🚨 this works has been labeled with mature sign, some parts of the story contains mature scenes. do not cross your line, BE WISE.
"I wont give up on us, Didi."
Nadira Shahnaz memandang nanar pada pria yang memohon didepannya. Lelaki yang ia kenal t...
"Jennie liat di simpang arah ke rumahnya ada iklan LED billboard ucapan happy anniversary dari Radit buat lo." Acha menjelaskan. "Jangan lupa ada di arah rumah lo juga, Cha. Terus nggak cuma satu!" Jennie kembali menyela.
"Iya, arah rumah gue juga, arah Mall juga." Tambah Acha.
Shahnaz melongo ditempatnya. Ucapan Acha dan Jennie membuatnya bungkam. Apa katanya?!
"Kalian salah liat kali." Shahnaz mengelak. Sejujurnya ia tidak tahu apa-apa. Tetapi masa iya Radit melakukan hal itu?
"Lo liat doong gue sampe fotoin tuh masa iya gue salah liat!" Jennie menggeram kesal karena ucapannya tidak dipercayai. "Makanya gue mau nungguin Dimitri ajalah, jelas turunan Radit. Duit aman, setia kayaknya pasti bucin mampus. Salah sendiri gue mau jadi pelakor kan lo ga ijinin."
"YEE SAMA ANAK GUE JUGA GA GUE RESTUIN!"
"Jangan gitu, Naz, lo sendiri paling tau rasanya disetujuin ga enak. Jangan kejam-kejam lah." Acha menggoda Shahnaz.
"INI BEDA! ACHA DIEM GA LO!"
Acha kembali tergelak sebelum berkata serius. "Naz kayaknya lo beneran belum tau ya? Banyak lho billboardnya udah macem mau nyaleg aje. Dijalan ke rumah gue, rumah Jennie, jalan ke Mall, arah kantor juga. Gitu amat Radit pengen flexing kalian anniversary. Ck ck. Padahal orangnya juga ga ada di sini."
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Shahnaz duduk di tepi ranjang, memandangi suaminya yang masin tertidur nyenyak.
Tangannya merayap dan menangkup wajah suaminya, mengecup lembut pipi Radit seraya berbisik di telinganya. "Happy anniversary, Mas." Shahnaz beralih pada kening pria itu, mengecup sekali lagi. "Semoga kamu, aku, bisa terus sama-sama untuk waktu yang lama dan bahagia."
Radit mengerjapkan matanya, tersenyum melihat Shahnaz menunggunya. Pria itu merengangkan tangan meminta Shahnaz masuk dalam pelukannya. kemudian memeluk pinggang Shahnaz untuk rebah di dadanya.
"Mas, kamu kan udah dapet aku dateng kesini sebagai kado. Nah, kadoku mana?" Tanya Shahnaz usil.
Radit mengangkat satu alisnya, "Emang saya disini juga nggak bisa diitung sebagai kado? Curang." Pria itu pura-pura merajuk.
Shahnaz memutar bola matanya malas. "Apasih?!"
Radit terkekeh. "Harusnya kamu udah liat kado buat kamu, tapi nggak sangka kamu susul kesini, jadi kado saya percuma. Tapi gapapa udah saya ganti. Kamu belum lihat ya, kayaknya?"
Mendengar itu Shahnaz tersenyum haru, setengah dirinya ingin menangis. Sebenarnya ia hanya ingin memancing Radit saja, dan jawaban Radit semakin meyakinkan Shahnaz bahwa info dari Acha dan Jennie itu valid tentang beberapa LED billboard yang dipasang suaminya. Tapi untuk gantinya.. Apa?
Membaca kebingungan yang tidak diutarakan istrinya secara langsung, Radit bangun dari tidurnya. Pria itu meminta Shahnaz membuka aplikasi sosial media apapun itu.
Tanpa disangka, ketika Shahnaz membuka instagram dari laman berandanya langsung muncul iklan yang berisi fotonya dan Radit dengan tulisan 'Happy anniversary' ditengah-tengah foto tersebut.
Ini gila.. Shahnaz menutup mulutnya, menggeleng tidak percaya. "Jennie bener, kamu gila!"
"Lho kamu udah tau ya?"
Shahnaz meringis. "Pasti budgetnya gede. Duh, Mas.. Pantes aja Jennie minta nunggu Dimitri gede."
"Jangan dikasih!"
"Aku belum gila!"
Mereka berdua tergelak bersama.
"Itu nggak ada apa-apanya, bahagia saya sama kamu lebih dari apapun. Saya malah ngerasa kurang."
"Jangan gila kamu segala bilang kurang! Ini aja udah dimana-mana banget, kurang apanya!"
Radit hanya tersenyum seraya mengangkat bahunya acuh. Tetapi setelah itu Shahnaz menghambur ke pelukan suaminya. Menyerukkan wajah di dada Radit dan menunaikan niatnya untuk menangis, bahkan sedikit lebih keras.
Radit biasanya tidak suka Shahnaz menangis tapi biarlah kali ini ia tidak cemas karena tahu ini adalah tangis bahagia istrinya. Pria itu mengusap kepala istrinya dengan sabar, sesekali mengecupi puncak kepala Shahnaz. "Padahal saya kira rencana saya gagal. Tetep aja kamu nangis haru begini."
Shahnaz menggeleng. "Kamu nggak pernah gagal. Kamu nggak pernah gagal bikin aku bahagia. Makasih, Mas."
"Ini diluar rencana saya sebenarnya. Kamu datang kesini benar-benar nggak ada dalam perhitungan saya." Radit menjelaskan. "Saya tadinya udah pasang sekitaran rumah Jennie, Acha, Mall, kantor, rumah Mami, rumah kita. Tempat yang saya kira kamu bakal ngabisin waktu disana selama saya nggak ada di hari anniversary kita. Saya cuma mikir kamu pasti kesepian pas saya nggak ada. Jadi saya pengen kamu tau bahwa kamu nggak sendiri. Saya akan ada dimana kamu memikirkan saya. Saya akan ada dimanapun kamu ada."
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
EH LOH KOK KETEMU LAGI YA KITA DI WORKS INI?? HEHEEHE
ya maaf ya kalo bosen atau gimana soalnya draft mereka tuh masih ada beberapa suka sayang kalo dihapus jadi suka nekat di upload hehehehe. Tapi ini terakhir kok! (semoga ya.)
Eniwei buat gambaran kurang lebih begini iklan yang dipasang mas Radit.
Inspirasi dari couple thailand fav aku yang beberapa tahun lalu pas valentine cowoknya pasang billboard LED begini! xixi
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.