第 51-2 章

1.2K 115 4
                                    

"Yang Mulia, Duke Valentino, mengapa saya harus mempermainkan anda? Untuk apa?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Yang Mulia, Duke Valentino, mengapa saya harus mempermainkan anda? Untuk apa?"

"Tentu saja untuk keluarga Everett."

Kata-katanya hanya membuatku tertawa. Theodore Valentino buta. Bahkan setelah tinggal bersamaku selama satu setengah tahun, dia masih belum menyadari apapun. Apa karena aku berakting terlalu baik, berpura-pura menjadi boneka pendiam?

"Apa kau... gila? Aku sedang serius sekarang."

Theodore bertanya dengan suara marah. Jawabku dengan tawa yang terputus-putus sambil memegangi perutku.

"Aku merasa kasihan padamu. Sekarang kau baru sadar kalau kau sudah menikah dengan wanita gila."

"...Apa yang salah denganmu?"

"Apa yang salah denganku? ini adalah aku yang sebenarnya. Dengar, Yang Mulia, Duke Valentino. Aku hanya akan mengatakan ini sekali. Aku sudah lama membenci bajingan-bajingan dari Everett itu. Kalau aku bisa menghancurkan iblis-iblis itu dengan tanganku sendiri, aku tidak akan punya penyesalan dalam hidup ini. Terutama Owen, bajingan yang kejam itu. Aku tidak akan pernah bisa memaafkannya."

Saat aku menyebutkan Everett, kebencian selalu meresap ke dalam suaraku. Dendam lama menempel di hatiku seperti sesuatu yang lengket. Dendam ini tidak akan pernah hilang kecuali aku membunuh mereka.

"Kau salah kalau berpikir aku akan melakukan apa saja untuk Everett. Bahwa aku adalah pelayan setia mereka."

"......."

"Kenapa kau tidak pernah mendengarkanku? Aku sudah berkali-kali ingin memberitahumu. Kau selalu berpaling dariku dan membenciku. Bahkan jika kau benar-benar membenciku, kau setidaknya harus tahu  betapa aku membenci para bajingan itu!"

Aku berteriak karena marah. Theodore hanya menatapku dengan tatapan kosong. Rasanya seperti melihat sesuatu yang sama sekali asing.

...Tentu saja dia akan berekasi seperti ini. Aku tidak pernah sepenuhnya mengungkapkan diriku kepadanya selama ini.

"Apa kau mendengarnya? Apa ajudan atau ksatriamu itu memberi tahumu? Bahwa Lennon Chester mencoba memperkosaku belum lama ini."

"...Apa katamu..."

Theodore tampak benar-benar terkejut. Dia menegang karena terkejut, kelopak matanya bergetar.

Aku membuat resolusi dengan senyuman saat itu di rumah kaca hari itu. Tidak ada lagi keraguan, tidak ada lagi persembunyian. Aku akan menginjak-injak dan membunuh bagian dari diriku yang takut akan apa yang akan terjadi jika aku dibenci oleh orang ini.

"Lalu kau membakar separuh wajahnya. Kau tidak ingat itu?"

"......."

"Persidangan telah dilakukan, kau bisa mendengarnya secara detail melalui ajudanmu. Kau akan diberi jawaban yang cukup kalau kau bertanya kepada orang lain."

"......."

"Dan terakhir, biar kukatakan padamu, aku tidak pernah 'mempermainkanmu'. Aku bahkan tidak pernah berpikir untuk melakukan hal seperti itu. Kau adalah orang yang mendekatiku lebih dulu, bahkan ketika aku tidak melakukan apa-apa."

Saat aku selesai berbicara, aku memunggungi dia dengan wajah dingin. Aku hendak pergi ke kamar mandi ketika Theodore meraih pergelangan tanganku. Aku mengertakkan gigi dan mencoba melepaskannya, tapi kali ini dia meraih bahuku dengan kedua tangannya.

"Apa yang terjadi? Bajingan sialan itu...!"

Wajahnya ternoda oleh keterkejutan dan kemarahan. Selain keterkejutan, apa maksud dari kemarahan ini?

Oh, apakah rasa keadilan Yang Mulia Duke Valentino yang kuat muncul karena kekejaman Lennon Chester?

Aku menyeringai. Aku berhenti mengalihkan pandanganku darinya dan menatap lurus ke arahnya.

"Apa kau tahu? ...Itu bukan pertama kalinya bajingan itu mencoba memperkosaku."

"...Apa..."

"Sejak aku berada di kediaman Everett, dia selalu berusaha menlakukannya, memastikan pintu kamarku terkunci, mencoba memikatku ke tempat di mana tidak ada orang lain..."

"......."

"... Dia sudah seperti itu sejak saat itu. Tapi... Lennon Chester si bajingan sial itu, dia adalah pasangan pernikahan kembali terbaikku, katanya? Apa kau bisa membayangkan betapa mengerikannya itu untukku?"

Air mata mengalir dari amarah yang terus mendidih. Bersamaan dengan kebencian yang telah aku tanggung pada tahun-tahun yang menyakitkan itu. Aku berjuang untuk tersenyum dan berbicara dengan tenang.

"... Sekarang kau tahu kan? betapa aku... sangat ingin membunuh bajingan itu?"

"......."

Orang-orang hanya melihat sisi yang ingin mereka lihat pada orang lain, dan mereka memantapkan gambaran itu dalam pikiran mereka.

Theodore Valentino melakukan itu padaku.

Dan sekarang, aku telah menghancurkan citra palsu itu.

Sekarang kau perlu tahu, orang seperti apa Lily Everett itu?

Aku meletakkan kedua tanganku di pergelangan tangannya yang memegang bahuku. Saat itu, Theodore kaget dan bulu matanya bergetar. Matanya menatapku yang bergoyang seperti lilin tertiup angin.

Tersenyum seperti hari musim semi, aku bertanya dengan berbisik.

"Kau tahu itu kan? Kalau aku memiliki perasaan untukmu."



-次-

.

.

Vote Please

.

Thankyou

My Husband Hates Me, But He Lost His Memories (Book I)Where stories live. Discover now