第 103-2 章

413 35 0
                                    

Setelah hening lama, Roderick bertanya dengan suara tercekat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah hening lama, Roderick bertanya dengan suara tercekat.

".... Apa-apaan ini? Kenapa kau melakukan ini?"

"Yang Mulia, bukankah sudah saatnya untuk berhenti sekarang?"

"Apa, apa yang kau katakan?"

Sikap sang komandan saat menyatakan niatnya, sangat tenang. Seolah-olah dia selalu mengantisipasi hal ini akan terjadi.

"Rakyat anda menderita. Ketika tirani keluarga Everett memburuk, pemberontakan terjadi di seluruh kerajaan, dan orang-orang yang tidak bersalah kehilangan nyawa mereka. Tidak bisakah anda memahami situasinya...?"

Karena Roderick telah sepenuhnya mempercayai Sang Komandan, alhasil dia menjadi sangat marah ketika komandan tersebut menyatakan perbedaan pendapat. 

Dengan sembarangan dia melemparkan gelas wine yang ada di atas meja dan berteriak.

"Diam! Sepertinya kau sudah bergabung dengan Radel, ya! Pergi dari hadapanku sekarang! Menjijikkan!"

"....."

Anggur merah menetes dari kepala Komandan First Guards, karena dia terkena gelas anggur.

Perlahan bangkit dari posisi berlututnya, Sang Komandan berpaling dari Roderick tanpa ragu-ragu.

Dan satu jam kemudian, putra mahkota yang telah mengamankan penyerahan Pasukan First Guards, menyerbu tempat persembunyian raja.

Raja sedang memegang mahkota dan tongkat kerajaan yang merupakan lambang takhta. Tatapannya melebar pada putra mahkota yang datang untuk merebut tahtanya.

"Radel, dasar penghianat. Apa kau berniat membunuh ayahmu sendiri dengan tangan itu?"

"Tentu saja, saya harus mengambil nyawa anda dengan tangan saya sendiri. Bagaimana saya bisa membiarkan tangan orang lain berlumuran darah?"

"Kau, dasar bajingan...!"

Radel Lancius mencibir. Orang tua di depannya mungkin adalah orang yang membawanya ke dunia ini, tapi dia bukanlah seorang ayah yang membesarkannya hingga dewasa. Dia tidak pernah menjadi seorang ayah yang patut dihormati, dan ikatan di antara mereka tidak pernah ada. Mereka tidak lebih dari orang asing yang memiliki darah yang sama.

"Aku tidak akan merasa lega meski kau mati di lalap api! Aku ini ayahmu, yang membawamu ke dunia ini! Apa kau membuang anugerah itu dan mencoba merebut takhta?"

Pria bodoh itu, penuh kebencian dan kesombongan, berteriak. Selama bertahun-tahun, ia hanya menua, menumpuk kerutan dan rambut putih. Dia tidak lebih dari seorang pria tua, tidak memiliki kualitas yang patut dihormati sebagai seorang penatua.

Radel tertawa kecil dan berbicara.

"Cara seseorang dilahirkan dan cara mereka dibentuk sangatlah berbeda, Yang Mulia."

"Apa katamu...?"

"Meskipun anda mungkin telah melahirkan saya ke dunia ini, anda tidak membentuk saya. Saya tidak lebih dari seekor binatang yang baru saja dilahirkan, karena manusia dibentuk melalui pengalaman dan pembelajaran."

"Bajingan ini, sungguh tidak masuk akal...!"

Radel menghunus pedangnya. Tatapan yang dia gunakan untuk mengarahkan ujung pedang ke arah raja sangatlah tenang dan lurus. Tidak ada sedikit pun emosi seperti kebencian.

"Kematian anda adalah keinginan negara dan rakyat, Ayah."

"Kau...!"

Radel mengangkat pedangnya tinggi-tinggi. Bilah tajamnya memancarkan cahaya putih, menggambar lintasan yang rapi.

Tenggorokan raja, yang bahkan tidak bisa meninggalkan surat wasiat, jatuh ke tanah bersamaan dengan darah yang mengucur seperti air mancur.

Tidak ada seorang pun di sana untuk mengambil kepala yang berputar-putar dengan menyedihkan itu.

Dalam keheningan yang menyelimuti ruangan, Radel menyarungkan pedangnya dan perlahan membungkuk. Kemudian, dia mengambil mahkota dan tongkat kerajaan.

Saat dia dengan santai meletakkan mahkota emas di kepalanya, Radel berbicara dengan suara tenang yang tak tergoyahkan.

"Sekarang, ayo kita hukum iblis Everett dengan raja baru."

Saat itulah, mereka yang sedari tadi hanya menonton diam sambil menahan nafas, mulai mengungkapkan kegembiraan mereka dengan sorak-sorai satu persatu.

"Kami akan mematuhi perintah anda!"

"Kami akan melayani anda, Yang Mulia!"

"Hidup raja baru!"

"Panjang umur!"

Saat para prajurit berteriak serempak, Radel, yang melintasi mereka, ragu-ragu sejenak.

Itu karena roh spiritnya: Cerrus, tiba-tiba mengeluarkan peringatan.

Radel dengan cepat membangunkan spiritnya. Spirit itu, dalam wujud rusa agung bertanduk besar, memancarkan cahaya terang dan berdiri di samping Radel seolah melindunginya.

Di tengah kemunculan tiba-tiba roh spirit yang mengagetkan semua orang hingga terdiam, pandangan Radel terfokus tajam ke satu arah.

Yaitu tempat di mana kepala mendiang Raja Roderick tergeletak.

Dari leher, yang terlepas dari tubuh dan mungkin tidak mampu menjalankan fungsinya, terdengar suara tawa.

"Ha ha ha...."

Mulut mendiang Raja Roderick bergerak.

"Yang Mulia Pu-, tidak, haruskah saya memanggil anda sebagai Yang Mulia Raja sekarang? Saya harus mengungkapkan rasa hormat saya yang sebesar-besarnya karena anda dengan berani melakukan tindakan tidak bermoral dan naik takhta."

Suara yang keluar dari mulut itu adalah... milik Owen Everett.



-次-

.

.

Vote Please

.

Thankyou

My Husband Hates Me, But He Lost His Memories (Book I)Where stories live. Discover now