✾ Novel Terjemahan Korea ✾ BOOK I
Author(s) :
Sisse
시세
# sebagian terjemahan diedit dengan kata-kata sendiri #
Suamiku melakukan pernikahan di luar kehendaknya, dan dia membenciku.
Aku hanya hidup setiap hari seolah-olah aku sudah mati, menunggu ha...
Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.
Suamiku pulang ke rumah dengan cedera kepala yang serius.
Aku tahu dia tidak akan suka jika aku pergi menemuinya. Meski begitu, karena aku adalah istrinya, aku menguatkan sarafku dan memasuki kamarnya.
'...Aroma obat.'
Kamarnya biasanya memiliki aroma hutan yang lembut, tetapi sekarang berbau obat yang pahit. Dokter yang bertanggung jawab sepertinya sudah memberinya obat yang tepat.
"Ah, Yang Mulia ada di sini."
Saat aku berdiri di ambang pintu, dokter menemukanku.
Dari sikapnya yang santai, sepertinya kondisi suamiku tidak parah.
Yah, itu tidak seperti yang kupikirkan dia dalam kondisi serius ...
'Karena dia orang yang sangat kuat.'
Suamiku berada di balik tirai tempat tidur kanopi, jadi dia tersembunyi dari pandanganku.
Aku ragu-ragu untuk mendekat ke tempat tidur, dan ketika dokter melihat itu, dia mengangkat alisnya dan mulai menjelaskan.
"Ketika Yang Mulia tiba, dia mengeluarkan banyak darah, tetapi sekarang semuanya baik-baik saja. Yang Mulia sangat tangguh."
"Begitu ya..."
Aku meremas kedua tanganku saat aku menjawab dengan suara setenang suara nyamuk.
Suamiku: Theodore Valentino, adalah keturunan dari pahlawan mitos. Dan karena itu, dia memiliki kemampuan fisik dan ketahanan yang melampaui batas manusia normal.
Aku terkejut ketika pertama kali mendengar bahwa dia terluka parah. Dia telah pergi ke medan perang di dekat celah besar tempat monster iblis berhamburan, tapi...sepertinya kekhawatiranku sia-sia.
'Meski begitu, dia perlu istirahat dengan baik, jadi akan lebih baik jika aku pergi dengan cepat.'
Dengan tanganku masih tergenggam gugup, aku bergegas kembali.
Dokter yang melihatku, bangkit dari tempat duduknya, lalu bertanya kepadaku. "Apa Anda sudah mau pergi, Yang Mulia?"
"Um, ya."
"Apa Anda tidak ingin melihat Tuan Duke lebih dulu?"
"......"
Dokter ini... Kalau dipikir-pikir, mereka menyebut dia seorang dokter dari militer. Aku rasa dia tidak tahu situasinya karena dia bukan dari sini.
"Dengan saya tidak melihatnya, itu akan lebih membantu Duke. Kalau begitu, saya permisi sekarang..."
