pintu asramaku. Deal?"

"Deal," kata Nick. Lalu adiknya berkata dengan cepat kepada Ares, "Bergerakklah Ari, Norah perlu laptopnya."

Ares menarik napasnya dan menyerah. Dengan pasrah ia berjalan ke arah tas wanita itu dan mengeluarkan apa yang dibutuhkan Norah. Ia lalu memberikan laptopnya kepada wanita berambut merah itu yang berkata dengan sarkastik, "Apa kamu tidak bisa lebih cepat?"

"A-apa kamu tidak bisa lebih cepat?" balas Ares dengan pertanyaan yang sama.

"Excuse me?"

"Toko buku dan buku matematiku menunggu."

"Nicholas Escara, apa kakakmu selalu seperti ini?" tanya Norah kepada Nick.

Nick mengedikkan bahunya, "Jangan pedulikan kakakku yang itu. Satu-satunya hal yang ia pikirkan adalah buku matematika."

"I can see that now," kata Norah yang sama sekali tidak memedulikan Ares dan mulai mengetik sesuatu di laptopnya. Nick berjalan ke belakang punggung Norah dan melihat apa yang wanita itu kerjakan sementara Ares bersandar di pintu. Nick menunduk dan melihat apa yang Norah sedang lakukan sebelum bertanya, "Apa studimu termasuk menjadi hacker?"

"Mahasiswa komunikasi tidak belajar untuk menjadi hacker."

"Jadi darimana... kalau boleh aku tahu... kamu mempelajari... ini?" tanya Nick.

Norah membalikkan tubuhnya dan berhenti mengetik untuk menjawab Nick, "My dad is a mafia."

Ares bergidik ditempatnya dan bergumam, "Oh, Nick, kalau kamu tidak membelikkannya Charlotte Brontë, ayah wanita ini akan membunuhmu."

Nick dengan panik berkata, "Aku akan membelikanmu edisi pertama Carlotta Bolognese."

Norah menyipitkan matanya, "Apa Charlotte Brontë baru saja kamu ganti namanya?"

"Tidak, tidak, Charmaine Barthelomew," kata Nick sekali lagi salah karena kepanikannya sendiri. Norah menatap kakak Nick dan melihat pria kurus itu menahan tawanya. "Kalau aku tidak mendapatkan bayaranku, aku bisa saja memberikan kalian informasi yang salah. I'm not kidding with my request."

"Nick, ayolah, serius se-sedikit," kata Ares yang Norah baru saja sadari sering tergagap.

"Fine, Charlotte Brontë, first edition—considered it done."

Norah menunduk kembali menatap layarnya dan sekarang bertanya kepada Nick, "Siapa orang yang perlu kamu cari? Berikan semua informasi yang kamu punya mengenai orang ini."

"Ia pemilik akun yang menjelek-jelekkan kakakku dan kakak iparku," kata Nick dan sekarang ia mulai menjelaskan siapa yang mereka cari tanpa memberikan nama Richard Watson, yang dicurigai Rex.

Norah mengangguk dan mengumpulkan semua informasi yang ia dapatkan. Untuk beberapa menit berikutnya wanita itu bekerja dengan diam sementara Nick menatapnya dari belakang punggung. Ketika Nick sabar menunggu, berbeda dengan Ares, ia berdeham dan bertanya, "A-Apa masih lama? Buku matematikaku—"

"Diamlah," kata Nick kepada Ares.

"Kamu menipuku," kata Ares yang merajuk.

Tidak ada yang memedulikan Ares yang bersandar di balik pintu dan ketika Norah berhenti mengetik, ia mendongak dan berteriak, "Yes! Aku menemukannya."

Nick lalu berkata dengan nada bersemangat, "Siapa? Apa kamu menemukan namanya?"

"Oke, tidak segampang itu menemukan namanya, tapi aku menemukan beberapa informasi yang mungkin membantumu, Nick. Pemilik akun yang kamu cari menggunakan IP di dalam kampus Harvard. Aku mengambil data pemilik akun yang kamu katakan mengunggah tulisan mengenai Rex dan Benny. Lalu aku melihat metadata-nya. It stated Harvard's main IP address.

"Hal berikutnya yang kupelajari adalah detil waktu pemilik akun ini mengunggah tulisannya atau foto. Setiap kali ia melakukannya, ada jam spesifik—setiap jam satu hingga jam empat sore. Waktu ini sangat penting karena aku lalu mencocokkannya kepada setiap jadwal mahasiswa yang telah dibuat oleh setiap fakultas selama semester ini.

"Server akan membaca setiap orang yang mengunjungi website dimana informasi itu diunggah di waktu yang tertera di metadata. Lalu aku melakukan process of elimination, setiap mahasiswa yang berada di kelas tidak mungkin punya waktu untuk mengunggah berita-berita konyol ini. Jadi mahasiswa yang berada di dalam kelas di jam satu hingga jam empat sore, tidak mungkin menjadi salah satu pemilik akun tersebut.

"I guess students here likes studying and they don't really have time to bad mouth your brother. Karena aku tidak menemukan satu orang pun yang menggunakan website itu ketika mereka di tengah kelas memperhatikan presentasi setiap profesor yang mengajar.

"If it's not a student, then who, right?" tanya Norah kepada Nick.

Nick mengangguk dan bertanya, "Jadi siapa?"

"Hanya ada dua tipe pengguna internet di dalam kampus ini—mahasiswa dan staf. Pengunjung tidak dapat menggunakan internet di dalam kampus karena perlunya verifikasi dan akun. Sehingga hanya ada satu kemungkinan, kalau bukan salah satu mahasiswa yang melakukannya, hanya staf akademis yang mungkin melakukannya."

"Apa kamu bisa mencari nama siapa staf ini?" tanya Nick.

Norah mengerutkan dahinya, "You don't seem surprised with me telling you a staff might be behind all this."

"Aku... mempunyai intuisi siapa yang melakukannya."

"I see. Here's the thing—aku tidak tahu nama staf tersebut karena aku tidak memiliki data akun staf. It's beyond my limit, unless we can stole the datas from the main server. Aku hanya bisa mengonfirmasi saja kalau pemilik akun yang kamu cari ada di kampus Harvard dan seorang staf. He might be close to Rex and Benny—that's my guess."

"Ya," kata Nick. "He's really close to them. But I still can't confirm it's him."

"Him?" tanya Norah.

Nick berdeham dan dengan cepat berkata, "Terima kasih, aku akan berjanji mengirimkan bayaranmu segera. Chamomile Bunny—itu nama penulis favoritmu, bukan? Aku akan memenuhi janjimu, Norah. Don't worry about our deal. Aku hanya ingin kamu tidak mengatakannya kepada siapapun."

"Apa semua ini ada hubungannya dengan Richard Watson?" tanya Norah kepada Nick tiba-tiba. Nick yang baru berjalan ke arah Ares berhenti ditempatnya. Ia membalikkan tubuhnya dan bertanya kepada Norah, "What? How did you know?"

"..."

"..."

Raut wajah Norah berubah seketika dan Nick menyadarinya. "Ada apa Norah?"

"..."

"..."

"I heard rumors, Nick."

Benny the Bear Loves the Quarterback : Book II | CAMPUS #02Where stories live. Discover now