"Setuju!"

"Hukuman tidak seru kalau tidak di tambah sesuatu," Teman sekelas semasa SMA yang terkenal paling nakal mencampurkan sesuatu ke dalam minuman yang langsung di sambut gelak tawa juga tepuk tangan dari yang lainnya.

"Gila! Diego gila! Haha! Tapi tenang, buat cowok-cowok, di sini banyak jalang kok jadi aman terus buat cewek-cewek, banyak gigolo juga jadi kita semua aman!"

Rayden hanya menghela napasnya kasar, botol di putar dan berhenti di satu arah. "MAMPUS! DIEGO! Jawab pertanyaan gue! Siapa cewek pertama yang lo buat dia hamil?"

Diego memelotot, "Pertanyaan macam apa itu?!"

"Jawab lah! Enggak mau jawab, berarti lo harus minum!"

"Shit! Pertanyaan menjebak!" Diego mendengus, tapi dia tetap menjawab pertanyaan dari pada minum minuman yang sudah dia tuangkan banyak afrodisiak yang pasti akan menyiksanya. "Cici,"

"What?! Si cupu? Lo serius?!"

"KOK BISA SIH ANJING? Serius sama Cici? Cici hamil anak lo? Terus gimana? Anak lo di mana?"

"Gue suruh dia aborsi, lagian culun sok mau jadi jalang, hamil kan."

"Diego emang gila, otaknya ketinggalan di rahim dia mah."

"Udah-udah, ayo lanjut!"

Botol terus berputar, satu persatu kena pertanyaan menjebak dan akhirnya berhenti tepat ke arah Rayden yang sejak tadi diam tanpa menyimak. "Gotcha! Sekarang Rayden yang kena, siapa yang mau kasih pertanyaan?"

Dengan semangat, Diego mengangkat tangannya. "GUE! GUE!"

"Si gila mau kasih pertanyaan, udah cepat!"

Diego tersenyum culas penuh arti ke arah Rayden yang hanya menaikkan satu alisnya, "Lo inget kan? Gadis di kelab yang teler abis?" Rayden diam sebelum akhirnya mengangguk kan kepala, "Nah karena lo ingat, jadi pertanyaannya. Malam itu, lo berhasil jebol dia enggak? Sesuai tantangan kita malam itu?"

Rayden menatapnya dengan dingin, pria itu tidak menjawab tapi dia mengambil minuman di atas meja dan menenggaknya yang di balas tepuk tangan dari mereka semua. "Wah! Wah! Seorang Rayden lebih milih minum dari pada jawab, apakah aksi jebol pen jebolannya berhasil?"

"Shut up!"

Rayden merenggangkan otot lehernya, dia berdiri dan berlalu pergi begitu saja, membuat Diego ikut berdiri sambil teriak. "BRO! KALAU BUTUH JALANG LANGSUNG TARIK AJA! MEREKA MAH SENANG DI AJAK TARIK-MENARIK APALAGI TUSUK MENUSUK!"

"Diego anjir! Duduk sialan! Lo berisik!"

Diego tertawa, dia pun kembali duduk di tempatnya. "Kapan kalian ketemu dan siapa cewek teler di kelab yang lo bilang?"

"Penasaran nih ceritanya?"

"Jawab aja sih!"

Diego kembali tertawa, "Belum lama ini sih. Makanya gue tanya dia karena yakin dia masih ingat,"

"Beberapa tahun lalu?"

Diego menggeleng, "Beberapa bulan lalu."

"What? Serius? Siapa ceweknya? Kalian kenapa bisa ketemu?"

"Gila-gila gini juga gue mah setia kawan, gue sering ketemu sama Rayden dan yang lainnya kalau lagi kosong." Diego menepuk dadanya dengan bangga, dia juga memasang wajah tak bersalah telah membuat teman-temannya penasaran setengah mati.

Plak!

Nah kan, Diego mendapat tamparan telak di lengannya saking temannya jengkel melihat dia yang terus menjawab pertanyaan lain dan melewatkan pertanyaan pertama. "Diego, gue tanya siapa ceweknya, kenapa lo enggak jawab juga?!"

"Wes, sabar, Kak."

"Diego!"

"Iya, iya. Serena, Serena Ovallius."

***

WKWK

KAGET GAAA??

Hahaha

Spam koment ya buat next!!

Perpindahan Jiwa Gadis PenggodaWhere stories live. Discover now