第 41-1 章

1.2K 108 0
                                    

Di sana, sudah ada seorang pengunjung yang duduk di ruang tamu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di sana, sudah ada seorang pengunjung yang duduk di ruang tamu.

Ini merupakan pertama kalinya aku melihat dia, tetapi kesan pertamaku tentang dia adalah, dia merupakan seorang yang hangat dan lembut, seperti nenek desa.

Meskipun, dia mengenakan pakaian yang cukup mewah untuk dianggap sebagai nenek biasa di beberapa desa.

"Duchess Valentino, suatu kehormatan bisa bertemu dengan anda. Nama saya Cecil Pinerze."

"Pinerze... dari provinsi Alerze?"

"Benar. Saya sangat senang anda mengenali saya."

Saat kami berbicara, aku menyimpulkan bahwa tamu itu adalah ibu dari Baron Pinerze, yang merupakan penguasa wilayah Alerze.

Dia datang hari ini untuk mengajariku melukis.

Tidak lain adalah Theodore yang mengundangnya. Dia sudah merencanakan ini sejak seminggu yang lalu.

"... Kenapa saya tidak diberitahu sebelumnya?"

"Maaf Duchess, itu karena Tuan Duke ingin memberi kejutan untuk anda."

"......"

Aku ingin bertanya kenapa Theo perlu melakukannya, tetapi aku tidak mengatakan apa-apa karena aku berada di depan seorang tamu.

Dan aku masih harus bersandiwara menjadi 'pasangan yang baik' di depan orang lain, jadi aku berusaha untuk menarik sudut bibirku.

Tidak sulit untuk membuat senyuman yang terlihat alami. Ekspresi tanpa ketulusan jauh lebih mudah dibuat.

"Anda boleh memanggil saya Miss Pinerze, tapi sejujurnya, saya menggunakan nama yang berbeda sebagai pelukis."

"Ah... Jadi...?"

Kata-kata Cecil Pinerze membuatku bertanya-tanya, jadi aku bertanya. Dia tersenyum, menjawab seolah membisikkan sebuah rahasia.

"Nama samaran saya sebagai pelukis adalah, George Rennier."

Mataku melebar karena terkejut....

George Rennier adalah seorang pelukis terkenal, yang telah aktif selama dua dekade terhitung sampai sekarang. Dan juga merupakan pelukis dengan gaya lukisan favoritku.

Apa Theodore tahu tentang itu, mangkanya dia mengundangnya? ...Tapi bagaimana bisa?

'Aku tidak pernah membahas ini dengannya.'

...Aku memutuskan untuk mengesampingkan pertanyaan itu untuk sementara, dan memilih berfokus pada orang di depanku untuk sementara.

Jika aku benar-benar ingin tahu, maka aku perlu bertanya secara pribadi kepada Theodore nanti.

"Anda pasti terkejut ya. Pelukis 'George Rennier' kan dikenal sebagai seorang pria."

Cecil Pinerze mengatakan itu dengan senyum yang bermaksud baik. Seperti yang dikatakannya, George Rennier dikenal publik sebagai pelukis pria.

Aku juga mendengar bahwa dia muncul sebagai seorang pria di studionya dan di berbagai pameran.

Tapi identitas asli pelukis itu sebenarnya, adalah seorang wanita bangsawan yang memiliki kesan baik dan lembut seperti ini...

Astaga.... tentu saja aku tidak bisa menyembunyikan keterkejutanku.

"Seniman perempuan sangat sulit untuk sukses di bidang ini, sehingga banyak seniman perempuan yang menyamar sebagai saya. Saya hanyalah salah satu dari mereka."

Itu benar. Dalam bidang seni rupa—khususnya seni rupa yang dianggap eksklusif untuk seniman laki-laki—perempuan sulit menunjukkan bakatnya.

Orang tua akan menugaskan putri mereka kelas seni hanya untuk membangun pengetahuan budaya mereka, demi menjadi wanita baik di keluarga yang akan mereka nikahi. Dan itu tidak pernah digunakan untuk mengembangkan kemampuan artistiknya.

"Bahkan sampai sekarang, saya masih berpenampilan sebagai pria setiap kali saya terlibat dalam kegiatan sosial. Mungkin George Rennier akan dikenang sebagai artis pria selamanya."

"......"

Meskipun dia berbicara dengan senyum yang agak pahit, dia menahan diri dengan sikap bermartabat, yang menjadi usia dewasanya di senja hidupnya. Itu adalah jenis martabat yang hanya diperuntukkan bagi orang dewasa yang harus menyerah pada hal-hal yang tidak boleh mereka lakukan di masa mudanya, tetapi tidak mengunci diri dalam keputusasaan—melainkan memilih untuk hidup dalam kenyataan yang diberikan kepada mereka.

"Saya sangat terkejut mendengar kalau anda pandai dalam melukis, Duchess Valentino. Bolehkah saya melihat lukisan yang anda buat?"

"...Tentu saja, tapi itu tidak terlalu bagus. Saya hanya melukis sebagai hobi..."

Cecil Pinerze tertawa kecil, lalu membalasku.

"Pada satu waktu, banyak hal hebat di dunia ini dimulai hanya sebagai hobi seseorang."


* * *


Aku menunjukkan lukisanku kepada Cecil Pinerze, dan dia menyatakan kekagumannya terhadap lukisan itu.

Kemudian, situasinya berkembang secara alami, dan pelajaran melukis kami dimulai sebelum aku menyadarinya. Aku belajar banyak hal darinya.

Saat itu sekitar pukul lima sore ketika dia kembali ke rumah. Saat itulah aku mengetahui bahwa penyihir bernama Derrick memastikan bahwa perjalanan Cecil ke sana kemari akan nyaman.

Aku diberitahu bahwa pelajaran kami selanjutnya akan di lakukan tiga hari lagi. Cecil akan datang ke mansion Valentino setiap tiga hari untuk mengajariku.

Theodore yang merencanakan semua itu, terlihat tampak bangga saat aku bertemu dengannya.

"...Bagaimana kau bisa tahu?"

"Tentang apa?"

"Tentang Cecil Pinerze yang adalah George Rennier."

Theodore tersenyum dan menyisir rambutku yang berantakan, karena sedikit acak-acakan oleh angin.

Menggigit bibir bawahku, aku menahan keinginan untuk melepaskan tangannya.

"Kakek nenekku mensponsori dia sebagai pelindungnya sejak lama. Ada catatan tentang itu di buku keluarga Valentino, jadi aku kebetulan mengetahuinya."

"...Begitu ya."

Jika pada masa kakek-nenek Theodore, maka...

Mungkin karena Cecil mengingat hubungan yang dia miliki dengan mereka sejak lama , jadi dia tidak menolak permintaan Theodore karenanya, dan itu juga karena Cecil harus memikirkan Valentinos dengan penuh kasih sayang sebagai balas budi, mangkanya dia mau melakukannya.



-次-

.

.

Vote Please

.

Thankyou

My Husband Hates Me, But He Lost His Memories (Book I)Where stories live. Discover now