50. Until the Time is Through

145 11 14
                                    

Telepon dari Dewa yang mengabarkan bahwa Gani sudah selesai operasi, membuat Kirana kembali ke rumah sakit dengan tergesa. Dia sangat ingin tahu bagaimana hasil operasinya dan tentu saja kondisi dari Gani sendiri setelah keluar dari kamar bedah. Kemacetan Jakarta yang sudah serupa lifestyle bagi warganya membuat wanita itu tertahan selama berjam-jam di dalam taksi. Kepanikan Kirana makin menjadi saat anak bungsunya kembali menelepon menanyakan posisinya sekarang karena Gani yang masih dalam kondisi setengah sadar mulai menangis histeris sambil berteriak-teriak.

Akhirnya Kirana memilih untuk turun dari taksi dan naik ojek pangkalan untuk menuju ke rumah sakit lebih cepat. Begitu sampai, Kirana bisa mendengar suara tangisan Gani yang amat nyaring di luar kamar. Langkah Kirana terjegal oleh Dewa yang menunggunya di luar kamar pasien.

"Tadi begitu sadar, Kakak langsung histeris waktu ingat kalau dia habis operasi. Mentalnya langsung drop dan terus tanya apa benar ovarium udah diambil? Habis itu dia nangis terus dan sedang coba ditenangkan sama Mas Mahesa."

Cepat-cepat Kirana membuka pintu dan mendapati anaknya sedang menangis tersedu dalam pelukan Mahesa yang terus mencoba menenangkannya. Hati ibu mana yang tidak hancur saat melihat putri kesayangannya dalam kondisi down seperti sekarang? Air matanya berjatuhan tanpa jeda, dia ikut merasakan sakit yang diderita Gani, tapi tak tahu lagi harus berbuat apa agar putrinya tidak semenderita sekarang. Jika memang bisa, Kirana berharap dia yang menggantikan kesakitan itu agar Gani tidak pernah merasakan penderitaan seumur hidupnya.

Tak berapa lama, tangis gadis itu mulai mereda dan kembali tertidur. Mahesa yang sejak tadi terus mendekapnya erat membenarkan posisi kepala Gani senyaman mungkin lalu menyelimutinya.

"Gimana?" tanya Kirana begitu Mahesa mendekat.

Saat itu juga Kirana bisa melihat dengan jelas kedua bola mata Mahesa yang memerah dan sembap. Lelaki itu juga menangis, menangis bersama Gani di pelukannya.

"Gani sudah tenang dan lagi tidur, Tante."

Kirana hanya mengangguk. Dia lalu menghampiri Gani dan mencium kening putrinya cukup lama, air mata Kirana menetes di kening dan pipi Gani. Bukti bahwa kesakitan dan kehancuran yang Gani rasakan ikut pula Kirana rasakan sekarang.

"Tante, boleh bicara sebentar?" ucap Mahesa sambil merentangkan tangan mempersilakan Kirana untuk duduk di sofa.

Kirana yang sempat menatap Dewa lalu menurutinya dan duduk di sofa dengan didampingi Dewa.

Tanpa banyak kata-kata, Mahesa meraih tangan kanan Kirana dan menempelkan keningnya untuk beberapa saat.

"Saya mohon restunya, Tante. Dalam keadaan Gani seperti sekarang, saya benar-benar nggak bisa meninggalkan dia. Saya mau terus berada di sampingnya, mendampingi dia sampai sembuh, menjaga dia dan membuatnya terus tersenyum sampai dia lupa semua penderitaannya."

Mahesa mengangkat kepala dan terlihat matanya berkaca-kaca dengan beberapa tetes air mata yang jatuh usai menyampaikan ganjalan dalam hati. Lelaki itu buru-buru menyeka wajahnya. Dia tidak ingin dianggap cengeng atau drama oleh keluarga Gani.

"Saya tahu sebagai orang tua, Tante pasti menginginkan putrinya berada di tangan orang yang tepat, orang yang tidak pernah mengecewakan atau pun menyakiti anak Tante. Saya juga sadar betul, kalau saya sudah pernah mengecewakan Gani, Dewa maupun Tante, tapi tolong izinkan saya menebus semua kesalahan saya dulu dengan menjaga Gani seumur hidup saya. Saya mohon restunya dari Tante Kirana," tutup lelaki itu dengan suara bergetar dan tercekat-cekat.

Kirana hanya diam sambil menahan tangisnya sendiri mendengar pengakuan Mahesa yang terlihat begitu tulus dan bersungguh-sungguh. Wanita itu sejak tadi juga masih tertegun memandangi punggung tangannya yang basah karena air mata Mahesa yang jatuh saat lelaki itu meminta restu darinya. Air mata yang menjadi bukti bahwa Mahesa amat sangat membutuhkan restu untuk bisa mewujudkan ucapannya tadi dengan segenap jiwa. Kekerasan hati Kirana mulai terkikis sedikit demi sedikit.

A Love to Her (Sekuel A Love to Him)Onde histórias criam vida. Descubra agora