第 98-2 章

539 41 1
                                    

Zen bersifat ringan, sementara Theodore bersifat berat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Zen bersifat ringan, sementara Theodore bersifat berat. 

Baik dalam kepribadian maupun sikap, Theodore umumnya serius dalam segala hal, sedangkan Zen selalu berhasil menjaga rasa tenangnya dalam segala hal. Mereka berdua bagaikan air dan minyak, kecenderungan polarisasi keduanya menyulitkan mereka untuk bisa memahami satu sama lain.

"Lily? apa saya melakukan sesuatu yang salah?"

Zen bertanya sambil menatap Theodore untuk mencari isyarat. 

Aku menjawab dengan perasaan yang agak canggung.

"Bukan karena anda melakukan kesalahan... Hanya saja, kalian berdua sepertinya tidak cocok. Mungkin akan sulit bagi anda untuk bisa dekat denganya."

Mendengar itu, Zen terkulai seperti anak anjing yang basah. Aku tersenyum pahit dan menepuk punggungnya.

"Hmm, aura magis paling kuat terasa dari sini..."

Sage Philist Agung berkata sambil menyapu tembok pemakaman desa. Matanya, dengan semburat kebiruan, semakin dalam seolah sedang melamun. Aku melewatinya, mengamati sekeliling.

'....Benar, di sekitar sini. Di sini adalah tempat yang cocok untuk memicu keretakan.'

Jika aku adalah Owen, tentunya aku akan memilih tempat ini. Tidak ada saksi di sekitar sini, penduduk desa pun menikmati festival. Mereka tentunya tidak akan menyadarinya.

Aku menoleh ke kelompok dan berbicara.

"Pertama-tama, mari kita berpencar dan menyusuri makam..."

Namun saat itulah hal itu terjadi. Sensasi aneh menyelimutiku, dan tubuhku menegang tanpa sadar.

Rasa dingin merambat di punggungku. Rasanya seperti banyak mata yang menatapku.

'Tidak diragukan lagi, ini mirip dengan perasaan ketika..... Aku melihat roh kegelapan dalam ingatan Theodore—'

[ Lily! Awas! ]

Peringatan Somnia bergema di pikiranku. Di saat yang hampir bersamaan, Theodore menarikku ke dalam pelukannya.

Api biru cemerlang muncul di depan mataku. Seraphim raksasa berbentuk burung muncul, menyelimuti Theodore seolah melindunginya.

Sayangnya semuanya sudah terlambat, seperti yang kusadari beberapa saat kemudian.

"Theodore, lenganmu..."

Sepertinya ada sesuatu yang menggigit lengan Theodore. Energi jahat terpancar dari tanda gelap itu. Menyaksikan itu, hatiku tenggelam.

"Tidak apa-apa. Jangan khawatir ."

Theodore menurunkan mantelnya untuk menyembunyikan lengannya dan meyakinkanku. Aku yang masih khawatir bertanya lagi.

"Kau yakin tidak apa-apa? Luka itu..."

"Astaga, yang benar saja... Apakah ini roh kegelapan?" Sage Philist bergumam di dekatnya.

Aku menoleh ke arah itu. Roh kegelapan, yang telah menggigit lengan Theodore, kini entah bagaimana dapat ditundukkan oleh Philist.

Kemunculan roh kegelapan tidak jauh berbeda dari apa yang kulihat dalam ingatan Theodore. Suatu bentuk yang aneh dengan wajah yang tak terhitung jumlahnya mengambang di lumpur.

Namun, entah kenapa... ada perasaan bahwa ukurannya semakin besar. Kuharap ini hanya imajinasiku...

[ Dia telah menyerap jiwa lain lagi. ]

'.....Apa?'

Aku berseru kaget mendengar kata-kata Somnia. Jawabannya melebihi keterkejutan, bahkan memberikan sensasi mual.

[ Lima puluh orang... tidak, sekitar seratus? Dia telah melahap jiwa orang yang meninggal dan menjadi lebih kuat. ]

".....!"

Aku segera menutup mulutku. Perutku mual, dan tubuhku gemetar.... yang benar saja, kurang dari beberapa bulan? Dalam waktu singkat itu, apakah keluarga Everett telah membunuh seratus orang lagi?

'Ini gila. Bagaimana bisa mereka..... para bajingan itu harus di hukum!'

[ Berhati-hatilah, Lily. Kalau kita tidak segera melumpuhkannya, keretakan akan terbuka di sekitar sini. ]

'...Benar.'

Peringatan Somnia membantuku mendapatkan kembali ketenangan dalam pikiranku yang kacau. Aku mengepalkan tanganku erat-erat, mengertakkan gigi. 

Menekan rasa jijikku, aku mendekati roh kegelapan.

Sihir Philist menahannya, tapi sepertinya dia bisa lepas kapan saja. Roh kegelapan telah menjadi entitas yang berbahaya. Jika kami membiarkannya seperti ini... keluarga Everett akan menggunakan lebih banyak jiwa untuk mengembangkan makhluk aneh ini.

"Mungkin ada penyihir Owen di dekat sini, dan sedang mengamati situasinya sekarang. Tapi kalau kita mengganggu roh kegelapan, dia mungkin akan menampakkan dirinya. Peran kita adalah menangkap penyihir itu ketika saatnya tiba."

"Tentu saja, saya belum lupa hal itu, Lily."

Saat Zen mengangguk dengan sungguh-sungguh, Philist dan Theodore juga mengangguk setuju. Lengan Theodore yang terluka masih memancarkan energi gelap. Menyaksikan pemandangan itu, kegelisahan merayapi hatiku. Kalau luka itu tidak bisa disembuhkan...

"....."

[ Jangan khawatir, Lily. Begitu kita menaklukkan roh kegelapan, kita bisa menemukan caranya. Ayo fokus dulu pada apa yang saat ini harus dilakukan. ]

'...Kau benar. Mari fokus pada apa yang perlu dilakukan sekarang.'

Aku dengan tegas mengumpulkan tekadku dan membawa Somnia kembali ke dunia nyata. Bentuk halus Somnia, menyerupai langit malam yang dihiasi bintang-bintang, terbentang luas di ruang kosong.

[ Lily, kalau ini terlalu berat untukmu, katakan padaku. Kau tidak harus menangani semuanya. ]

'Tidak apa-apa. Ayo kita mulai.'

Desahan lembut, seolah bergema. Somnia yang berkilauan seperti sutra, melingkari diriku dan roh kegelapan.

Bersamaan dengan itu, jeritan penderitaan lebih dari seribu orang menembus pikiranku.

'Selamatkan aku!'

'Aaah!'

'Sakit, sakit.'

'Ugh, Ibu...!'

'Tolong, selamatkan aku...!'



-次-

.

.

Vote Please

.

Thankyou

My Husband Hates Me, But He Lost His Memories (Book I)Where stories live. Discover now