第 4 章

1.8K 148 2
                                    


Orang yang membanting pintu terbuka tidak lain adalah Owen

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Orang yang membanting pintu terbuka tidak lain adalah Owen. Dia memandang Hessen yang mencengkeram kerahku, dan dia berbicara dengan suara dingin.

"Hessen Everett, lepaskan tanganmu sekarang juga."

"... Kakakku yang terhormat, apa yang membawamu ke sini? Aku kira kau di sini untuk mengikat si idiot ini."

Hessen melepaskan kerahku. 

Sambil memperhatikan tatapan di antara kedua pria itu, aku menyesap teh hangatku. Tanganku yang memegang cangkir teh bergetar sedikit.

"Aku perlu bicara dengan Lily tentang sesuatu. Kau harus pergi. "

"Kenapa? Apa itu sesuatu yang tidak boleh aku dengar? Kenapa kau tidak mengatakannya sekarang saja saat aku disini? Tidak ada yang disembunyikan di antara saudara kandung."

Owen menatap Hessen dengan tatapan lelah, lalu menghela nafas pelan. Dia mengacak-acak rambut biru-peraknya sekali, lalu dia datang untuk meraih lengan Hessen.

"Pergilah."

"Aku tidak mau."

"Apa aku harus memaksamu untuk keluar? Pergi selagi aku masih memintamu dengan baik, Hessen."

"Hah, sayangnya aku tidak mau. Apa kau tuli? Biarkan aku mendengar apa yang ingin kau katakan pada makhluk idiot itu. Kenapa? Apa aku tidak bisa? Apa kau mencoba menyembunyikan sesuatu dariku?"

Suasana menjadi semakin panas karena ejekan Hessen. 

Mata Owen menjadi gelap saat kekuatan tak menyenangkan muncul darinya. Itu adalah Frigga, roh es yang telah menandatangani kontrak dengan Owen. Dalam sekejap, es dingin mulai terbentuk di lantai dan udara dipenuhi dengan embun beku.

"Selagi aku masih mengatakannya dengan baik."

"......"

"Keluarlah."

Aku melihat bahu Hessen bergetar. Hessen juga memiliki roh yang menandatangani kontrak dengannya, tetapi kekuatannya tidak seberapa dibandingkan dengan Owen.

Mungkin karena merasa terhina, Hessen menggertakkan giginya. Dia masih sangat gigih, tapi dia tidak lagi memprotes. Yang dia lakukan akhirnya adalah melepaskan tangan Owen dengan kasar.

"Kau—lihat nanti."

Hessen meninggalkan ancaman untukku sebelum dia menuju ke pintu, praktis menghentakkan kakinya. Aku hanya menatap cangkir tehku dengan tatapan kosong.

Ketika Hessen pergi dan membanting pintu hingga tertutup, Owen duduk di depanku.

"Lily Everett."

"Iya, kakak."

Aku menjawab secara otomatis dan menangkat kepala. Ketika tatapanku tertuju padanya, aku melihat wajah Owen masih tanpa ekspresi seperti biasanya. Saat aku melakukan kontak mata dengannya, ada senyum lembut di bibirku. Aku merasa seperti anjing yang terlatih.

My Husband Hates Me, But He Lost His Memories (Book I)Where stories live. Discover now