29. Under the Rain

85 8 10
                                    

Hujan tiba-tiba dengan deras memberondong tubuh mereka saat motor yang dikendarai Mahesa sampai di perkebunan warga yang terletak di gerbang desa. Di bawah pohon jambu mete yang rindang, akhirnya Mahesa dan Gani memutuskan untuk berteduh sampai menunggu hujan reda.

"Untungnya pas hujan, kita udah melewati sungai. Coba kalau nggak, keburu banjir terus nggak bisa pulang ke homestay kita." Mahesa bersyukur karena mereka sudah melewati sungai walau dengan susah payah dia mengendarai motor dalam kondisi jalan yang belum terbiasa baginya.

Tadi sempat beberapa kali Gani disuruh turun dan berjalan kaki sampai dia menemukan jalan datar dan aman untuk bisa dinaiki oleh gadis itu. Lebih baik membuat Gani capek jalan kaki daripada harus membuatnya menjerit ketakutan dan terjatuh karena Mahesa tidak bisa menyeimbangkan tubuh dan motor yang dikendarai.

"Hujannya deras banget. Bisa lama neduhnya kalau begini." Baru sebentar kehujanan, tubuh Gani sudah menggigil dibuatnya.

"Kamu kedinginan, ya?" tanya Mahesa yang melihat Gani sedang mencoba menghangatkan diri dengan meniup-niup telapak tangannya sendiri.

"Heeh. Memangnya kamu nggak kedinginan?"

Lelaki itu menggeleng ringan. "Sedikit, sih, tapi masih oke, lah."

"Kok, saya kedinginan banget, ya, curang, ah!" sekali lagi Gani mengusap-usap lengannya sendiri sambil menahan agar tubuhnya tak terlalu gemetar.

Mahesa tersenyum gemas sekaligus kasihan melihat gadis yang menggelugut di sampingnya. Mahesa bergerak dan berdiri tepat di depan tubuh Gani, lelaki itu lalu meraih kedua tangan Gani yang dingin, meniupnya, lalu menggosoknya agar lebih hangat. Gani terperangah dan hanya bisa tercenung sembari terpaku menyaksikan apa yang coba Mahesa lakukan untuk membuat tubuhnya lebih hangat.

Tak cukup sampai di situ kejutan yang lelaki itu lakukan. Kini, kedua telapak tangan Mahesa dia tempelkan di pipi Gani selama beberapa detik untuk menyalurkan panas tubuh yang dia miliki. Lelaki itu mengulangi hal yang sama setelah meniupkan hawa hangat dari mulut dan menggosok telapak tangannya sendiri, Mahesa kembali tempelkan di kedua pipi Gani.

Begitu seterusnya sampai Gani bisa merasakan hawa hangat yang dia dapat dari telapak tangan Mahesa tidak hanya menjalari pipinya, tapi juga merambat sampai jantung. Gani termangu dan bahkan tak berkedip saat ini. Yang dia lakukan hanya membatu dan membiarkan Mahesa melakukan hal tersebut berulang-ulang sampai dia merasa nyaman dan hangat. Perbuatan kecil dan sederhana itu membuat riak-riak yang tercipta dalam irama jantungnya berubah perlahan serupa gelombang besar di tengah lautan yang mampu menenggelamkan akal dan kewarasannya.

Momen demi momen yang terjadi di antara mereka berdua baik di masa lalu maupun di Basira kembali mendesak masuk secara bergantian. Hal-hal yang membuatnya jatuh cinta pada Mahesa dulu kembali bisa dirasakan saat ini. Sulit memang untuk bisa menolak pesona Mahesa dengan segala perhatiannya. Lelaki itu terlalu sulit untuk diabaikan dengan semua perlakuan manis yang sanggup membuat hati wanita jadi tak karuan.

Jantungnya yang makin tak terkontrol mulai menciptakan egonya sendiri. Merenggut akal sehat yang coba dipertahankan dan memaksa Gani untuk harus mau mengikuti egonya tanpa peduli akan hal lain.

Tanpa diduga dan terjadi begitu saja, Gani berjinjit untuk bisa meraih lelaki itu lebih mudah dan satu kecupan tercipta yang membuat kedua insan tersentak bersamaan atas apa yang baru saja terjadi.

"Sorry ..." Gani yang sudah tak tahu dengan apa yang telah dia lakukan memilih pergi dan meninggalkan Mahesa yang masih terpaku di tempat. Tidak mungkin baginya untuk tetap tinggal di sana dan tidak mungkin juga untuknya bisa mengangkat wajah di hadapan Mahesa.

Dengan nekat, Gani menerjang hujan untuk melarikan diri secepat mungkin menjauh dari Mahesa sembari memaki diri sendiri berulang-ulang.

"Damn you, girl ... so stupid. Gila banget!" Gani meracau tak karuan. Dia tak henti-hentinya mengutuk diri sepanjang jalan sampai tiba-tiba ada yang menjegal tangannya.

A Love to Her (Sekuel A Love to Him)Where stories live. Discover now