第 94-2 章

628 42 0
                                    

Aku berhasil mencapai lantai tiga tanpa bantuan Theodore, hanya mengandalkan kekuatanku sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku berhasil mencapai lantai tiga tanpa bantuan Theodore, hanya mengandalkan kekuatanku sendiri. 

Merasa sesak dan pusing, aku bersandar ke dinding.

Theodore menjaga jarak, mengawasiku.

Tidak terlalu dekat, juga tidak terlalu jauh.

Jika aku tersandung, dia bisa langsung menangkapku, namun jaraknya cukup sehingga aku tidak merasa terbebani dengan kehadirannya.

"Kalau begitu, aku akan istirahat sekarang. Kau... istirahatlah juga."

"...Ya, kalau begitu..."

Dari awal Theodore tidak banyak bicara, tapi sejak aku menyebutkan niatku untuk menceraikannya, dia menjadi semakin pendiam.

Terlebih lagi, meskipun warna wajahnya telah kembali sejak dia tidak lagi berbagi kekuatan hidupnya denganku, dia entah bagaimana terlihat pucat dan lelah. Seolah-olah dia telah melalui kesulitan yang tidak dapat aku lihat, menderita di suatu tempat yang tidak diketahui.

"Lily."

Saat aku hendak berbalik, Theodore memegang pergelangan tanganku. Dia tampak agak ragu-ragu.

Setelah ragu-ragu sejenak, dia akhirnya menemukan keberanian untuk berbicara.

"....Selamat ulang tahun."

"..."

...Terima kasih, jawabku terlambat, dengan suara yang sangat lembut.

Lalu, aku langsung berbalik.

Aku berjalan menjauhinya dengan langkah yang tidak cepat namun juga tidak lambat, tidak sekali pun menoleh ke belakang.


* * *

"Selamat ulang tahun, Nyonya!"

"Terima kasih, Charlotte."

Saat malam tiba, Charlotte memberiku ucapan selamat dan hadiah. Aku tersenyum dan membuka hadiah Charlotte. Di dalam bungkusan kecil itu tidak lain adalah sepasang sarung tangan renda. Jelas bahwa Charlotte yang membuatnya sendiri.

Rendanya menampilkan pola bunga Lily, dan pekerjaan halus seperti itu tidak mungkin dilakukan oleh sembarang orang. 

Aku berseru dengan kagum.

"Tanganmu benar-benar terampil, Charlotte."

"Hehe... terima kasih sanjungannya, Nyonya."

Terlebih lagi, sarung tangan itu sangat pas di tanganku. Tidak terlalu longgar, juga tidak terlalu ketat. Begitu lembut dan nyaman, rasanya seperti ada bulu yang menyelimuti tanganku.

"Apa anda suka?"

"Ya, sangat."

Aku merasa sangat bersyukur karena hal itu tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Sensasi hangat menyebar dari dadaku. Merupakan hal yang baik untuk menjalani hidup sampai sekarang, meskipun hidupku sangatlah buruk.

My Husband Hates Me, But He Lost His Memories (Book I)Where stories live. Discover now