BAB DELAPAN PULUH ENAM

1.4K 402 6
                                    

Benny berlari secepat mungkin ke arah lapangan dan ketika suara sorak sorai itu terdengar begitu nyaring, ia tersenyum lebar. Kakinya berhenti untuk melihat delapan puluh ribu orang meneriakkan nama tim suaminya dan ketika ia mendongak confetti berwarna merah, biru, dan putih turun bagaikan hujan yang tidak bekesudahan. Di tengah lapangan ia bisa melihat anggota tim New England Patriots sedang berbicara dan memberikan selamat kepada tim lawan walaupun mereka kalah. Philadelphia Eagles menerima kekalahan mereka dengan sangat baik dan menghormati tim Rex. Semua awak media mengelilingi mereka dan Benny juga dapat melihat Rex yang memegang piala Super Bowl ketujuh timnya. Richard Watson berdiri berhadapan dengan sang quarterback dan memeluknya dengan erat.

Para staf dan keluarga pemain mulai berlari ke tengah lapangan untuk memberikan selamat kepada setiap pemain New England Patriots. Tapi langkah Benny tidak mengikuti mereka, karena ia menunggu dan membiarkan keluarga Rex terlebih dahulu yang memberikan selamat. Benny melihat Nick terlebih dahulu dan memeluknya, "Let's go," kata adik Rex. "Let's give that quarterback a hug, Benny."

Benny mengangguk kepada Nick dan pria itu memegang bahunya. Sementara itu Rhea dan Jeremiah Escara—kedua orang tua Rex dengan cepat berlari mencari anak tertua mereka di tengah lapangan. Adik-adik Rex mengikuti dan ketika mereka berhasil menemukan Rex, pria itu berbalik dan orang pertama yang ia peluk adalah ibunya. "Congratulations my son," bisik Rhea di telinga Rex. Rex memeluk ibunya semakin erat dan berkata, "Terima kasih Mama."

Jeremiah Escara lalu memeluk anaknya, diikuti oleh adik-adik Rex—dimulai dari Ares, Germaine, dan Callaghan. Rex menyadari kalau Nick berdiri bersama Benny dan tatapannya tidak beralih ketika menatap istrinya. "Come here my girl," katanya kepada Benny.

Namun Nick mengambil kesempatan itu untuk berjalan bagaikan wanita dan berpura-pura terjatuh tepat di hadapan kakaknya. "Aw, save me prince charming," kata Nick dengan gaya dramatis dan mau tidak mau Rex menangkapnya.

Rex dengan cepat mendorong adiknya dan baru saja ia akan berjalan ke arah Benny ketika Nick memeluknya, "Congratulations, Brother."

"Thanks, now get the fuck out of my face."

"Tetap sangat tantrum," gumam Nick dan ia mempersilakan Rex untuk menutup jaraknya dengan Benny. Dengan cepat Rex berlari dan memeluk Benny. Ia mengangkat tubuh wanita itu dan mencium bibirnya, "Hei, Bean."

"Hey, QB," Benny tersenyum disela-sela pria itu mencium bibirnya. "Congratulations, Rex."

"Aku tidak melihatmu di box selama permainan," kata Rex yang merajuk.

"Maaf, aku akan menjelaskannya nanti," kata Benny yang membalas ciuman Rex sekarang. Beberapa kamera menyorot mereka, tapi Benny maupun Rex tidak memedulikannya. Rex memperdalam ciumannya dan Benny mengalungkan kedua lengannya diseputar leher pria itu. Ketika Rex melepaskan bibirnya dari bibir Benny, ia tersenyum puas melihat Benny yang tersipu malu.

"Thank you for being with me," kata Rex. Jari-jarinya memainkan helai rambut Benny dan menyelipkannya ke telinga. "You and Thalia—you're my world, Bean."

"You're mine, Rex."

"What's after this, Bean?"

"A party?" tanya Bean dan ia mengedipkan matanya kepada Rex. Pria itu mengangguk dan pada saat itu orang yang mereka cari mendekati keduanya, "Hei, Rex, aku hanya ingin mengucapkan selamat sekali lagi."

"Terima kasih Coach," kata Rex kepada Richard Watson sekali lagi. Pria itu telah mengucapkan selamat kepadanya tapi karena media terus menyorot dirinya, entah kenapa pelatih utamanya kembali untuk mengucapkan hal yang sama kepadanya. "You did great, Son," kata Richard. Ia memastikan kata-kata itu terdengar oleh para awak media dengan kamera besar dan lampu-lampu yang mengelilingi Rex.

"Coach, aku dan Benny ingin mengundangmu ke rumah orang tuaku di Rhode Island. The whole team is invited, so I need to invite the main event—you. It's just a little celebration for the team," ucap Rex dan ia memastikan Richard mendengar kata-katanya.

Benny lalu mendekat kepada Richard dan berkata, "Aku dan Rex berpikir untuk pindah ke Rhode Island selama off season, Coach."

"Oh, begitu," kata Richard yang sama sekali tidak tertarik. Tapi Benny melanjutkan, "You know, Libby's room? Aku akan mengubahnya menjadi kamar Thalia. Tapi mungkin aku akan melakukannya setelah pesta kecil bersama tim. There's so much stuff in Libby's room. Especially her diaries."

"..."

"..."

"Aku dan Rex berharap Anda datang, Coach."

"I'll be there," kata Richard dengan senyum kaku sebelum melangkah pergi. Kali ini pria itu tidak kembali mendekati sang quarterback atau mengelilinginya. Rex memeluk istrinya sekali lagi dan berbisik di telinga wanita itu, "He cave in?"

"He caved."

Benny the Bear Loves the Quarterback : Book II | CAMPUS #02Where stories live. Discover now