第 96-2 章

664 36 0
                                    

"

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"....Saya sudah memutuskan. Saya akan..."

Setelah beberapa menit berlalu, Margaret angkat bicara. Mata Margaret, yang menatap kami, memiliki kilatan aneh karena suatu alasan.

"Saya akan pergi bersama anda berdua."


***

Dengan demikian, Margaret secara resmi menjadi milik Theodore dan lingkunganku.

Margaret sepenuhnya memutuskan siapa yang akan dia ikuti setelah perceraian kami.

"Angin semakin dingin. Akan lebih baik jika kita segera masuk ke dalam..."

Kembali ke Mansion Valentino dan mempercayakan Margaret ke Charlotte, aku berjalan-jalan di taman sebentar.

Kemudian, aku menemukan pohon pagoda yang sudah tua. Aku menghentikan langkahku dan menatap pohon itu kosong. 

Theodore mencoba berbicara kepadaku dengan gelisah. Sikapnya sama asingnya dengan bayi yang baru lahir, tapi aku tidak pernah terbiasa dengan hal itu tidak peduli seberapa sering aku mengalaminya.

Aku bertanya,

"...Waktu itu, kau menangis saat melihat pohon ini."

"....."

"Kenapa kau menangis?"

Itu bukanlah rasa ingin tahu yang muncul begitu saja. Aku telah melihat kerentanan dalam dirinya untuk pertama kalinya pada saat itu, dan aku menjadi penasaran sejak saat itu. 

Cerita apa yang tersembunyi di balik pohon ini?

Saat angin dingin bertiup semakin kencang, Theodore mendekat ke arahku seolah ingin melindungiku. Setelah hening beberapa saat, dia mengerutkan keningnya dan membuka mulutnya.

"Pohon ini ditanam oleh kakakku. ...Waktu aku kecil, hubunganku dengannya tidak begitu baik. Tapi setiap musim panas, saat bunga putih bermekaran di pohon ini, kami biasa menikmati dengan menontonnya bersama dan tertawa tanpa rasa khawatir."

...Kalau dipikir-pikir, bunga pohon pagoda berwarna putih. Aku menyadari bahwa aku belum pernah melihat pohon ini mekar. Apakah bunganya berhenti berbunga seiring bertambahnya usia? Atauaku yang tidak sadar?

"...Itulah alasannya. Karena setiap kali aku melihat pohon ini, aku selalu teringat padanya."

Theodore berkedip dan mengalihkan pandangannya. Kesedihan tertanam di mata birunya yang tersembunyi di bawah alis hitamnya yang panjang.

Kesedihan yang hanya bisa dia pahami sepenuhnya, dan sesuatu yang tidak kuketahui sebagai orang asing.

"...Ini pertama kalinya aku mendengar cerita pribadi darimu."

My Husband Hates Me, But He Lost His Memories (Book I)Onde histórias criam vida. Descubra agora