第 50-1 章

1.5K 131 4
                                    

Sambil menuangkan secangkir teh hangat untukku, Charlotte bertanya dengan cemas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sambil menuangkan secangkir teh hangat untukku, Charlotte bertanya dengan cemas.

"Nyonya, apa anda baik-baik saja...?"

"Aku baik-baik saja. Tidak apa-apa, jagan khawatir Charlotte."

Aku terkejut saat itu terjadi, tapi aku benar-benar baik-baik saja sekarang.

Miss Seymour ditangkap oleh pelayannya dan segera dikunci di kamarnya.

Sepanjang jalan dia diseret kembali ke sana, dia tertawa dan berteriak seperti orang gila.

Kemudian, dokter keluarga masuk ke kamarnya untuk memeriksa kondisinya, tetapi aku hanya mendengar bahwa dia hampir terbentur vas keramik di kepala, dan itulah yang mendorongnya untuk melarikan diri.

Orang-orang berbisik di antara mereka sendiri dan menyetujui satu kesimpulan.

'Miss Seymour sudah gila!'

... Mungkin dia benar-benar gila, atau mungkin dia hanya berpura-pura gila.

Dalam perspektifku, yang terakhir tampaknya lebih mungkin, karena Miss Seymour bukanlah orang yang mudah dipatahkan.

Dia telah mendedikasikan bertahun-tahun hidupnya sebagai 'penatua Valentino'. Seorang wanita dengan begitu banyak keuletan seperti dia tidak akan dengan mudah melepaskan apa yang telah dia bangun sampai sekarang.

Jadi, pertanyaannya adalah: apa alasan Miss Seymour berpura-pura gila?

'Apa sebenarnya yang dia dan Theodore bicarakan?'

Setelah diskusi mereka, Miss Seymour mulai bertingkah aneh.

Tapi, ini bukan waktunya untuk bertanya pada Theodore.

'Aku akan bertanya saat dia kembali.'

Setelah menyeruput teh hangat, aku berbaring dan membenamkan diri di sofa empuk tempatku duduk.

Kemudian, sambil memejamkan mata dengan tenang, aku tiba-tiba teringat akan jimat hitam dan ungu yang dilemparkan Miss Seymour kepadaku.

"......"

Mungkin dia melakukan itu hanya untuk menyinggung perasaanku. Atau mungkin dia benar-benar mengutukku dari lubuk hatinya.

Dari semua orang, miss Seymour pastilah orang yang paling mengharapkan kematianku.

'Jika kematianku yang dia inginkan ...'

Selama aku tinggal di kediaman Everett, ada banyak kejadian di mana aku ingin mati. Tapi, aku tidak memiliki keberanian untuk mengakhiri hidupku.

Mungkin karena sampai saat itu, aku masih ingin hidup.

Dan saat ini, aku tidak merasa ingin mengambil hidupku sendiri, sungguh. Aku tidak perlu melakukan itu.

Tanpa mengetahui bagaimana sisa hidupku akan berlanjut, aku merasa diriku mengalah pada kebiasaan putus asa.

Aku tidak cemas.

Akhir ceritaku terlalu jelas.

* * *

Keributan yang di sebabkan Miss Seymour, akhirnya mereda. Mereka melanjutkan mendekorasi Pohon Asal dengan jimat simpul yang telah mereka selesaikan.

Lalu, Theodore kembali dua minggu kemudian. Itu terjadi pada hari biasa di musim gugur, ketika suhu sudah turun tajam di pertengahan September.

Suara tapak kuda di atas daun-daun yang jatuh bergema di seluruh halaman depan satu demi satu. Aku keluar dari manor bersama dengan Charlotte.

Tentu saja, tepat bagiku untuk menyapa Theodore dan para ksatria yang telah kembali dari pertempuran. Akan ada perjamuan besar untuk merayakan kembalinya para ksatria, dan itu akan berlangsung dari hari ini sampai besok.

Aku mendengar bahwa tidak ada ksatria yang terluka parah, dan tidak ada kematian di antara mereka. Itu sangat melegakan.

Tapi masalahnya terletak pada Theodore. Dia sepertinya mengalami cedera kepala lagi kali ini. Sepertinya cederanya tidak sebesar yang terakhir kali, tetapi aku bahkan berpikir dia harus meningkatkan detail pertahanannya karena ini adalah kedua kalinya dia mengalami cedera seperti itu.

Meski begitu, sepertinya hampir semua dari mereka telah pulih dari pertempuran, dan sepertinya mereka berbicara satu sama lain dengan cukup baik.

Dari barisan depan, siluet Theodore semakin dekat dan semakin dekat hingga dia terlihat jelas di pandanganku. Mengikuti di belakangnya adalah para ksatria lainnya.

Berkat kemenangan mereka, para ksatria tampak bersemangat.

Namun, saat mereka melihatku, ekspresi beberapa ksatria—termasuk kapten ksatria—menjadi aneh.

Sepertinya ada yang salah...

Mereka menatapku dengan prihatin.

'...Kenapa'

Saat aku bingung, pikiranku berputar dengan begitu banyak pertanyaan.

Kemudian, ketika Theodore akhirnya mendekatiku dan aku bertemu muka dengannya, aku menyadari alasannya.

Petir seolah-olah menyambarku saat itu juga.

Thump-

Hatiku jatuh.

Pikiranku menjadi kosong dalam sekejap.

Buk, Buk—

Jantungku berdebar keras. Keringat dingin menetes di satu sisi dahiku.

Telingaku berdenging. Aku tidak bisa mendengar apa-apa lagi.

Setelah perlahan turun dari kuda perangnya, Theodore menatapku dengan kedengkian.

Tatapannya sangat dingin.

Ekspresinya sedingin gletser.

Itu adalah pemandangan yang akrab bagiku.

"...Ah."

Dengan hampa, aku berhasil mengucapkan hanya satu suku kata itu.

... Ya, aku mengerti sekarang.

Pada akhirnya-

'Ingatannya kembali.'

Dan dia pasti telah melupakan waktu yang berlalu selama periode ingatannya hilang.



-次-

.

.

Vote Please

.

Thankyou

My Husband Hates Me, But He Lost His Memories (Book I)Where stories live. Discover now