08 - Perubahan Sifat Tuan

Start from the beginning
                                    

Rayden mengangguk sembari mengusap lembut pipi Serena yang selalu merona alami, "Iya."

"Wah! Keren!"

Senyumnya yang mendadak pudar, membuat Rayden bingung. "Kenapa?"

"Bagaimana caranya aku bayar uang kuliah? Kamu kan pengangguran,"

Lagi-lagi tentang pengangguran, Rayden memijat pelipisnya yang terasa berdenyut. "Pokoknya, kamu fokus saja kuliah. Jangan memikirkan biaya, oke?"

"Oke!"

***

"Baby, take my hand
I want you to be my husband
'Cause you're my Iron Man
And I love you 3000 ...."

Rayden menatap Serena yang duduk di sampingnya sembari bersenandung, pria itu tidak bisa menyembunyikan senyumnya. Dia memandang Serena dengan senyuman yang terukir, "Senang banget karena bisa keluar dari rumah sakit, hm?"

Serena menoleh, gadis itu mengangguk antusias. "Senang dong! Akhirnya aku bisa pulang, aku bisa kuliah, yeay!"

Ternyata, semangat istrinya untuk menempuh pendidikan tidak berubah meski hilang ingatan. Dia tetap semangat kuliah, "Nanti kalau sudah kuliah, baik-baik ya, jaga diri kamu. Jangan aneh-aneh,"

Serena tersenyum semakin manis mendengarnya, "Ay ay suami!"

Di mana-mana itu ay ay kapten tapi Serena malah berbeda, biarlah, namanya juga SSS alias Suka-Suka Serena. Dan tidak lama kemudian, mobil yang Rayden kendarai sendiri akhirnya tiba di pekarangan kediamannya. Serena tak berkedip, menatap bangunan mewah di depannya. Bahkan, katup bibirnya terbuka lebar saat dia keluar dari mobil dan menyaksikan bagaimana luasnya kediaman ini.

"Wah! Bagaimana cara aku bayar listriknya? Pasti mahal,"

Listrik lagi yang di bahas, Rayden pun menggeleng, pria itu melingkari tangannya di pinggang Serena dan membawanya masuk. "Suami,"

"Iya?"

"Ini rumah kita?"

"Iya,"

"Kok besar? Kamu belinya pakai apa? Kamu kan pengangguran?"

Para pelayan yang berdiri berjajar menyambut hampir saja memelotot mendengar Nyonya mereka mengatakan jika sang Tuan adalah seorang pengangguran. Tapi Rayden memberi isyarat melalui matanya agar mereka diam, "Masuk ya. Kamu harus istirahat yang cukup supaya bisa kuliah,"

Mendengar kata kuliah, Serena tidak lagi bertanya aneh. Dia mengangguk antusias dan patuh saat Rayden mengarahkan jalan, setelah Rayden dan Serena menghilang dari balik pintu lift, para pelayan langsung berkerumun. "Apa aku tidak salah lihat? Tuan bisa bersikap lembut pada Nyonya?"

"Mereka kan suami istri?" Seorang pelayan baru berceletuk, membuat pelayan lama menjitak keningnya dengan gemas.

"Kamu ini baru di sini, kamu tidak tahu bagaimana hubungan Tuan dan Nyonya. Jika kamu tahu bagaimana hubungan mereka sejak menikah, kamu juga pasti akan seperti kami."

"Seperti kalian bagaimana?"

"Kaget! Tuan tidak pernah memandang Nyonya tapi hari ini, Tuan bersikap sangat lembut pada Nyonya."

"Mungkin karena Nyonya baru habis kecelakaan?" Pelayan lain membuka suara.

"Mungkin saja,"

"Ekhem! Berhenti bergosip dan kembali bekerja,"

Mendengar suara kepala pelayan, para pelayan langsung terburu-buru memisahkan diri dan kembali mengerjakan pekerjaannya masing-masing. Sedangkan di dalam kamar yang sangat luas, Serena menganga lebar, "Wah! Keren," dia mendekati dinding dan menyentuhnya. "Apa ini emas asli?"

Rayden tidak menjawab, jika dia menjawab, pasti pembicaraan akan menjadi panjang ke mana-mana. Istrinya itu pasti akan bertanya, dia membeli dengan apa sedangkan dirinya ini pengangguran. Dan Serena yang tidak mendapatkan jawaban, memilih memutari kamar. Dia membuka sebuah pintu yang menarik perhatiannya. Saat terbuka, jika katup bibirnya bisa lebih lebar, mungkin dia akan menganga semakin lebar.

"Wah! Seperti mal, apa ini semua baju aku dan suami?"

Rayden masih merasa lucu saat Serena terus menyebut dirinya dengan kata suami, tapi Rayden tidak ingin membantah, dia juga senang mendengarnya. "Kamu suka?"

"Suka! Aku tidak perlu beli lagi kalau begini, aku bisa hemat! Kamu kan pengangguran,"

Senyum Rayden langsung memudar seketika.

***

Perpindahan Jiwa Gadis PenggodaWhere stories live. Discover now