25. Tuk Kesekian Kali

90 7 0
                                    

Pantai Teluk Kelambu menjadi tempat yang sering digunakan para relawan saat sedang menggunakan ponsel. Sinyalnya kuat dan stabil, tidak seperti di desa yang sering kali hilang secara tiba-tiba. Hal itu pula yang membuat Gani jadi lebih sering berada di pantai untuk urusan pekerjaan atau sekadar bertanya kabar dengan sanak famili di Jakarta.

Gani jadi lebih sering membawa laptop dan pekerjaannya ke pantai dibanding mengerjakannya di homestay. Bekerja sembari melihat pemandangan pantai ternyata menjadi hiburan baru untuknya selama berada di Basira. Keadaan yang serba terbatas, membuatnya mencari cara untuk menemukan hiburannya sendiri. Selain bermain dengan anak muridnya yang lucu-lucu, pantai juga menjadi salah satu hiburan wajib yang Gani bisa singgahi kapan saja karena jaraknya yang amat dekat dengan desa.

Menurut cerita Lintang, dulu pantai hanya berjarak beberapa ratus meter saja dari desa. Namun, sejak Tsunami yang menerjang tahun 1992 silam, desa lama terkubur dan terpaksa membuat penduduk pindah dan membangun ulang desa mereka di tempat yang lebih tinggi seperti sekarang. Karena berjarak dekat dengan laut pulalah membuat mata pencaharian penduduk Basira adalah nelayan, tapi tidak semua. Tanah Basira yang diberkati Tuhan dengan kesuburan membuat sebagian penduduknya menggantungkan hidup dari bertani juga.

Komoditi utama yang ada di wilayah Basira dan desa sekitarnya adalah jambu mente. Tak heran, saat Gani dan rombongan dalam perjalanan menuju Basira, mereka banyak menjumpai kebun jambu mente di sekitar desa. Kopra, jagung, pisang dan ubi juga menjadi hasil bumi penduduk lainnya yang bisa dijual keluar desa. Ada pula penduduk yang berprofesi sebagai penyadap nira pohon lontar yang nantinya akan diolah menjadi arak khas Basira yang nikmat.

Sungguh disayangkan, tanah dan alam Basira yang kaya dan sangat berpotensi dari segi wisata dan ekonomi untuk bisa memakmurkan warganya harus terpasung dari dunia hanya karena akses jalan yang masih bisa dikatakan sulit untuk ditempuh. Jika saja ada perbaikan jalan yang lebih memudahkan untuk mencapai desa eksotis ini, kelak ke depannya Basira tidak lagi menjadi kampung yang tertinggal dan terisolir dari negerinya sendiri dan akan mampu menjadi desa wisata yang populer dan mendunia. Basira itu amat berpotensi, hanya tidak diberi ruang gerak yang lebih leluasa untuk penduduknya berkembang.

Gani menutup laptop setelah menyelesaikan draf untuk artikel yang sedang ditulisnya tentang Basira dan segala ironinya. Gadis itu mengecek jam tangan dan baru menyadari bahwa dia sudah menulis di sana hampir empat jam lamanya. Direntangkan tangannya ke depan untuk melonggarkan ototnya yang kaku karena terus menulis tanpa henti. Suara anak-anak kecil yang berjarak seratus meter dari tempatnya duduk membuat Gani menoleh. Kumpulan bocah itu terlihat kompak mendongak ke atas pohon dengan antusias, membuat Gani jadi penasaran dan akhirnya berjalan mendekat.

"Adik-adik sedang lihat apa?" tanya Gani.

Anak-anak itu kompak menunjuk ke atas pohon ketapang besar yang sedang menaungi mereka. Rupanya semua anak sedang mengamati Mahesa yang terlihat sibuk mengikat kencang dua buah tambang besar ke salah satu dahan pohon itu.

"Sa, kamu ngapain di atas?" Gani berteriak agar suaranya terdengar sampai ke atas pohon.

"Hai! Ini lagi bikin ayunan untuk anak-anak main," jawabnya yang masih sibuk memastikan bahwa ikatannya cukup kencang. Mahesa yang memang sangat menyukai anak-anak berinisiatif membuat ayunan kayu untuk menjadi hiburan baru anak Basira yang minim fasilitas seperti di kota besar.

"Kamu bisa bikin ayunan juga? Memangnya kuat dan aman untuk anak-anak?" remeh Gani yang meragukan hasil kerja Mahesa.

Setelah tali dirasa kencang dan kuat, lelaki itu langsung melompat dari dahan dan mendarat tepat di depan orang yang tadi meremehkannya. "Mau dites kuat atau enggak?" tantangnya.

"Coba."

Lelaki itu menyeringai, kemudian berjalan menuju arah ayunan kayu yang baru selesai dia buat lalu menaikinya dengan cara berdiri.

A Love to Her (Sekuel A Love to Him)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant