17. Selesai

82 7 0
                                    

Pulang kerja, Gani menyempatkan diri mampir ke rumah Linera. Dia merasa perlu untuk bicara kembali dengan sahabatnya tentang langkah apa yang harus diambil untuk menghadapi Mahesa kali ini. Gani sangat membutuhkan saran bijak dari Linera agar apa yang akan dia putuskan nanti tidak menjadi beban lagi untuknya maupun untuk Mahesa sendiri.

Jawaban yang Linera berikan sudah bisa Gani tebak sejak tadi. Cewek itu menyarankannya untuk berdamai dan memaafkan Mahesa agar Gani bisa lebih lapang dan damai dalam menjalani hidup.

"Daripada lo terus merasa tersiksa waktu ketemu dia. Mending damai aja." Setelah meletakkan tas, Linera menuju dapur dan memakai apron.

Gani hanya mengekor di belakang Linera sembari terus diam mendengarkan nasihat demi nasihat yang diucapkan oleh Linera.

"Ingat habis ini lo akan lebih sering ketemu dia karena project kita ini. Emang lo bisa tahan gitu terus ketemu Mahesa sementara hati lo masih jengkel sama dia?" Linera mulai mencuci tangannya sampai bersih sebelum menyentuh bahan masakan yang sudah ditata asisten di atas meja.

Gani duduk di kursi bar dan mengamati aksi Linera yang mulai memasak menu kesukaan Camelia yaitu fish and chips. Ikan dimarinasi oleh asistennya sambil menunggu Linera mulai membuat chips. Tangannya begitu cekatan memotong-motong kentang, setelahnya dia mencampurkan garlic powder, black pepper, oregano dan sedikit cabai bubuk ke dalam wadah.
Melihat Gani hanya mengamati semua pergerakkan tangannya tanpa suara membuat Linera menghentikan aksi dan mengembuskan napas berat.

"Say something, please!" pergi ke mana Senggani yang selalu membantah semua argumennya jika sedang membahas soal Mahesa itu? Sejak di perjalanan sampai tiba di rumah, Linera bahkan tidak mendengar suara Gani yang membantah omongannya.

"Gue lagi meresapi semua omongan lo tadi. Gue rasa ada benarnya juga lo."

"Tumben. Biasanya tiap kita bahas soal Mahesa ada aja yang bikin lo nggak setuju sama gue. Kita selalu ada di tempat berseberangan kalau menyangkut soal dia. Sekarang, kok, lo tiba-tiba setuju sama gue?"

Linera melanjutkan aksinya dengan memasukkan semua potongan kentang tadi ke dalam wadah bumbu dan mengaduknya hingga merata sebelum dipindahkan ke dalam loyang untuk di panggang.

"Gue juga mulai berpikir kalau nggak bisa terus-menerus konfrontasi sama dia. Apalagi sekarang gue terlibat dua project sama dia. Yang satu project buku, satu lagi project ekspedisi. Gue nggak bisa mengerjakan semuanya dengan baik kalau hubungan gue sama dia aja nggak baik."

"Thank God, akhirnya lo sadar juga," celetuk Linera yang langsung dilempari potongan jeruk nipis oleh Gani. Linera terkekeh.

"Tapi setiap ingat betapa terpuruknya gue dulu, rasa ingin memaafkan dia jadi hilang. Gue masih belum menemukan alasan kenapa gue harus memaafkan orang yang sudah membuang gue begitu aja."

Setelah Linera menyuruh asistennya untuk memasukkan kentang ke dalam oven, dia kembali berbalik dan menatap Gani.

"Gue masih benci banget kalau ingat hal itu," dengus Gani meminum air dalam gelas yang diberikan asisten Linera padanya.

"Hati-hati jangan terlalu benci, nanti bisa jadi cinta lagi, lho."

Gani melirik sebal ke arah Linera sambil mengangkat pisau yang tadi Linera gunakan untuk memotong kentang.

"I'm kidding," jelasnya terburu-buru sebelum pisau yang Gani pegang mengarah padanya.

"Hahaha ... so funny!" ejeknya kesal dan kembali menaruh pisau di tempatnya semula.

"Gue tahu, sih, gimana perjuangan lo untuk keluar dari keterpurukan itu nggak mudah. Gue adalah saksi betapa lo amat tersiksa dulu, tapi jangan biarkan masa lalu terus menguasai diri sampai membuat akal sehat berhenti."

A Love to Her (Sekuel A Love to Him)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang