INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]

Extra - Another one [1]

Shahnaz mengerjapkan mata, bangun lebih dulu, menghela napas ketika mendapati tangan sang suami melilit perutnya. Itu artinya Radit tidak lepas memeluknya semalaman.

Sedikit tubuh Shahnaz terasa pegal karena dalam posisi yang sama dalam waktu yang cukup lama.

Shahnaz melepaskan tangan Radit dari perutnya, tetapi ia mengerjap bingung ketika tangan itu enggan terlepas sukarela. Sekali lagi, Shahnaz kembali mencoba dengan lebih kuat, tetapi belitan itupun terasa kian erat.

Satu pemikiran hinggap dibenak Shahnaz, "Kamu udah bangun." ujarnya sebal.

Radit tersenyum dari balik tubuh istrinya, menyampingkan anak rambut yang menutupi pelipis Shahnaz, mengecup ringan disana, lalu bibirnya turun pada telinga wanita itu."Good morning, Baby." suara serak Radit yang baru bangun tidur menggelitik telinga Shahnaz, tetapi wanita itu menahan dirinya dan mencoba abai. "Lepas, aku mau siapin sarapan Dimi."

Lagi-lagi kerutan dalam hinggap di kening Radit, Shahnaz tidak pernah menolaknya seperti ini. Istrinya itu seorang penggoda yang senang digoda. Jika dalam posisi normal, mustahil sekali bila Shahnaz tidak berbalik kearahnya dan melempar godaan yang lebih parah pada Radit.

Radit mencoba membalikkan tubuh Shahnaz mengarah padanya meski dengan susah payah karena Shahnaz memberontak dengan sekuat tenaga.

"Apasih?!" Shahnaz membentak kesal karena ia harus kalah dari suaminya.

Radit menelisik wajah istrinya yang memerah, kemungkinan besar karena rasa kesal yang tidak dapat wanita itu bendung. Yang entah karena apa.

"Didi, Mas ada salah sama kamu?" tanya Radit lembut. Shahnaz memalingkah wajah, enggan menjawab.

Tapi Radit juga tidak menyerah, "Didi.. Dosa nggak jawab suami."

"Dimi belum sarapan." jawab Shahnaz asal, wanita itu hendak beranjak namun Radit kembali menghentikannya.

"Mas udah minta Mbok bantuin Dimi pagi ini." sahut Radit, cepat-cepat pria dua anak itu menambahkan ketika melihat tatapan tidak suka dari istrinya. "Dimi juga udah setuju."

"Aku masih ada! Kenapa minta Mbok?" tanya Shahnaz masih dengan raut tidak terimanya dan kembali memalingkan wajah. Shahnaz memang membuat peraturan jika ia dirumah, sebisa mungkin anak dan suaminya harus Shahnaz yang melayani. Kecuali jika saat-saat tertentu dan ia merasa tidak sanggup. Shahnaz pasti akan meminta bantuan.

Radit membimbing mereka berdua untuk duduk, tangan pria itu meraih tangan Shahnaz untuk bertaut. Menatap istrinya serius. "Kita harus bicara dulu, baru kamu bisa turun dari ranjang ini. Mas nggak ijinin kamu pergi dari sini satu centi-pun kalo kamu masih bawa rasa marah kamu sama Mas."

Decihan terdengar dari bibir Shahnaz sebagai jawaban.

"Nadira Shahnaz." tegur Radit.

Shahnaz memutar mata malas. "Ya."

Sengaja pendek dibikin dua part, cuma mau test cerita ini ada notifnya atau nggak kalo di update HUH kesel sama akun wattpadku yang aneh sampe terpaksa harus edit dan keluarin draft lama 😤

btw, rafathar kayak gini kenapa mirip gameboi wonu yaa apa aku doang yang ngerasa gitu? tapi yaudah anggap aja ini Dimitri yang lagi main game 🤪